18. Kebersamaan

2.3K 227 2
                                    

"Ada satu kata yang bisa membuat kuat ataupun lemah disaat yang bersamaan, cinta."
BLACKPINK

❤❤


"Maaf, Jane." Sooya menunduk saat mengatakannya. Selepas keluar dari ruang OSIS mereka memutuskan kembali ke kelas, sehingga sekarang Sooya dan Jane berpisah dengan duo maknae itu.

Jane melirik sejenak, "Gue juga minta maaf, Soo. Seharusnya gue paham kondisi lo, sikap lo hari ini itu bentuk dari rasa lelah karena keadaan. Seharusnya gue ngerti sejak awal, kita kenal ngga cuma hitungan bulan, tapi tahun. Maaf, gue nggak ada buat lo saat lo butuh gue."

Sooya menggeleng kuat. Bukannya Jane yang tidak ada saat Sooya butuh, tapi gadis itu sendiri yang memilih menghindar.

Dia ingin menangis sekarang. Benar, persahabatan mereka tidak cuma hitungan bulan, tapi bertahun-tahun. Menghabiskan hampir seluruh hidup mereka bersama. Terlebih Sooya dan Jane telah bersahabat sejak kecil, lebih lama dari persahabatan mereka dengan Lalice maupun Rosie.

Sooya ingin meluapkan semuanya pada Jane, semuanya. Dia sudah siap bercerita, tapi tempat yang tidak mendukungnya.

Tidak mendapatkan respon, Jane sepenuhnya berfokus pada Sooya. Kemudian menghela nafas pelan, Jane sadar jika beban di kedua pundak Sooya sangat berat. Sejak dulu gadis itu paham. Dia ingin membantu, tapi tidak bisa, lebih tepatnya tidak mampu. Hanya luapan semangat dan keberadaan yang mampu Jane berikan.

"Nanti sepulang sekolah."

Jane mengangguk.

❤❤

"Tadi itu rencana tergila, tapi gue suka." Lalice berujar senang. Tadi memang menakutkan, namun sungguh berkesan baginya.

"Hm"

Rosie menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan.

"Ehm, Lice." Panggil Rosie pada Lalice.

"Iya?"

Tanpa merubah posisi, Rosie melanjutkan perkataannya.

"Kayaknya Sooya eonni belum tahu masalah pernikahan itu. Kemarin waktu aku ke rumahnya, dia tidak ada, yang ada justru Jissa eonni. Dan...dia tidak lagi hangat seperti dulu kepadaku."

Lalice tertegun. Rosie memang telah menceritakan kepadanya rencana pernikahan Tn.Kim dan Ny.Park yang terlaksana beberapa bulan lagi. Yang membuatnya bingung itu, benarkah Sooya tidak mengetahuinya? Karena mau bagaimana pun Sooya tetap anak kandung dari Tn.Kim, mau seberapa buruk hubungan mereka.

"Lo kasih tau aja. Cepat atau lambat juga Sooya eonni akan jadi saudara tiri lo." Pesan Lalice.

"I know, but bukannya lebih baik kalau om Kim langsung yang bicara?"

"Ros, you know what I think."

"Okay, aku coba bicara sama dia nanti."

Tak lama setelah itu guru masuk ke dalam kelas dan pelajaran dimulai hingga jam terakhir.

❤❤

Percaya tidak jika apa yang sebelumnya dekat, merenggang hanya dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam karena suatu hal. Sedetik lalu senyum terukir di bibir, janji jika akan selalu ada saat susah atau pun senang terucap lancar, dan jalan yang dipilih masih berada di jalur yang sama.

Namun, di detik berikutnya semua terasa berbeda. Pancaran kepercayaan hanya tersisa lima puluh dari seratus. Semua menjadi keragu-raguan, ingin berucap tidak jadi, ingin bercerita tidak mampu, ingin jujur hanya tersisa sakit.

Lalu bagaimana? Apa persahabatan mereka akan berakhir sebentar lagi? Apakah kebersamaan mereka pada akhirnya akan menjadi angin lalu?

"Aku dan Jane pergi dulu."

"Bye.."

Sooya dan Jane berpamitan kepada Rosie dan Lalice sebelum berjalan meninggalkan sekolah. Duo maknae itu hanya mengangguk dan tersenyum sebagai tanggapan.

"Entah kenapa perlahan jadi dingin. Gue nggak mau beku, Ros. Gue tetep pengen hangat kayak dulu."

"Cukup di rumah pertama dingin itu muncul, please jangan di rumah kedua. Gue nggak sanggup." Lanjut Lalice.

Rosie menunduk.

"Bisa nggak sih keadaan diperbaiki tanpa mengulang waktu? Aku bingung harus ngelakuin apa, aku nggak tau." Rosie semakin menundukkan kepala.

Srett..

Seseorang merangkul pundak Rosie, membuat gadis itu menoleh. Menepuk-nepuk pelan sebelum mengucapkan sesuatu.

"Kupu-kupu aja butuh waktu untuk jadi seindah itu. Sabar, bertahan, terima dan berjuang itu yang perlu lo lakuin kalau ingin hasil seindah kupu-kupu." Chan menurunkan rangkulannya, tersenyum tipis kemudian pergi meninggalkan dua sejoli itu.

Tanpa sadar Rosie tersenyum.

"Bener tuh kata Chan oppa. Gue akan tetep jaga suhu supaya stabil. Ini tuh proses, kita harus menghadapi tanpa menyerah." Semangat Lalice berkobar seperti sedia kala.

Setidaknya biarkan mereka berjuang demi persahabatan. Diketahui atau tidak diketahui. Kisah ini belum mencapai kata ending, ending pun harus berakhir happy ending. Harus. Tetapi, jika akhir tidak sesuai ekspetasi, mereka tidak menyesal karena mereka tidak menjadi pecundang yang menghindar dari takdir.

W a k t u T i m e











Haloha >o<

Ries back

Happy 5k pembaca🎉🎉

Terimakasih banyak para pembacaku, vote and commentnya juga makasih...setiap ingat dukungan kalian, jiwa semangatku untuk menulis langsung berkobar

Sekali lagi terimakasih, aku akan terus kembangin cerita ini ke depannya.

WaktuTime (BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang