"Terlalu banyak hati yang tersakiti karena satu keputusan. Mereka menganggap salah, tapi dia menganggap benar. Lalu apa yang harus dilakukan?"
BLACKPINK❤❤
Jane tersenyum ke arah ponsel di genggamannya. Mengingat bagaimana tadi ketiga sahabatnya beradu argumen tentang masalah Lalice. Jujur dirinya sendiri tidak menyangka jika jawaban iya dipilih Lalice untuk Jungkook. Karena setahunya Lalice tidak pernah mencintai Jungkook.
Kriett...
Pintu kamar yang tiba-tiba terbuka mengambil perhatiannya. Mendapati disana sosok pria paruh baya lengkap memakai tuxedo putih perlahan menghampirinya.
Duduk di sampingnya, juga tersenyum manis sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Kau sudah siap?"
Jane menaikkan sebelah alisnya, "Bukankah seharusnya Jane yang menanyakan hal itu pada ayah?"
Pria yang di panggil ayah oleh Jane itu tertawa kecil.
"Baiklah, ayah tunggu di bawah."
Ketika sang ayah beranjak pergi, Jane menahan pergelangan tangannya. Sehingga membuat pria itu berhenti, lalu kembali duduk menghadap anaknya.
"Ada apa?"
Jane menunduk, "Jane mendoakan dari sini saja ya, ayah." Dia mendongakkan kembali kepalanya.
"I-izinkan Jane egois untuk kali ini. Jane benci menangis di hadapan banyak orang." Lanjutnya menatap ayahnya, menunggu respon.
Tanpa di duga seseorang yang di hadapannya kini menangis. Pandangan sayunya yang bertabarakan dengan iris mata Jane, mengantam tepat mengenai ulu hatinya. Jane sangat tidak bisa melihat kedua orang tuanya menangis seperti ini, apalagi karena dirinya. Tapi, ego mengalahkan rasa empatinya, dia memilih diam tanpa melakukan sesuatu untuk menenangkan.
"Baiklah...terimakasih atas pengertian Jennie untuk ayah dan ibu selama ini. Dan maaf jika kami hanya memberi luka untuk Jennie kami."
Jane tersenyum. Senyuman yang sanggup membuat orang yang bersalah pada dirinya semakin merasa bersalah. Dan itu terjadi pada ayah Jane. Rasa bersalah menggerogoti hatinya.
"Cepatlah ayah, semua orang menunggu ayah di bawah."
Dengan air mata yang dibiarkannya terus mengalir, pria itu mengangguk. Setelahnya beranjak pergi, tapi sebelumnya dia mengecup sayang puncak kepala sang anak.
Disinilah Jane, terdiam dalam sepi.
❤❤
"Ekhem...lo balik aja tinggal sama ibu, lo pasti lebih bahagia disana."
Semilir angin menerbangkan rambut Jane mengikuti arahnya. Sedangkan sang empu memilih diam sambil menutup mata. Menikmati.
Rumah pohon BLACKPINK, tempat ini yang dia pilih untuk menenangkan diri. Di bagian atap yang di desain mirip atap-atap bangunan biasanya. Hanya saja yang membuatnya berbeda adalah bahan dasar pembuatan dan ukuran.
"Itu sama seperti gue keluar dari kandang singa, terus masuk ke kandang macan," Jane membuka mata, lalu menoleh. "Singanya ibu tiri gue, sedangkan macannya itu elo, Yoongi."
KAMU SEDANG MEMBACA
WaktuTime (BLACKPINK)
Fanfic[Only on Wattpad!] "Disaat nanti kamu tidak lagi menemukan senyuman di bibirku itu artinya yang lama telah menjadi masa lalu." - Sooya "Lo baik gue baikin. Lo jahat gue baikin. Sesimple itu, tapi sesusah itu juga lo menghargai gue." -Jane "Titik ter...