HAPPY READING
🍁🍁🍁🍁🍁
********
Sedari tadi Alina mati-matian menahan detak jantungnya yang sialan itu. Sedangkan Ajurah dan Delisa, mereka berdua sudah melupakan basonya yang tergelatak dimeja makan dengan sangat mengenaskan. Menatap salah satu seniornya itu dengan tatapan memuja sambil senyum-senyum tidak jelas yang membuat Alina mendengus kesal melihat tampang bodoh kedua temannya lebih tepatnya yang paling parah adalah Ajurah. Gadis itu benar-benar membuat Alina kesal.
Dengan tak merasa bersalah, gadis tambun itu melempar gumpalan tissu tepat didepan muka Ajurah yang membuat gadis kurus itu mendengus menatap kesal pada sahabat Tambunnya itu.
"Iihh... Ganggu aja sih elu Lin. Orang gue lagi enak-enakan lihat cowok ganteng gini, jarang-jarang kan kita bisa lihat cowok cakep makan bareng ma kita-kita gini" ucap Ajurah yang awalnya kesal melihat kearah Alina berubah melembut ketika ia kembali melihat Abil yang menahan senyum kearah gadis tambun itu yang sedang kesal.
"Hehehe... Kak Abil makan aja lagi" ucap Ajurah cengengesan tak jelas.
Alina hanya mendumel tak jelas sambil menatap tak suka pada Ajurah yang masih menatap pria tampan yang sedang duduk disampingnya saat ini.
Bukan, bukan ia merasa cemburu. Ya walau ada sedikit sih tapi bukan itu masalahnya, ia tidak suka melihat tampang Ajurah seperti itu melihat kearah Abil mantannya, pria yang ia cintai seperti itu. Bukannya itu sama aja ia merasa cemburu kan?, Alina tak peduli ia cemburu atau tidak dengan cepat ia mengalihkan penglihatan dari dua mahkluk itu.
Mata bulat gadis itu menemukan seseorang yang baru memasuki area kantin fakultas dan seseorang itu pun tersenyum kepadanya setelah sadar apa yang ia cari kedaerah sini.
Pria tampan yang memakai kemeja berwarna putih bersih serta celana bahan hitam mengkilap, berjalan dengan sangat mempesona iya walau ketampanannya masih kalah dengan pria yang duduk disamping gadis Tambun itu sekarang. Tetapi karisma yang dipancarkan pria itu tak bisa menutup kalau pria itu juga salah satu idola kampus mereka. Apa lagi dengan jurusan kedokteran menambah daya tarik sendiri bagi para mahasiswi yang rata-rata mengidolakan para mahasiswa kedokteran.
Alina membalas senyuman pria itu yang sedang berjalan kearah mejanya, salah satu pria yang memang cukup dekat dengannya. Gimana tidak dekat orang mereka tumbuh bersama, besar bersama. Tetapi Alina masih tak menyangka bahwa pria itu tumbuh menjadi pria tampan seperti sekarang. Dan lebih tidak menyangka sama sekali kalo pria yang sedang tersenyum dengan tampan disana adalah sepupunya. Anak dari adik sang ibu.
"Hallo Ndut ku" ucap suara bas yang membuat kedua gadis yang sedang asik menatap Abil mengalihkan pandangan mereka kearah sumber suara berada. Termasuk pria tampan itu yang dengan otomatis menghentikan kegiatan makannya dan beralih kepada laki-laki yang pernah ia melihat bersama gadisnya itu.
"Hai bang" balas Alina dengan ceria pada Ilham yang membuat pria itu tersenyum dengan lebar.
"Eehh... Kak Ilham, udah lama iya ngga kesini" ucap Ajurah tersenyum lebar pada salah satu seniornya yang berbeda jurusan dengannya itu.
"Aduuh... Mimpi apa sih gue semalam sampe dua mahkluk cowok ganteng ada disamping gue saat ini" ucap Ajurah lebay dengan mata berbinar menatap dua mahkluk yang memang tampan yang saat ini sedang saling menatap seperti saling mengintimidasi satu sama lain.
Abil menghempaskan sendok yang ia pegang yang membuat pandangan Alina serta yang lain melihat kearah pria itu.
"Ko ngga dihabisi sih kak itu makanannya?" Tanya Alina pada Abil yang saat ini wajah pria itu terlihat berbeda dari sebelumnya.
Abil tersenyum seperti biasa kepada gadis itu, mengusap lembut pipi chubby Alina yang membuat bingung gadis Tambun itu.
"Ngga papa udah kenyang ko" ucapnya lembut masih mengusap pipi kesukaannya itu dengan lembut.
Alina mengangguk, lalu pandangannya beralih kepada kakak sepupu yang sedari melihat keduanya dengan tatapan tak suka. Pria itu mendengus membuang tatapannya, ia tau cerita kisah tentang kedua mahluk itu. Dan ia pun tak cukup bodoh untuk melihat cinta Dimata pria yang sedang duduk disamping adik sepupunya saat ini. Ia sengaja berprilaku layaknya sepasang kekasih dengan adik gembulnya itu, ia hanya ingin melihat bagaimana reaksi pria yang katanya terkenal itu menghadapi masalah percintaannya dengan adik sepupunya.
"Udah selesai makan kan? Ayoh Abang anter pulang" ucap Ilham pada Alina sambil tersenyum dengan tampan.
Alina bingung, ia melihat kearah Abil dan beralih lagi menatap kakak sepupunya yang saat ini tersenyum padanya. Dan kembali lagi melihat kearah pria yang ada disampingnya berharap pria itu mengatakan sesuatu padanya.
"Hmm... Aban_" belum sempat Alina menyelesaikan perkataannya, sudah dipotong terlebih dahulu oleh pria yang sedari tadi hanya diam.
"Alin, akan pulang dengan saya" ucap Abil datar menatap lawan bicaranya. Ilham terkekeh, pria anak kedokteran itu menatap ketua BEM dengan tatapan mengejek.
Ajurah dan Delisa menelan ludah mereka masing-masing, melihat dua mahkluk tampan saling menatap seperti saling mengintimidasi satu sama lain membuat aura sekitar seperti sedikit berbeda terlihat lebih tegang diantara mereka berdua. Sedangkan Alina, gadis itu hanya menatap dengan bingung melihat keduanya. Dalam otak gadis itu bertanya-tanya sebenarnya kenapa pula mereka berdua saling tatap-tatapan seperti itu, tidak mungkin kan Mereka berdua saling menggoda. "Iihh... Ngga mungkin lah".
"Sorry, anda siapanya? Apa gue kaga salah denger"
"Bang!" Pringat Alina pada Abang sepupunya itu. Ilham membuang napasnya lalu ia melihat kearah sepupu gembulnya, ok. Lebih baik kali ini ia mengalah.
"Gue Abil, gue pacar gadis yang ada disamping gue saat ini!" Ucap Abil dengan tegas, yang membuat suasana kantin bertambah ricau.
TBC
Hai, hehehe. Aku baru balik lagi😅 maaf iya baru bisa nongol maaf pisan.
Dari pada kena damprat lebih baik gue kabuuuuuuuuuuur.
Awas typo, baru nulis nih.
Moga suka
Salam hangat
Sing_ki😘10-11-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA YANG SAMA
FantasyWarning!!!! 18+++ Eehh... Busyeett. Mampus mampus lu Lin. Kenapa dia ada disini? Ko dia bisa disini sih? Makin ganteng pula tuh tuyul.. Gimana mau move on kalo begini caranya. Iyaa... Tuhan, dia bukan Abil yang cungkring kering tinggi kaya tiang lis...