25. Jisooya

2.6K 224 20
                                    

"Apa ini sebuah kesalahan?"
- Kim Jisoo

❤❤

"Ikut aku!"

Sooya ditarik oleh tangan seseorang. Laki-laki itu membawanya menuju sebuah ruangan.

Grebb!!

Peluknya pada Sooya setelah dia menutup pintu ruangan.

"Kamu berhasil buat aku menemuimu secara pribadi. Kamu membuatku khawatir, Soo"

Sooya membalas pelukan itu dengan erat. Hal ini adalah salah satu hal yang dia rindukan.

"Aku nggak pernah lihat kamu senyum lagi dan sekarang aku jarang lihat kamu bahagia dengan tulus, apa yang terjadi?"

Sooya menelungkupkan kepalanya pada pundak si laki-laki.

"Aku nggak baik-baik saja. Udah nggak ada lagi senyuman tulus itu, karena yang lama telah menjadi masa lalu, Seokjin oppa."

Laki-laki tampan dengan segala kekhawatirannya menepuk-nepuk pelan punggung Sooya.

Apa keputusanku untuk melindunginya dari jauh itu salah?, batin Seokjin bertanya.

Beberapa menit berlalu Seokjin melepas pelukannya. Menatap lekat gadis cantik di depannya, kemudian membawanya untuk duduk berhadapan di kursi dalam ruangan itu.

"Kamu bisa ceritakan semuanya padaku Jisoo."

Sooya menunduk. Gadis itu bingung harus memulai dari mana. Terlalu lama mereka berdua tidak saling bertegur sapa, sehingga cukup canggung bagi dirinya memulai percakapan.

Lagi, mampukah dia bercerita pada Seokjin? Sahabat yang dulu memilih pergi demi dirinya. Masih terekam jelas di ingatan Sooya ketika Seokjin menyatakan cinta padanya. Namun, saat mengetahui Sooya telah berpacaran dengan Taehyung -sahabatnya-. Seokjin memilih pergi, mengatakan dengan tulus di depan Sooya jika dia akan menjaga Sooya dari jauh. Baru sekaranglah Seokjin menemui gadis itu secara empat mata seperti dulu.

"Kenapa tadi kamu lari?" Seokjin kembali mengawali percakapan saat menyadari sepertinya Sooya tidak mau menjawab.

"Kenapa kamu sendirian? Dimana para sahabatmu? Jawab aku Jisoo!" lanjut Seokjin tidak mau menyerah.

Sooya memejamkan matanya, "S-semua salahku." Jawabnya bergetar.

Benar, Sooya nenangis sekarang. Gadis itu sedang menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara tangisan agar tidak keluar.

"Maksudmu?"

"AKU MENJADI PENYEBAB PERSAHABATANKU HANCUR!" Dengan mata berkaca-kaca Sooya menatap Seokjin.

Seokjin membalas tatapan Sooya lekat. Dia memilih diam untuk sekarang, membiarkan Sooya mengungkapkan semua isi hantinya. Karena jujur, Seokjin tidak tega melihat orang yang disayanginya tidak bahagia.

Senyuman Sooya merupakan obat bagi dirinya, kebahagiaan Sooya adalah kebahagiaannya, dan rasa sakit Sooya juga rasa sakitnya. Cinta? Mungkin benar rasa itu masih ada di hatinya. Meski telah bertahun-tahun perasaan yang membahagiakan sekaligus menyakitkan tetap melekat tanpa mau dilepaskan.

"Me-mereka pergi oppa, meninggalkanku." Sooya terisak.

"Aku hanya membenci Rosie karena kebahagiaannya, kebahagiaan yang dia rebut dariku. Tapi-tapi karena hal itu juga Jane maupun Lalice pergi. Pergi memutuskan persahabatan. Aku nggak tahu kesalahanku di mana. Kau tahu, aku hanya membenci Rosie bukan mereka."

Sooya semakin menangis dengan keras. Untuk pertama kalinya dia memperlihatkan air mata kepada orang lain, dan itu pada Seokjin.

Seokjin tidak bisa diam lagi, dibawanya Sooya kembali dalam dekapannya. Mengelus pelan puncak kepala gadis itu untuk menenangkan.

WaktuTime (BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang