Suasana di dalam mobil sangat hening. Baik Yeonjun maupun Sang Kekasih, tak ada yang bicara. Jia yang tadinya hendak mengajak bicara, kini terlalu takut untuk membuka suara setelah melihat ekspresi Sang Direktur.
Wanita itu tak tahu saja bahwa pria tersebut saat ini tengah fokus menyetir, makanya ia memasang ekspresi serius.
Oh iya, malam ini khusus Seorang Choi Yeonjun yang menyetir. Sang Direktur memerintahkan Soobin untuk pulang dengan alasan ingin lembur dan takut mengganggu waktu istirahat sahabat sejak kecilnya itu.
Padahal Sang Sahabat sendiri sudah tahu maksud Yeonjun memerintahkannya pulang lebih awal. Semua telah diberitahukan oleh Sang Sekretaris Pribadi, Choi Beomgyu. Soobin sih memilih untuk menurut saja. Hitung-hitung memberikan Yeonjun privasi bersama Si Pegawai, tidak tidak, Kekasihnya.
Lama berada dalam keheningan, Jia mulai sadar Sang Direktur hendak membawanya ke tempat lain saat mobil yang mereka kendarai mengambil jalur berbeda.
"Uhm, Direktur Choi. Apartemenku ke arah--".
"Aku tahu. Ikuti saja dan jangan banyak membantah," jawab Yeonjun dingin.
Jia seketika mengulum pelan bibirnya, ia merasa takut dan sedih di saat yang bersamaan ketika mendengar Sang Direktur kembali berbicara dengan nada dingin padanya.
'Kenapa Direktur Choi kembali dingin.. A-apa aku berbuat salah...'.
Broomm~
Ckit!
Mobil berhenti tepat di depan sebuah restoran besar. Yeonjun langsung membuka seatbelt-nya lalu pergi keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun, membuat Jia menunduk sedih dengan benak yang sibuk menyalahkan diri sendiri.
Ckluk!
Pintu mobil di tempat wanita itu duduk tiba-tiba terbuka, memperlihatkan Sang Direktur yang tengah berdiri di depan pintu sambil menatap Jia datar.
"Ayo keluar."
Jia yang mendengar nada dingin Yeonjun, semakin menundukkan kepalanya. Tanpa bisa ia kendalikan, air mata mulai jatuh begitu saja menuruni kedua pipi wanita itu. Isakkan yang tak sengaja keluar dari mulut Jia, membuat Sang Direktur mengerutkan keningnya bingung.
"Hei, Byun Jia. Apa kau-- Yah, kenapa kau menangis hah?"
Yeonjun langsung menatap gadis itu khawatir dan berusaha keras menghapus air matanya. Tapi hal tersebut malah semakin membuat Jia menangis keras, hingga mereka hampir jadi bahan tontonan orang yang kebetulan lewat di belakang sana.
"Hei, kenapa kau menangis hm? Apa ada yang sakit? Apa kau demam? Katakanlah, agar aku tahu," ujar Yeonjun lembut.
"A-aku.. Hiks! A-aku.. Aku minta maaf, huwaaa!"
Sang Direktur seketika mengerutkan keningnya, bingung dengan penuturan wanita itu.
"Kenapa kau malah meminta maaf hm?" tanya Yeonjun, berusaha terdengar selembut mungkin agar Jia tak merasa tertekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Death Mask || C.Yj✔
Fanfiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ • ʏᴇᴏɴᴊᴜɴ] Di pagi hari dia adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di Ibukota, tapi di malam hari dia adalah Ketua komplotan Mafia paling berkuasa seantero Korea. ╭────┈ ↷ │✨┊ ʙᴀɴɢᴄʜᴀɴᴛɪǫᴜᴇ,2019 ╭────────────╯ Est. 28 June 2019 ▭▬▭▬▭▬...