Yeonjun berjalan menuju ruangannya dengan angkuh, sementara Beomgyu langsung pergi ke tempatnya yang berada persis di sebelah pintu masuk ruangan Sang Direktur.
Kedua kaki jenjang Yeonjun berjalan melintasi ruangan besarnya, sebelum ia duduk dan langsung mengamati beberapa dokumen yang sudah tertata rapi di atas meja.
Kedua tangan pria itu dengan sigap memeriksa map-map tersebut satu per satu, membacanya sekilas sebelum menentukan mana yang bisa langsung ia tandatangani dan mana yang harus direvisi.
Seperti perlakuan dosen pembimbing pada skripsi mahasiswanya, dengan ringan, pulpen yang berada dalam genggaman Sang Direktur menari bebas di atas tumpukan berkas tersebut. Tak lagi harus ditandai mana yang salah, langsung coret semua satu halaman dengan tanda silang yang besar.
Tak lama Beomgyu masuk dan mengambil dokumen-dokumen yang sudah diperiksa Yeonjun, membawanya kembali ke Divisi yang telah mengumpulkan.
Penampilan Yeonjun saat tengah bekerja juga berubah.
Jas hitam yang tadi dikenakannya kini tergantung rapi di sandaran kursi. Lengan kemeja digulung hingga sebatas siku, memamerkan lengan berotot miliknya. Kacamata bulat telah menghiasi wajah dingin nan seriusnya disana.
Benar-benar tipe pria idaman.
Tapi sayang, sikapnya yang kelewat dingin membuat gosip buruk banyak tersebar di perusahaan tersebut. Memang semuanya sudah sampai ke telinga Sang Direktur, namun pria itu tetap diam dan menganggapnya angin lalu.
Yeonjun lebih memilih untuk menyingkir, membawa dirinya sendiri pada zona nyaman yang bahkan tak ingin ia lewati barang seinci pun.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 12 siang, tanda bahwa jam makan siang telah tiba dan kantin kantor di bawah sana pasti sudah sangat ramai.
Yeonjun masih setia berkutat dengan berkas-berkasnya seperti biasa, tak mempedulikan semua yang terjadi di luar sana bahkan jika terjadi kebakaran sekali pun.
Tengah asik-asiknya bekerja, ingatan tentang Si Karyawan magang melintas begitu saja di dalam kepala Yeonjun. Membuat Sang Direktur seketika menghentikan kegiatannya.
'Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba terpikir wanita itu?' batin Yeonjun kesal.
Ya, kesal. Yeonjun sebenarnya sangat kesal pada karyawan magang tersebut, karena dia sangat banyaakk bicara.
Mendengar kata "Direktur" saja ekspresinya langsung heboh seperti mendengar berita kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Bagaimana kalau ia tahu bahwa yang berada di sampingnya tadi adalah sang Direktur? Sudah mati berdiri mungkin wanita itu.
Yeonjun segera menggelengkan kepala, berusaha kembali fokus pada pekerjaannya. Namun tiba-tiba Beomgyu masuk ke dalam ruangannya.
"Ada apa?" tanya Yeonjun tanpa menoleh.
"Ini makan siangmu, hyung."
Beomgyu meletakkan sebuah kotak makan ala bento di atas meja kerja Yeonjun, membuat Sang Direktur hanya sedikit mengangguk sebagai jawaban.
Beomgyu membungkuk sopan lalu kembali berjalan keluar tanpa mengatakan apapun lagi.
Perlahan Yeonjun menatap kotak makanan, sebelum beberapa detik kemudian kembali melanjutkan kegiatan memeriksa berkas-berkas tadi.
Meeting telah selesai. Kini Yeonjun kembali duduk di kursi ruangannya sambil melonggarkan dasi yang ia kenakan. Pikirannya tentang perusahaan sedikit bercabang, namun selain dari itu semua baik-baik saja.
"Hyung, kuyakin kau belum makan siang?" tanya Beomgyu yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
Yeonjun berdecak kesal dan mendorong kotak makan di atas mejanya menjauh.
"Aku tidak mau, Beomgyu. Aku tidak lapar," jawab Yeonjun sambil kembali menarik berkas-berkas yang tersisa.
"Hyung, penting bagimu untuk mengikuti jadwal makan secara rutin agar kesehatanmu tetap prima."
Beomgyu berjalan mendekat dan mengulurkan kotak makan tersebut ke hadapan wajah Yeonjun.
Dengan kasar sang Direktur menepis kotak makan tersebut, membuat Beomgyu hampir saja menjatuhkannya jika ia tak sigap menguatkan genggaman pada kotak tersebut.
"Aku tidak mau. Untukmu saja, atau paling tidak berikan pada Soobin. Aku yakin makan siangnya masih kurang."
Yeonjun kembali fokus pada pekerjaannya, berujar dingin tanpa menoleh yang membuat Beomgyu hanya bisa menghela napas pelan.
"Baiklah, hyung."
Beomgyu membungkuk sopan lalu berjalan ke luar ruangan, meninggalkan Yeonjun yang tak terlalu peduli dengan apapun selain bekerja.
'Hyung itu sulit sekali diberitahu. Lihat saja nanti kalau sudah bertemu dengan pawangnya, akan kugunakan terus-menerus untuk membuatnya menurut,' gerutu Beomgyu dalam hati.
--------------------------------------------------------
Holaa apdet egen hehew😁
Udh mulai ada tanda2 kepikiran tuh si Njun, ahayyy😙 moga aja kepikiran trs, biar seru akwkwkwk😂
Btw fyi nih, semwa member tubatu ada koook tenang ajaa😉 author masukin semwa, dan mereka jg udh pny peran disini hehe😁 tgl ditunggu aja tanggal mainny, jiahh😂
Don't forget to vomment yeorobun, lop yuh ol😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Death Mask || C.Yj✔
Fanfiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ • ʏᴇᴏɴᴊᴜɴ] Di pagi hari dia adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di Ibukota, tapi di malam hari dia adalah Ketua komplotan Mafia paling berkuasa seantero Korea. ╭────┈ ↷ │✨┊ ʙᴀɴɢᴄʜᴀɴᴛɪǫᴜᴇ,2019 ╭────────────╯ Est. 28 June 2019 ▭▬▭▬▭▬...