02

6.8K 693 11
                                    

Sudah hampir 2 bulan sejak Yewon berusaha menghubungi Wooseok. Ia terus mencoba menelpon tiap jam bahkan tiap menit. Tapi tidak ada satupun dari panggilan Yewon yang Wooseok jawab.

Ia menghilang.

Sejak Yewon bilang dia hamil, Wooseok menghilang entah kemana. Dia tidak berpamitan, dia menghilang seperti dia tidak pernah ada didunia

Yewon marah, dan sedih. Yewon merasa kotor. Saat memorinya kembali mengingat malam dimana ia dan Wooseok mabuk berat dan melakukan hal itu tanpa mereka sadari.

Harusnya, malam itu Yewon menuruti apa kata adiknya—Yonghee untuk tidak pergi ke klub malam yang biasa tempat Wooseok dan teman-temannya nongkrong.

Harusnya Yewon mendengarkan perkataan adiknya itu. Yewon marah pada dirinya sendiri, bahkan membenci dirinya sendiri.

Kotor, jijik, hina, bahkan ia merasa tidak pantas hidup didunia ini.

“KEMARI KAU ANAK SIALAN!” seru ibu Yewon sambil menyeret Yewon dengan menjambak rambutnya.

Ayahnya melemparkan testpack tepat didepan Yewon yang sedang berlutut dengan rambutnya yang masih digenggaman ibunya.

“APA INI? APA INI YANG KAU LAKUKAN SELAMA INI?” tanya Ayah Yewon. “MEMBAGI TUBUHMU SECARA GRATIS PADA PRIA-PRIA DILUAR SANA?”

“AYAH!” pekik Yonghee ketika melihat sang kakak terduduk dilantai sambil menangis.

“MASUK KAMAR!” bentak Ayahnya.

“jangan ikut campur, cepat masuk kamar!” ibunya ikut mengintrupsi.

“jangan sakiti kakak—”

“KESINI!” potong Ibu Yewon cepat sambil menyeret Yewon kekamarnya. Yonghee ingin ikut tapi segera ditahan oleh Ayahnya dan didorong masuk kekamarnya.

“kemasi pakaian mu sekarang juga dan tinggalkan rumah ini!” titah ibunya.

Yewon terdiam. Ia masih menangis tanpa berkata apa-apa. Ia tidak bisa melawan karena ini adalah kesalahannya.

“aku tidak sudi punya anak yang kotor seperti mu. Cepat keluar!” bentak ibunya sambil menyeret sebuah tas dan membuka lemari Yewon. Mengambil semua pakaian Yewon secara brutal dan memasukkannya asal. Kemudian ia melemparkan tas itu pada Yewon.

“keluar!” suruh ibunya.

Ia di usir.













“atas nama Kim Yewon?” seru salah seorang pelayan, Yewon beranjak dan mengambil pesanannya.

“terimakasih” ucap Yewon kemudian kembali ketempat duduknya.

Sudah seminggu sejak ia diusir dari rumahnya. 3 hari ia habiskan tidur dijalan karena ia tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Ponselnya tidak ada karena ia meninggalkannya dirumah orang tuanya.

Sisanya, ia tidak sengaja bertemu Mia, teman kampusnya, kemudian Mia mengajaknya untuk kerumah nya untuk bercerita kenapa Yewon ada dijalanan.

Yewon menceritakan semuanya dan tentu saja Mia shock. Ia tidak menyangka bahwa Yewon hamil. Sebelumnya, saat Yewon belum tahu pasti ia hamil ia sempat bercerita pada Mia bahwa ia telat datang bulan. Tapi benar-benar tidak ada kecurigaan yang nampak pada Mia, ia bahkan bilang mungkin itu hanya hormon, maka Yewon mengangguk. Tapi ternyata itu salah.

Lebih shock lagi saat mengetahui bahwa Wooseok, menghilang setelah Yewon memberitahunya.

“jadi sekarang gimana?” tanya Mia. Tatapannya benar-benar prihatin pada Yewon.

Ingin rasanya Yewon tertawa. Bukan karena senang dikasihani, ia hanya merasa semakin jijik dengan dirinya sendiri. Ia melakukan kesalahan, ia benci dirinya sendiri, bahkan hampir ingin bunuh diri, tapi kemudian ada seseorang yang datang dan menolongnya. Dan orang itu adalah Mia. Sebelumnya, Yewon bahkan tidak pernah terpikir punya teman yang akan menolongnya karena ia sadar saat masih kuliah dulu ia bahkan jarang menghabiskan waktu bersama teman, termasuk Mia.

Apakah orang sepertinya pantas mendapatkan bantuan!

“bantuin gue cari kerja” pinta Yewon. Cih, bahkan sekarang ia meminta bantuan padahal seharusnya ia harus bersyukur atas bantuan sebelumnya yang sudah ditawarkan oleh Mia secara sukarela untuk tinggal dirumahnya.

“lo serius mau cari kerja? Lo hamil, Won. Orang hamil gak boleh kecapean”

“gue serius. Ya gimana, gue gak bisa tinggal lama dirumah lo. Orang tua lo pasti curiga nantinya” jelas Yewon. Bahkan sekarang ia tidak merasa kasihan dengan dirinya sendiri.

“gue bisa bohong soal itu lo gak usah khawatir. Harusnya lo khawatirin kesehatan lo sama bayi lo”

“gue baik-baik aja. Tapi tolong bantu gue cari kerja” Yewon memohon. Dasar tidak tahu malu.

“yaudah oke”


Pregnancy: Lee Jinhyuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang