5. Terbuka

3.4K 324 6
                                    

"Air itu telah menjelma menjadi lapisan es tipis, sekali kau menekannya lapisan itu akan hancur"
BLACKPINK

❤❤


Mereka bersepuluh telah memasuki ruang OSIS. Berbagai macam ekspresi mewakili perasaan mereka masing-masing. Entah itu gelisah, muak, bahagia, atau pun biasa saja.

"Sudah merasa benar dengan perilaku kalian?" Tanya Seokjin mengawali.

"Emang kita saling kenal?" Jawab Lalice dengan pertanyaan.

Ingin sekali rasanya Bangtan mengumpat ke arah empat gadis itu. Tapi, mereka bukan banci yang memperlakukan wanita dengan kasar.

"Neng, neng, neng, dan neng yang cantik membahana, kan udah gue bilang jangan lakuin kegilaan itu lagi. Merugikan orang lain itu dosa tau nggak!" Muak Hose.

BLACKPINK terdiam beberapa saat. Lalu secara serentak menoleh ke arah Sooya.

"Ekhem! Dosa ya? Berarti kalian juga dosa dong. Kan kalian merugikan kami dengan membahas hal yang sebenarnya cukup kami saja yang memikirkannya." Sooya menarik sangat tipis sudut bibirnya.

Manis-manis nyelekit kalau bicara.

"Mau kami laporkan ke Kepala Sekolah?" Ancam Namjoon yang sangat dongkol dengan sifat keras kepala Sooya, Jane, Rosie, dan Lalice.

"Haha!! Lapor? Mangga, palingan juga nanti kami diberi hukuman, atau di skors oh, atau di keluarkan." Jane menjawabnya dengan raut wajah mengejek.

Keenam anggota Bangtan tidak habis pikir dengan pemikiran BLACKPINK, semudah itukah mereka menganggap enteng hukuman? Ditambah tidak adanya ekspresi takut yang di perlihatkan keempatnya.

"Udahlah, seribu kali pun kalian ngancem nggak akan mempan. Kami sudah jauh lebih berpengalaman menghadapi masalah, jadi stop ikut campur!" Untuk pertama kalinya bagi mereka melihat Rosie marah, meski bila diperhatikan ada sedikit kata yang penuh makna rahasia.

Jane berdiri yang diikuti ketiga gadis lain, dan entah kenapa pandangannya menatap tajam Yoongi yang sedari tadi tidak mengatakan apapun. Ada pancaran kemarahan di mata Jane, lalu dia meninggalkan ruang OSIS tanpa ekspresi.

"Lice!"

"APA?" Sewot Lalice pada Jungkook, lalu menghentikan langkahnya.

"Apa jawaban lo?" Kali ini Jungkook bertanya dengan nada serius.

Lalice terdiam, dan tanpa menjawab dia berlari meninggalkan ruangan dengan rasa gugup yang cukup dia sendiri yang tahu.

❤❤

Sooya berpisah arah dengan para sahabatnya, jika Jane, Rosie, dan Lalice kembali menuju kelas mereka maka Sooya bergerak menuju UKS.

Saat posisinya tinggal beberapa langkah saja, Sooya dapat melihat petugas kebersihan sekolah membawa sekantong kresek hitam dari dalam UKS. Bisa dipastikan jika isi di dalamnya adalah puluhan mainan tikus dan ular yang tadi di letakkan Jane, juga Rosie.

Tanpa menunggu lagi dia perlahan memasuki Unit Kesehatan Sekolah.

"Sooya!" Sooya menoleh.

Seulgi --teman satu ekstrakurikuler-- mendekatinya dengan panik.

"Lu mah, di tungguin dari tadi nggak muncul-muncul." Seulgi langsung menarik tangan Sooya menuju salah satu ranjang.

Dengan tanggap juga Sooya mulai mebantu tamannya yang lain membangunkan salah satu korban yang pingsan.

Perlu kalian tahu, Sooya adalah ketua ekstrakurikuler PMR di SMA YeGe. Jadi tidak salah jika tujuannya menuju arah UKS. Meskipun, kejadian hari ini juga karena ulahnya bersama ketiga sahabatnya.

"Eh, lo tau Seokjin oppa kemana? Dia kan wakil lo, yakali nggak bantu urusin nih korban." Tanya Seulgi pada Sooya di sebelahnya.

"Nggak tau, juga nggak ingin tau," jawab Sooya acuh.

Lima detik setelah itu, pintu UKS terbuka dan menampilkan seorang pemuda yang cukup asing bagi orang-orang di dalam sana.

"Saya anggota PMR baru"

"Nama saya, Park Jinyoung, Jin" lanjutnya.

"Oh, lo yang baru itu? Sini gantiin gue, gue mau urus yang disana." Seulgi pergi meninggalkan Sooya menuju ranjang paling pojok.

Jinyoung mendekati Sooya, Sooya biasa saja karena dia harus profesional dalam bekerja, mengesampingkan urusan pribadi yang tidak cukup penting. Sooya masih mencoba membangunkan korban dengan membaukan minyak kayu putih, berharap untuk cepat sadar.

"Apa yang harus saya lakukan?"

"Tidak perlu se-formal itu Jin, kita teman satu kelas dan sekarang pun kita teman satu ekstrakurikuler, panggil namaku"

Jin mengangguk. Dia pun membantu Sooya mengoleskan minyak ke telapak kaki korban, hingga korban sadar dari pingsan.

Sooya berlalu keluar untuk beristirahat di bangku depan UKS.

"Pekerjaan kita jadi banyak, karena si pembuat onar."

Sooya memutar bola mata lelah, "Kalian saja yang malas" gumannya.

"Gue berharap pelakunya segera di tangkap."

"Mimpi kamu ketinggian."

"Kalau ketemu gue bejek-bejek! Sok banget mereka"

"Sebelum itu terjadi kamu yang kami buat jadi manusia penyet!"

Gumanan-gumanan itu terus berlanjut, sampai Jin mendudukan diri di sebelah Sooya. Reflek Sooya menoleh sekilas lalu kembali menunduk, mengistirahatkan leher yang sedari tadi menegang.

"Gue denger lo ketua ekstra" ucap Jin.

"Iya"

"Mohon bimbingannya"

"Pasti! Kamu tanya saja kalau ada yang tidak dimengerti." Lalu Sooya berlalu tanpa menunggu respon Jin. Bukan karena dia tidak mau, atau pun sombong, tapi karena dia punya firasat tidak baik pada adik-adiknya saat ini. Tiba-tiba dia khawatir.

Lo sama seperti yang dia katakan, guman seseorang dalam hatinya.

W a k t u T i m e













Haloha >o<

Pendapat tentang part ini?

Banyak rahasia dan moment nih di part ini, ada kesan pesan?

Kemungkinan konflik yang super duper lambat ini muncul di part selanjutnya, stay guys...

Terimakasih yang udah baca+vote+comment

callmeRIES

WaktuTime (BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang