Brak!
"Astaga, mereka sudah terlalu dekat. Kalau begini terus, rencanaku bisa hancur!"
Yunho bergumam dan menggeram kesal setelah menggebrak meja kerjanya dengan keras. Tak mempedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya, pria itu segera bangkit dari kursi dan berjalan keluar dari Ruangan Divisi Keuangan.
"Aku harus mencari rencana lain untuk bisa mendapatkannya. Yang jelas pertama, aku harus cari wanita itu dulu. Tapi setelah itu bagaimana ya..." gumam Yunho sambil memegang dagunya, berpikir dengan serius.
Saat tengah asik bergelut dengan pemikirannya sendiri, kedua mata elangnya tak sengaja menangkap sosok yang sedang ia cari kini tengah berada di dapur kantor. Dengan segera, Yunho merapikan jasnya lalu memasang ekspresi ramah seolah tak ada apapun yang terjadi sebelumnya.
Cklek!
"Eoh, Byun Jia sunbaenim!" sapa Yunho sambil tersenyum lebar.
Jia yang semula tengah sibuk mengaduk beberapa gelas kopi yang ia buat untuk para seniornya seketika menoleh kaget.
"Astaga Yunho. Kupikir siapa.." ujar Jia sambil mengusap pelan dadanya.
Yunho hanya menunjukkan cengiran tak berdosanya lalu berjalan menghampiri Sang Senior, kedua matanya seketika menatap bingung cangkir-cangkir berisikan kopi tersebut.
"Loh? Sunbae akan meminum semua kopi itu sendiri?" tanya Yunho bingung.
Jia sontak menoleh lalu menggeleng cepat. Yang benar saja, masa iya dia habiskan semua kopi ini sendirian? Bisa langsung cuti seminggu karena sakit perut mungkin.
"A-anniya, Yunho-ya. Ini untuk para seniorku. Mereka tengah sibuk jadi aku berinisiatif untuk membagikan segelas kopi sambil menyemangati mereka," jawab Jia sambil tersenyum hangat.
'Terlalu baik rupanya.'
"Ahh begitu. Baiklah, apa ada yang bisa kubantu?" tanya Yunho sambil mendekatkan wajahnya ke arah Jia.
Wanita itu sontak memundurkan wajah, berusaha keras menahan rona merah yang sudah bersiap merambati kedua pipi putihnya.
"T-tidak usah, Yunho. A-aku bisa mengerjakannya sendiri," jawab Jia, agak tergagap saking gugupnya.
"Eyy, ayolah sunbae. Aku menawarkan bantuan secara cuma-cuma, terima saja oke," ujar Yunho sambil menatap lekat Sang Senior.
Jia hanya bisa menatap ke arah lain sebelum mengangguk setuju, membuat Yunho terkekeh gemas lalu mengusak lembut kepala wanita itu.
"Aku akan bawakan sebagian agar sunbae tidak keberatan. Pekerjaan berat kan harus lelaki yang melakukannya," ujar Yunho sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Jia.
Melihat hal tersebut, kedua pipi Jia seketika memerah sempurna. Yunho hanya kembali terkekeh dan perlahan mengangkat salah satu nampan yang berisikan 8 cangkir kopi.
"Hati-hati ya, Yunho. Agak sedikir berat," ujar Jia sambil menatap pria itu khawatir.
Yunho mengangguk pelan tanpa menoleh, masih berusaha menyesuaikan diri dengan berat nampan tersebut. Pria itu berusaha menahan keseimbangan sampai kedua tangannya mulai goyah dan tak sengaja membasahi kemeja Jia dengan beberapa tetes kopi.
"Ah!"
"Astaga astaga, sunbae maafkan aku!" seru Yunho panik.
'Apa ini sudah saatnya? Aku akan mendapatkanmu, sunbae.'
"Aku tidak apa-apa. Tak perlu khawatir, Yunho," jawab Jia sambil tersenyum tipis.
"Tidak tidak, ini semua salahku. Maaf, aku akan membersihkannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Death Mask || C.Yj✔
Fanfiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ • ʏᴇᴏɴᴊᴜɴ] Di pagi hari dia adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di Ibukota, tapi di malam hari dia adalah Ketua komplotan Mafia paling berkuasa seantero Korea. ╭────┈ ↷ │✨┊ ʙᴀɴɢᴄʜᴀɴᴛɪǫᴜᴇ,2019 ╭────────────╯ Est. 28 June 2019 ▭▬▭▬▭▬...