08

3K 465 13
                                    


“jadi.....yang ngirimin Yewon Yogurt tiap hari itu elo?” tanya Mia memastikan.

Jinhyuk mengangguk. Mereka berdua sekarang sedang berada dikantin FMIPA, tidak berdua, bertiga dengan pacar Mia, Yoonbin.

Jinhyuk menjelaskan semua yang Mia tanyakan mulai dari siapa Jinhyuk ini? Kenapa dia nanyain Yewon? Terus kenal Yewon dari mana? Pokoknya semuanya. Semuanya Jinhyuk beritahu.

“gue gak tau ya elo gimana orangnya meski gue tau sekarang lo senior gue, kak. Tapi kita baru kenal sekarang, hari ini. Gue gatau maksud lo apa ke Yewon—”

“gue serius gue gak maksud apa-apa, Mia. Sumpah. Gue gak ada niat jelek” potong Jinhyuk. Mia akhirnya diam.

“terus, sekarang gimana?” tanya Mia lagi setelah mereka sempat diam beberapa saat. Yoonbin—pacar Mia yang memang sudah mengetahui tentang Yewon, tetap diam karena itu bukan masalahnya, sudah ada dua orang yang cukup peduli pada gadis itu, itu sudah cukup.

Bukan berarti Yoonbin tidak kasihan, tapi, ia akan membanti jika Mia meminta bantuan. Yoonbin tahu pacarnya itu tidak ingin menyusahkannya jika ia sendiri bisa mengatasi masalahnya, meski itu bukan masalahnya, Mia bilang ia masih bisa menolong temannya itu. Ia tidak suka jika ia bisa tapi seseorang menganggapnya tidak bisa. Yoonbin menyukai sikap tegas dan berani Mia.

“tolong jangan kasih tau Yewon tentang gue, gue bakal ngasih tau dia sendiri ntar, tapi gak sekarang” pinta Jinhyuk, Mia mengangguk.

“tolong jagain dia juga”

“kak, gak usah lo minta juga pasti gue jagain, dia temen gue” kata Mia meyakinkan, Jinhyuk mengangguk. Sedangkan Yoonbin yang duduk disamping Mia tersenyum bangga mendengar pacarnya berbicara seperti itu, ia langsung meraih jari-jari Mia dan menggenggamnya dari bawah meja.

“ngomong-ngomong, si Wooseok Wooseok itu gimana?”















“ada yang bisa saya bantu?”

Yewon melihat kearah kiri dan kanannya, kemudian menatap kearah seorang suster yang tadi bertanya padanya.

“s—saya?” tanya Yewon bingung.

“ya.. Ada yang bisa saya bantu?” tanya suster itu lagi.

“eh...saya ingin periksa kandungan?” ada sedikit ekspresi terkejut dari wajah suster tersebut, tapi tidak lama kemudian ia tersenyum ramah.

“namanya siapa?” tanya suster tersebut.

“Yewon, Kim Yewon”

“Yewon harus buat kartu rumah sakit dulu diresepsionis, departemen kebidanan disebelah disini” jelasnya sambil menggiring Yewon ke gedung sebelah.

Yewon yang tadinya sedikit takut dan tidak percaya diri sekarang merasa lebih baik. Berterima kasih pada kebaikan yang selalu datang padanya.

“ada fotokopi KTP?” tanya wanita yang bekerja dibagian resepsionis pada Yewon. Suster yang tadi mengantarnya ke departemen perbidanan sudah pergi.

“a—ada” sahut Yewon sambil membuka tasnya dan mengambil apa yang diminta oleh wanita didepannya itu.

Setelah mengurus akhirnya tiba saat pembayaran. Yewon rasanya hampir saja tersedak ludahnya sendiri karena melihat berapa yang harus ia bayar. Lumayan besar.

Meski sebelumnya suster yang tadi mengantarnya sudah memberitahu bahwa bayarannya agak lumayan, tapi Yewon tidak tahu akan sebanyak ini.

Ah, Yewon jadi khawatir apakah uangnya akan cukup untuk satu bulan ini untuk sampai ke gaji berikutnya.

