Chapter 10

624 94 7
                                    

Keadaan mobil saat ini sedang sangat sunyi, semuanya enggan bicara.

Beomgyu dan Soobin duduk di bangku depan dalam diam, keduanya sibuk memperhatikan keadaan jalanan yang bahkan tak terlalu ramai. Sementara Jia duduk bersebelahan dengan Sang Direktur di bangku belakang.

Astaga, apakah kalian tahu salah satu majas yang menjelaskan tentang kata berlawanan makna?

Suasana sangat sunyi, tapi Jantung Jia berdebar tidak karuan seolah tengah berpesta pora di dalam sana.

Ya, seperti itulah kira-kira keadaannya saat ini.

Jari-jemari Jia sibuk memilin ujung kemeja yang ia kenakan, kedua kakinya seolah tak bisa berhenti bergetar di bawah sana, bahkan hembusan kencang pendingin mobil pun tak bisa membuat keringat dingin wanita tersebut berhenti keluar.

Semua kesunyian itu seakan tak bisa membuat Jia mendapat ketenangan sama sekali, malah semakin membuatnya ingin cepat-cepat sampai di apartemen dan pergi dari sini.

Yeonjun yang tengah memperhatikan jalanan di luar sana, perlahan sadar bahwa mereka sudah hampir sampai di daerah tempat tinggal Jia. Namun ia juga baru tersadar akan sesuatu...

Ia belum mengajak pegawai wanitanya itu bicara sejak mereka pergi dari kantor tadi.

Berbekal pemikiran pendek, Yeonjun akhirnya berinisiatif untuk mengajak Jia mengobrol. Sekedar basa-basi singkat.

"Byun Jia-ssi," panggil Yeonjun dengan nada rendah.

"N-n-ne, Direktur Choi," jawab Jia, perlahan menoleh.

Astaga Yeonjun, kau tidak tahu saja saat ini Jia sangat ingin menenggelamkan diri ke dasar bumi saking gugupnya dia.

"Kau tinggal di apartemen atau rumah?" tanya Yeonjun.

"D-di apartemen. K-kalau Direktur Choi?" tanya Jia pelan, sedang berusaha memberanikan diri sebenarnya.

"Aku punya rumah. Kau tinggal dengan siapa?"

"S-sendiri.. D-direktur Choi?"

"Aku juga sendiri. Kau merantau?"

"N-ne, Direktur Choi."

"Keluargamu dimana?"

"M-mereka ada di Busan."

"Ohh begitu. Berarti pemandangan pantai sudah biasa untukmu?"

"N-ne, Direktur Choi."

"Kau sudah makan malam?" tanya Yeonjun, lagi.

Astaga, pertanyaan Sang Direktur tiba-tiba jadi tidak menyambung dengan percakapan mereka sebelumnya.

Jia perlahan menjawab dengan gelengan kecil, membuat Yeonjun menatap wanita itu khawatir di balik ekspresi datarnya.

"Ingin makan dulu?" tanya Yeonjun pelan.

"Ti-tidak perlu, Direktur Choi. Aku tak makan di atas jam 5 sore hehe," jawab Jia sambil menunjukkan cengiran polosnya.

Yeonjun mengerutkan kening bingung mendengar jawaban Jia. Bagaimana tidak? Ayolah, wanita mana yang tidak makan berat di atas jam 5 sore? Kecuali..

"Diet?" tanya Yeonjun memastikan.

"Ne, Direktur Choi," jawab Jia riang.

Yeonjun menghela napas pelan, rasa khawatir semakin menghinggapi dirinya. Pasalnya, tubuh Jia itu mungil dan kurus. Kalau diet, cepat atau lambat wanita itu bisa sakit karena makanan yang dimakan tak seimbang dengan tenaga yang ia keluarkan setiap harinya.

[Revisi] Death Mask || C.Yj✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang