12

2.5K 455 10
                                    


“apakah kau merasa kehilangan ini, Kim Yewon?” tanya Aisha sambil menunjukkan sebuah buku yang selama ini Yewon cari.

Sekarang, ia baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati Aisha yang berdiri tepat didepan pintu.

“a—apa? Dimana kau menemukannya?” sahut Yewon terkejut sambil berusaha mengambil buku itu dari tangan Aisha.

Aisha menarik tangannya sebelum Yewon berhasil mengambil buku tersebut.

Ia memandamg Yewon dari atas sampai kebawah, “jadi bener ya?” tanya nya.

“apa?!” tanya Yewon.

“panesan lo keliatan gemuk sekarang. Ah, gak gemuk doang, buncit” ujar Aisha tanpa berdosa.

Rasanya, Yewon ingin menangis saat itu juga.

Bukan. Bukan ia merasa malu akan ejekan Aisha yang mengatainya gemuk dan buncit. Ia ingin menangis karena tidak menyangka bahwa yang akan tahi lebih dulu adalah Aisha. Orang yang selama ini sangat membenci Yewon.

Yewon tidak pernah bisa membayangkan bagaimana Aisha akan mengatai dan menatapnya jijik jika mengetahui tentang kehamilannya. Dan itu terjadi sekarang.

“kemarikan!” pinta Yewon sambil berusaha merebut buku itu. Matanya sudah berkaca-kaca tapi Yewon berusaha menahan agar tidak menangis.

“lo udah nikah? Tapi gue gak liat ada cincin kawin dijari lo? Apa lo diperkosa? Hamil diluar nikah?” tanya Aisha.

“gak! Sini bukunya!” pinta Yewon lagi.

“jawab kek!” bentak Aisha.

“apasih? Mau lo apa? Kalo gue gak mau jawab kenapa?” tanya Yewon kesal. Ia sudah terlalu sering bersabar menghadapi Aisha selama ini.

“ya gak papa. Gue cuman penasaran, makanya gue nanya, lo jawab baru gue balikin buku lo”

“gak! Sini!” sahut Yewon sambil berusaha merampas buku yang ada dibelakang kepala Aisha. Meski Aisha lebih tinggi dari Yewon tapi ia masih bisa menjangkau buku itu dan tidak takut sedikitpun pada Aisha.

“gak! Jawab dulu” ujar Aisha tidak mau mengalah dan berusah menghalangi tubuhnya dengan Yewon. Tapi, Yewon tidak menyerah dan terus berusaha mengambil apa yang memang miliknya.

Yewon menjinjitkan kakinya sambil berusaha menjangkau tangan Aisha yang sudah berada diatas kepalanya untuk menjauhkan bukunya dari Yewon tapi Yewon akhirnya bisa menjangkaunya dan berusaha merebutnya.

Dengan cepat Aisha mendorong tubuh Yewon yang membuat Yewon tidak bisa mengimbangi tubuhnya dan membuatnya jatuh tersungkur kelantai kamar mandi.

Kejadian itu bertepatan saat Yiren dan Remi masuk kekamar mandi dan melihat Aisha berdiri menatap Yewon yang sudah meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

















“untuk saat ini, kandungannya tidak apa-apa. Tidak ada masalah yang serius, tapi kami menyarankan agar ibunya beristirahat total untuk beberapa hari. Paling tidak ia tidak boleh bekerja terlalu berat yang membuatnya kelelahan dan bisa saja pingsan lagi.” jelas dokter tersebut. Mia mengangguk.

“tolong sodaranya dijaga ya, mbak. Jangan sampai terjadi sesuatu seperti ini lagi karena hal yang seperti ini sangat bahaya untuk janinnya” lanjut sang dokter.

“iya, dok. Saya mengerti, terimakasih” ujar Mia sambil membantu Yewon bangun kemudian memeganginya saat berjalan keluar ruangan.

Setelah menyelesaikan segala sesuatunya, Yewon dan Mia keluar dan mendapati Yoonbin yang sedang duduk diruang tunggu dengan seseorang yang tidak Yewon kenal.

Saat menyadari kehadiran Mia dan Yewon, Yoonbin berdiri dan menghampiri mereka berdua lalu ikut membantu Yewon sementara pria yang Yewon tidak tahu itu siapa memilih pergi tepat saat Yoonbin menyadari keberadaan kekasihnya itu.

“pelan-pelan aja” kata Yoonbin.

“makasih ya, lo berdua sampe repot gini gara-gara gue” ujar Yewon merasa tidak enak dengan Mia dan Yoonbin yang terus-terusan repot tiap kali Yewon mengalami suatu kecelakaan.

“gak usah minta maaf. Ayo jalan aja dulu, Yoonbin kebetulan bawa mobil” sahut Mia.

“mau langsung pulang, apa beli malan dulu?” tanya Yoonbin pada dua gadis itu.

“lo laper gak?” tanya Mia pada Yewon. Yewon menggeleng.

Hari sudah gelap dan ia belum makan sejak tadi siang. Tapi, Yewon tidak ingin terus menyusahkan dua sahabat yang sudah ia anggap seperti keluarganya itu.

“bohong!” ujar Mia. Yewon hanya mendelik kearahnya.

“yaudah beli buat dibungkus aja siapa tau ntar Yewon laper pas dirumah” saran Yoonbin yang langsung disetujui sama Mia.

“aduh, dibilangin gak usah” keluh Yewon. “biaya rumah sakit tadi siapa yang bayar? Tunggu gue gajian ya baru gue ganti” tanya Chaewon samabil menatap Mia dan Yoonbin secara bergantian.

“gak usah diganti, gapapa” ujar Yoonbin.

“oh, uang Yoonbin? Gapapa gue ganti pokoknya, tunggu gajian deh”

“eh bukan! Bukan uang gue kok. Gak usah diganti pokoknya”

“iya, gak usah bawel. Dibilang gak usah ya gak usah, Won” sambung Mia.

“terus uang siapa? Gak, pokoknya mau gue ganti!” ujar Yewon.

“tadi kebetulan temen gue yang bayarin, katanya sekalian dia abia berobat jadi lo dibayarin. Gak usah diganti katanya itung-itung sedekah” jelas Yoonbin.

“tuh, dengerin” ujar Mia sambil menoleh kearah Yewon yang duduk dibelakang.

“beneran nih?” tanya Yewon memastikan.

“iya, mau makan apa?” sahut Yoonbin.

“apa aja deh, yang penting cepet pulang. Gue capek”



















“bisa gak sih, sekali aja biarin gue tenang?!”

“lo gak bakal bisa tenang kalo kerjaannya cuman lari dari masalah. Lo udah bikin Yewon celaka tau gak!”

“gue mau berenti aja!”

Pregnancy: Lee Jinhyuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang