TUJUH BELAS

2.5K 186 12
                                    

HAPPY READING

🍀☘️🍀☘️🍀


********

Jemari Abil mengelus lembut kedua sisi pipi chubby milik Alina, pria itu tersenyum. Senyuman yang hanya ia perlihatkan pada seseorang yang amat ia sayangi misalnya gadis tambun dihadapannya saat ini.

"Beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita, walau aku masih tak mengerti kamu meninggalkan ku karena apa. Tapi aku minta pada kamu, beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita seperti dulu" ucap Abil lembut tanpa memutuskan pandangannya satu sama lain.

Alina terkejut, kalo diperbolehkan hatinya berbicara ia pasti akan bilang iya atau mengangguk dengan cepat tanpa harus berfikir lagi. Tapi logikanya lagi-lagi menentang semua pikiran itu.

"Aku beri kamu waktu Lin. Aku ngga maksa kamu untuk jawab sekarang" ucap lembut Abil dihadapannya gadis itu.

Alina memejamkan matanya ketika pria yang ada dihadapannya itu mencium kening dalam. Satu tetes airmata keluar dari matanya, hatinya sungguh merasa hangat.

Hati dengan logikanya sedang berperang saat ini, dengan cepat ia menenggelamkan wajahnya didada bidang pria yang sudah sempat menjadi tempatnya bersandar.

Abil tersenyum menerima pelukannya gadis yang ia cintai mengusap beberapa kali punggung gadis itu dengan lembut, ingin sekali ia bertanya tentang apa yang dipikirkan oleh Alina tetapi ia selalu mengurungkan niatnya itu.

Ia lebih memilih diam sampai pada waktunya gadis itu sendiri yang memberi tahukan pada dirinya.

"Udah aahh.. ngga boleh nangis, kan aku ngga maksa kamu buat Nerima aku tapi aku ngga Nerima penolak sih" ucap Abil sambil terkekeh Alina masih dalam dekapan pria itu. Gadis itu mencubit pelan pinggang Abil sampai pria itu berpura-pura mengadu kesakitan lalu terkekeh kembali.

Abil menangkup kedua pipi chubby Alina, ia memandangi wajah bulan nan cantik itu sambil tersenyum hangat pada Alina yang juga saat ini menatapnya juga.

"Mata ini" ucapnya dengan kedua ibu jari pria itu menyentuh kedua mata gadis itu hingga Alina harus memejamkan kedua matanya.

"Mata ini ngga boleh lagi ngeluarin airmata kecuali airmata kebahagiaan" ucap Abil lembut dan beralih ketempat lain.

"Dan, bibir ini" kedua ibu jari Abil sudah ada dibibir tebal kecil gadis itu mengelus lembut dengan kedua ibu jarinya menatap kedua manik mata wanita yang ia cintai.

"Bibir ini hanya boleh tersenyum, tertawa kebahagiaan. Tidak boleh untuk cemberut tersenyumlah, seperti ini" lanjut Abil sambil kedua ibu jarinya membentuk senyuman dibibir Alina.

"Seperti itu" ucapnya sambil menatap mata indah gadis itu.

Keduanya hanyut dalam debaran jantung masing-masing yang saat ini mereka rasakan.

"I love you" ucap Abil tanya suara tepat didepan wajah gadis itu.

Bukannya menjawab pernyataan Abil, Alina gadis itu malah menundukkan wajahnya tak berani menatap kembali kearah pria tampan yang ada dihadapannya saat ini.

"Jangan menunduk, lihatlah kedepan beranilah untuk menatap dunia yang kadang tak bersahabat" ucap Abil sambil memegangi daku Alina.

Alina, gadis tambun itu tak bisa berkata-kata lagi. Didalam sana ingin sekali ia menyatakan semua apapun yang ia rasakan pada pria itu. Tetapi lagi-lagi sebagian dirinya menolak yang membuatnya kembali mengurungkan perasaan itu.

"Ingatlah satu hal" ucap Abil kembali.

"Aku akan selalu ada disisi mu, berbalik-lah ketika kamu sudah tidak kuat menopang beban yang kamu rasakan. Disana, kamu akan menemukan ku menunggumu untuk melihat kearah ku" sambung Abil lembut dengan tatapan penuh cinta pada wanita yang ada dihadapannya sekarang.



















































TBC

HAI🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙈🙈🙈🙈🙈🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️

Maafkan daku baru muncul.

Aku kabur dulu takut d'amuk masa 🏃🚴🚴🚴

Moga suka
Salam hangat
Sing_ki😘

RASA YANG SAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang