10

2.7K 462 5
                                    

Ini sudah jam 9 malam tapi Yewon nekat keluar karena ia merasakan lapar. Semakin bertambah usia kandungannya, Yewon jadi pemilih. Ia tidak mau lagi memakan makanan yang ia beli sore tadi setelah pulang bekerja.

Makannya juga semakin banyak. Beberapa botol Yogurt memenuhi isi kulkasnya karena ia sudah tidak mau meminum itu lagi. Tiap malam selalu bangun sekitar pukul 3 pagi karena merasa mual.

Benar-benar dunia yang baru bagi Yewon. Ia juga sering tiba-tiba pusing, payudaranya nyeri, sembelit, dan hal-hal lainnya yang membuat Yewon kadang ingin menyerah.

Tapi, sekali lagi ia terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia harus bisa bertahan. Setidaknya, jika ingin marah, Yewon harus marah pada dirinya sendiri. Tidak dengan calon anaknya, ia tidak boleh melakukan sesuatu yang bisa membuat calon anaknya terluka.

Hanya mengandalkan baju kaos yang dilapisi sweater rajut dan celana tidur, Yewon keluar membawa dompetnya berniat mencari makanan yang masih buka disekitar kontrakannya.

Seharusnya masih banyak, karena ini masih jam 9 malam. Yewon ingat didekat perempatan gerobak bubur ayam selalu stand by disana setiap malam.

“berapa neng?” tanya penjual tersebut.

“2 ya, bang. Gak usah pake bawang” kata Chaewon. Selama mengandung ini pula Yewon jadi tidak suka dengan bawang goreng. Entahlah, sekarang rasanya benar-benar tidak enak dilidah Yewon padahal dulu ia selalu makan apapun dengan bawang goreng.

Karena menunggu lumayan lama, kaki Yewon terasa pegal dan perutnya juga sudah sangat lapar. Ia memijam kursi kecil yang digunakan penjual bubur ayam itu untuk duduk sementara menunggu buburnya selesai dibuatkan.

Yang ada dipikiran Yewon hanya, lapar dan makan. Ia tidak bisa memikirkan hal lain lalu tiba-tiba saja kepalanya terasa berputar, ia mual lalu mulai memuntahkan isi perutnya.

Setelahnya yang bisa Yewon ingat hanya.....gelap.





“kamu makan dulu, gih. Ntar magh nya kambuh”

Samar-samar, Yewon mendengar suara seorang pria berbicara disekitarnya.

“gak, aku gak laper. Kamu udah makan?”

Suara itu. Yewon kenal suara itu. Yewon berusaha membuka matanya yang terasa berat. Perlahan-lahan dan berusaha mendudukkan dirinya.

“sayang...” seru Yoonbin pada Mia.

Yewon menoleh dan mendapati Mia dan Yoonbin yang sekarang berada disisinya.

Yewon bingung kenapa mereka ada disini.

“Yewon!!!” seru Mia. “lo gapapa? Ada yang sakit? Masih pusing?” tanya Mia bertubi-tubi.

“ngapain kesini? Gue kenapa? Kepala gue berat banget rasanya” ujar Yewon.

“kan udah gue bilang jangan kecapek'an, Won!” seru Mia. “lo kenapa sih? Kalo ada apa-apa tuh bilang gue biar gue bantu”

Yewon tidak menjawab. Ia sibuk menetralkan kepalanya yang masih terasa berat. Setelah merasa agak baikan ia meminta minum dan langsung disanggupi oleh Mia.

“gue kenapa?” tanya Yewon lagi.

“lo pingsan. Lo kok keluar malem-malem sih? Mau ngapain?” sahut Mia.

Yewon bingung dengan pertanyaan Mia. Setelah benar-benar sadar ia bertanya pukul berapa sekarang.

11.19 malam.

Sudah hampir larut malam.

“gue kelaperan” sahut Yewon seadanya. Dia memang kelaparan. Dan sekarang pun ia masih kelaparan. Perutnya terasa perih sekarang.

“aduh makanya gue bilang lo tuh tinggal sama gue ajaaa!” seru Mia sambil membuka bungkus bubur ayam dan menyuruh Yoonbin untuk mengambilkan sendok. “sini makan dulu”

Yewon ingin makan sendiri tapi Mia bersikeras ingin menyuapi Yewon.

“tangan lo gemeteran gitu gimana bisa makan sendiri sih” ujar Mia. akhirnya Yewom mengalah.

Selapar itu memang Yewon. Tidak heran. Biasanya ia makan 3-4 kali sehari, sedangkan hari ini ia hanya makan pagi dan sore. Itu kurang karena sekarang ia tidak hanya memberi makan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk calon anaknya.

“udah malem, aku pulang ya, Yewon juga udah bangun kan” ujar Yoonbin disela keheningan setelah Yewon menyelesaikan makannya dan sekarang sedang mengganti bajunya dikamar. Mia dan Yoonbin ada diruang tengah.

“beneran pulang? Udah malem banget loh ini, Bin” sahut Mia kecewa. Bukan apa-apa. Mia tahu pacarnya itu pasti lelah karena sebelumnya ia baru saja selesai bermain futsal dengan teman-temannya lalu tiba-tiba Mia mendapat telepon mengatakan bahwa Yewon pingsan. Maka Mia meminta yoonbin untuk mengantarnya.

Tidak ada waktu istirahat untuknya. Ia bahkan belum mandi sampai sekarang setelah selesai bermain futsal tadi.

“iya, kamu nginep kan? Besok aku jemput, ya, sekalian bawain baju ganti” kata Yoonbin menenangkan Mia.

Akhirnya, setelah pamit pada Yewon dan pacarnya Yoonbin benar-benar pulang.

“kenapa gak suruh nginep aja sih” seru Yewon. Mereka sekarang sudah berada dikamar. Susah biasa bagi Yewon dan Mia tidur berdua karena sebelumnya saat dirumah Mia mereka juga tidur berdua disatu ranjang.

“dia bilang gak enak sama tetangga lo, lagian dia juga belom mandi abis futsalan. Gak bawa baju ganti juga” jelas Mia.

Yewon mengangguk mengerti. Padahal, Yewon sendiri tidak masalah jika benar Yoonbin ingin menginap. Tetangganya juga tidak akan repot karena orang-orang disekitat benar-benar cuek dan tidak perduli satu sama lain.

“tapi, Won....” seru Mia tiba-tiba saat Yewon baru saja memejamkan matanya.

“kalo misalkan kak Wooseok tiba-tiba muncul, lo gimana?” tanya Mia.

“ya gak gimana-gimana” sahut Yewon enteng. Tidak bisa dipungkiri bahwa Yewon sebenarnya terkejut saat mendengar Mia menyebut namanya. Perasaan marah, kesal, benci, kecewa, semuanya muncul. Tapi, sebenci-bencinya Yewon pada Wooseok, ia juga tidak sepenuhnya salah karena ini terjadi akibat kesalahan mereka berdua. Yang membuat Yewon kecewa dan marah adalah Wooseok yang malah menghilang setelah Yewon beritahu tentang hal ini.

“lo gak benci sama kak Wooseok?” tanya Mia lagi.

“kalo ditanya benci, ya gue benci, Mi. Tapi, kaya, yaudahlah. Gak ada dia juga gue bisa ngidupin anak gue, gue percaya gue mampu” sahut Yewon. Ada rasa haru dihati Mia ketika mendengar jawaban Yewon.

Dari awal, Mia tahu bahwa Yewon adalah gadis yang kuat.

“....lo sayang banget ya sama calon anak lo?” tanya Mia, Yewon mengangguk.

“suatu hari, anak lo pasti gede, Won. Dia pasti peka sama lingkungan sekitar dia dan pasti bakal ngerti dan mempertanyakan sesuatu yang gak bisa lo tutupi selamanya” ujar Mia.

Yewon tahu kemana pembicaraan ini akan tertuju.

Yewon menghela nafas, “gue gak bakal berusaha nutupin itu semua kok. Gue bakal ngasih tau yang sebenernya kalo anak gue udah ngerti ntar, kalo dia gak punya ayah, dan itu gak masalah. Dia cukup punya gue, itu udah takdirnya, dan itu udah cukup”

Pregnancy: Lee Jinhyuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang