HAPPY READING
🍁🍁🍁🍁🍁
********
Alina masih mematung dengan aksi yang dilakukan oleh pria tampan yang saat ini duduk disampingnya yang dengan lancang memakan satu suap baso yang tadinya berniat ia masuki kedalam mulutnya siapa sangka bahwa pria itu memegang tangan gadis itu dan mengarahkan sendok berisi satu pentol baso itu memasuki mulut pria tampan yang saat ini sedang mengunyah sambil terus memandang gadis Tambun yang masih ceok atas aksi yang ia lakukan.
Bukan hanya Alina yang terkejut, kedua teman gadis itu pun Sam terkejut apa lagi aksi yang dilakukan senior tampannya itu diluar dugaan, Ajurah gadis itu sampe menjatuhkan sendok nya yang tadi ia pegang sampai jatuh kedalam mangkuk mie ayamnya lagi.
Sementara di sekeliling kantin itu pun tak luput dari aksi Abil, mereka masih menerka-nerka ada hubungan apa diantara mereka berdua atau jangan-jangan gadis itu adalah pacar dari pria tampan itu. Banyak bisik-bisik tetangga saat itu juga melibatkan gadis tambun junior baru kampus mereka.
Abil tersenyum kecil, tangan kanannya ia menghampiri wajah bulat yang masih melotot terkejut kearahnya saat ini. Tangan kokoh itu mengelus pipi chubby alina yang membuat gadis itu memekik menambah keterkejutannya.
Dengan cepat ia menggeser duduknya sedikit lebih jauh dari Abil yang saat ini menaikan satu alisnya heran kenapa pula gadis tambun itu membuat jarak padanya.
Mata Alina sedari tadi melihat sekeliling kantin, dan benar saja rata-rata mata para penghuni kantin saat ini melihat kearahnya terutama kedua temannya yang saat ini memandangnya dengan penuh terkejut serta tatapan yang seperti meminta sebuah penjelasan.
"Mampus kau Lin, ini gara-gara ka Abil iihhh. Hidup elu kaga bakal tenang Habis ini!" Umpat Alina dalam hati. Ia merutuki aksi nekat Abil yang benar-benar menghampiri dirinya padahal ia hanya bercanda dengan kata-kata yang ia kirim pada pria itu.
"Kenapa jauh-jauh gitu, sini geh" ucap Abil sambil tangan kanannya menepuk disebelahnya.
Alina menggeleng pelan, sungguh ingin sekali ia lari dari sini apa lagi melihat tatapan para penghuni kantin yang seperti menatap dirinya kaya orang yang ketauan mencuri saja.
"Lin" panggil Abil pelan tapi penuh penekanan. Mata pria itu menatap gadisnya yang seperti tak nyaman saat ini. Ia bukan tak tau bahwa semua pasang mata melihat kearah mereka tapi siapa peduli ini urusannya bukan urusan mereka.
"Alina, geser sini" pinta Abil sekali lagi dan hanya gelengan yang Alina berikan atas jawaban perintahnya.
Abil menghembuskan napasnya pelan, lalu merubah mimik wajahnya menjadi tatapan lembut yang jarang sekali ia perlihatkan kepada semua orang.
"Sini, Aku laper kamu tega melihat pacar kamu kelaparan seperti ini hmm" ucap Abil dengan lembut yang berhasil membuat kedua gadis yang ada dihadapannya keselek ludah mereka sendiri.
Abil melihat kearah belakang dan melihat kedua teman Alina yang sedang tersenyum kaku kepadanya. Pria itu tersenyum kecil kepada kedua gadis itu yang berhasil membuat keduanya kembali terkejut. Mereka pikir seorang Abil Daffa Caesar tersenyum pada mereka dan apa kata pria tampan itu, dia bilang dia pacar sahabatnya, teman berpipi chubby itu.
"Tutup mulut kalian, baso kalian kasihan tercampur ma ludah kalian itu!" Sungut Alina kesal melihat tampang ceok kedua sahabatnya sambil melihat pria yang ada disampingnya saat dan duduk dengan benar menghadap kedua temannya yang saat ini telah sadar lalu meringis malu.
Abil terkekeh mendengar perkataan gadisnya itu, menggemaskan sekali gadis tambunnya ini.
"Apa lihat-lihat! Kalo laper kakak beli makanan-lah kenapa lapor ke aku" ucap Alina pada Abil yang tersenyum kearahnya.
Iya betul, Alina sudah bertekad akan bersifat seperti biasanya tidak ada lagi acara malu-malu atau tidak ada lagi acara kabur-kaburan dari pria itu. Biarkanlah, biarkan perasaannya yang mengontrol semua ini ia tak peduli lagi dengan masa lalu ia tak peduli lagi dengan semuanya ia hanya ingin bahagia hanya itu, sekuat mungkin gadis Tambun itu benar-benar menekan detak jantungnya agar tak berdetak berlebihan.
"Kamu lupa kaki aku luka hmm?" Alina tersenyum tak enak ia melihat kearah kaki pria itu dan iya memang benar bahwa pria itu masih memakai tongkat.
"Maaf" ucapnya pelan tak enak hati, ia sudah ketus tadi pada pria itu.
"Ngga papa, jangan sedih gitu dong" ucap Abil sambil mengelus pipi Alina dengan lembut.
Alina memegang tangan Abil yang mengelus pipinya, ia tak enak kepada semua orang yang sedang terang-terangan melihat kearah mereka saat ini.
"Kakak mau makan apa, biar alin pesenin" Abil tersenyum hangat, ia sengaja tangannya melepaskan tautan keduanya.
"Terserah kamu aja, kakak akan makan apa yang kamu pesan ko" ucapnya sambil tersenyum.
Ajurah hampir berteriak karena mendengar ucapan manis seniornya itu, sungguh pria itu berbicara dengan temannya tapi kepada ia yang merasa bahagia melihat keduanya yang seperti itu sekarang.
"Nasgor ma jus jeruk mau?" Ambil mengangguk sambil tersenyum, ia akan memakan apapun yang gadis itu pesan sesuai ucapannya tadi. Karena memang ia bukan pemilih.
"Alin pesenin bentar iya" ucap sambil berdiri setelah tangan Abil melepaskan tangan yang tadi dipegang oleh pria itu.
"Makasih iya sayang" ucap Abil manis, Alina mendengus walau muka merahnya tak bisa berbohong karena perkataan pria itu. Dengan cepat ia meninggalkan mejanya lalu memesankan makanan untuk pria itu.
Abil masih dengan setia melihat kearah gadisnya yang sedang memesan makanan untuknya, sampai sebuah suara membuatnya mengalihkan kedua matanya kearah kedua teman gadisnya yang saat ini menatapnya seperti meminta penjelasan.
"K_ ka.... Benar-benar ma aku tarik napas dulu" ucap Ajurah sambil menarik napasnya mencoba menenangkan keterkejutannya dan rasa shock yang masih melanda mereka berdua.
Abil hanya diam menunggu kedua perempuan itu berbicara lagi, ia hanya memasang wajah ramah seperti biasa tak ada senyum seperti tadi cukup ramah aja tidak ada senyum. Itu yang membuat Ajurah merasa sedikit takut.
"Mm.. kak Abil bener pacarnya Alina?" Tanyanya takut-takut, takut pria itu marah padanya karena salah dengan atau mencuri dengar antara keduanya.
Abil mengangguk hanya anggukan yang ia berikan sebagai jawaban, Ajurah bertukar pandang dengan Delisa mereka seperti berbicara lewat tatapan keduanya.
"Oohhh..." Keduanya mengangguk canggung. Padahal yang mereka lihat barusan pria itu sangat banyak berbicara pada temannya itu dan sekarang pria itu walau terlihat ramah tapi irit banget berbicara.
Alina kembali dengan membawa nasi goreng serta jus jeruk untuk pria yang saat ini memberikan senyuman sangat tampan kepadanya, sampai-sampai Ajurah memakan kerupuknya dengan wajah bengongnya.
"Makasih sayang" ucap Abil tersenyum lembut yang membuat jantung sialan Alina malah merontah-rontah.
"Nyak..... Anak enyak jantungnya kumaaattt!!!"
TBC
Hai pugi.
Lama tak jumpa yeh, langsung aja moga suka salam hangat awas typo batu selesai nulis ini.Moga suka
Salam hangat
Sing_ki😘18-10-2019

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA YANG SAMA
FantasyWarning!!!! 18+++ Eehh... Busyeett. Mampus mampus lu Lin. Kenapa dia ada disini? Ko dia bisa disini sih? Makin ganteng pula tuh tuyul.. Gimana mau move on kalo begini caranya. Iyaa... Tuhan, dia bukan Abil yang cungkring kering tinggi kaya tiang lis...