“tidak ada tanda-tanda cacat atau gangguan lainnya, tapi kami menemukan kekurangan yang harus segera anda perbaiki” jelas sang dokter pada Yewon.

Pemeriksaan sudah selesai dan sekarang dokter yang tadi memeriksanya sedang menuliskan resep yang harus Yewon tebus sebelum pulang.

“anda, benar datang sendiri?” tanya sang dokter lagi.

Yewon mengangguk ragu. Pasalnya, ini sudah kali kedua ia ditanyai seperti itu. Wajar saja. Yewon mengerti, hanya saja...

“kalau bisa, kunjungan selanjutnya, sebaiknya pasangan anda ikut juga, anda ingin pemeriksaan ultrasound kan?” tanya dokter itu lagi dan Yewon lagi-lagi hanya menganguk.

Setelah dokter itu memberikan resep dan mengucapkan sampai jumpa pada kunjungan selanjutnya, serta tidak lupa untuk mengingatkan untuk meminum semua resep yang sudah ia tuliskan jika dirumah nanti.















“cuy, lu serius ga laper?” tanya Hyunsuk ke Yonghee.

“makan aja gue ga laper!” suruh Yonghee.

“gak gitu juga, Yong. Gue tau lo pasti mikirin kakak lo, tapi makan dulu lah, dari siang lo belom makan kan?” tegur Jinyoung yang juga sedang menikmati makanannya bersama Hyunsuk.

Mereka bertiga sekarang sedang berada dirumah Jinyoung. Kebetulan, kedua orang tua Jinyoung sedang keluar kota. Mereka akan menginap disana untuk menemani Jinyoung.

“tenang aja, Yong. Kita pasti bakal tetep bantu lo terus kok sampe kakak lo ketemu, nakan dulu” seru Jinyoung lagi. Akhirnya Yonghee menurut dan memilih untuk makan.

Lagi pula, perutnya memang sangat lapar karena sudah seharian ini ia sibuk mencari kakaknya bersama dua temannya sampai-sampai tidak sempat untuk makan. Bagi Yonghee bukan tidak sempat, ia hanya tidak ingin membuang-buang waktu.

Ia harus segera menemukan kakak perempuannya itu. Dan lagi, rasanya tidak adil jika ia makan sementara kakaknya tidak tahu ada dimana. Apakah dia sudah makan atau belum.

“tapi cuy....” ujar Hyunsuk tiba-tiba.

Yonghee mau Jinyoung menatap Hyunsuk yang baru saja membuka suara.

“kemaren lusa, gue kaya liat kak Yewon dah” lanjut Hyunsuk. Yonghee yang baru saja menyuap makanannya langsung tersedak mendengar ucapan temannya itu.

“kenapa lo baru ngasih tau sekarang?!!!” tanya Yonghee

“serius lo?” Jinyoung ikut bertanya.

“ya gak usah ngegas juga, Yong. Kan kata gue tadi 'kayanya'” sahut Hyunsuk kaget. “serius, yang pas kita kesupermarket kemaren, Yong. Sebelum ke rumah Jinyoung”

Yonghee terlihat mengingat kejadian itu sementara Jinyoung diam menunggu karena jelas sekali saat itu ia tidak ada karena sudah lebih dulu berada dirumahnya.

“lo gak salah liat kan?” tanya Yonghee.

“gue emang cuman liat dari belakang doang sih, tapi gue lumayan yakin kayanya itu beneran kakak lo. Gue hafal banget sama perawakannya dia” jelas Hyunsuk.

“kok lo gak ngasih tau gue sih waktu gue selese belanja?!” tuntut Yonghee. Sedikit kesal karena Hyunsuk baru memberitahu sekarang karena jika ia langsung memberitahunya saat itu mungkin mereka bisa langsung memastikan dan jika benar, maka Yonghee tidak akan sekalut ini lagi sekarang.

“gue lupa, Yong. Maap maap” ujar Hyunsuk sambil minum airnya.

“yaudah berarti kita tau sekarang kakak lo masih ada disekitaran sini doang” kata Jinyoung karena dari rumahnya ke supermarket tersebut tidak terlalu jauh.

“semoga besok kita bisa nemuin kak Yewon secepatnya”

Pregnancy: Lee Jinhyuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang