"U-ukh...".
Jia perlahan membuka mata, merasakan kepala yang pusing hingga membuat seluruh pandangannya memburam sesaat.
Setelah penglihatannya membaik, gadis itu perlahan melihat ke sekitar. Namun dalam hitungan detik, kedua alisnya bertaut dan keningnya berkerut.
"Ini di mana..." gumam Jia pelan, hampir berbisik.
Gadis itu bergerak pelan untuk mendudukkan diri, namun tiba-tiba bunyi rantai menggema ke seluruh ruangan.
Jia membulatkan kedua mata sempurna dan segera menoleh ke sumber suara, gadis itu seketika terperangah saat mendapati kaki kanannya terlilit rantai besi kuat yang tertanam di dinding.
"Astaga, ada apa ini? Kenapa aku dirantai seperti ini?"
Cklek!
Krriieeettt~
Perlahan pintu ruangan terbuka, menampilkan sesosok pria jangkung berpakaian kasual hitam dengan wajah yang tertutup silau cahaya lampu dari luar.
Jia sedikit memicingkan mata akibat pantulan cahaya tersebut. Beberapa detik kemudian, gadis itu merunduk dengan cepat ketika indera penglihatannya menangkap sebuah pisau meluncur ke arahnya.
"Ah!"
Dengan keberuntungan sepersekian detik, Jia berhasil menghindar dari benda pencabut nyawanya yang terpental ke dinding di belakang sana.
"Astaga, siapa kau?! Kenapa kau mau membunuhku?!" seru Jia sambil menatap tajam sosok di depan sana.
Sosok itu tak menjawab dan hanya berjalan maju mendekati Jia, membuat gadis itu segera bergerak mundur hingga tangannya tak sengaja terluka akibat goresan pisau yang tergeletak tadi.
"J-jangan mendekat!"
Set!
"A-akh!"
Jia mencengkram kuat tangan yang mencekik lehernya, kedua mata gadis itu agak membulat ketika melihat siapa sosok yang kini berlutut di depannya.
"Hai, sunbae. Lama tak berjumpa?" sapa Sosok itu sambil tersenyum miring.
Jia hanya bisa diam sambil terus berusaha melepaskan cekikan tangan sosok tersebut, napas gadis itu semakin memburu dan oksigen hampir berhenti masuk ke dalam hidungnya.
"Ohh, sudah akan mati? Baguslah, mati saja kau sunbae. Dengan begitu dia akan segera melepaskan saudaraku."
"Hk!"
Jia menepuk-nepuk keras tangan sosok itu saat pasokan oksigennya semakin menipis. Kedua mata gadis itu mulai bergerak ke atas, menandakan ajal yang semakin dekat ketika sosok tersebut semakin mengeratkan cekikannya.
Tap tap!
"Yunho, hentikan."
Mendengar suara berat itu, Yunho seketika menghentikan kegiatannya. Ia melepas paksa leher Jia dan membalikkan tubuhnya malas, menatap kesal pria tinggi yang kini berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.
"Apa? Kau menggangguku," ujar Yunho dengan nada kesal.
Pria itu hanya berjalan masuk dan menatap remeh Jia yang kini tengah terbatuk sambil berusaha menghirup oksigen dengan rakus.
"Dia terlalu rendah untuk mati seperti itu. Dia harus mati dimakan hewan buas, aku ingin melihatnya dicabik-cabik," ujar Pria itu dengan nada rendah.
Yunho yang membayangkannya saja langsung gemetar, bagaimana bisa pria itu tak menunjukkan ekspresi apapun.
"K-kau... Uhuk! SIAPA KAU HAH?! KENAPA KAU INGIN MEMBUNUHKU?!" seru Jia sambil menatap tajam pria tinggi yang masih berdiri angkuh di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Death Mask || C.Yj✔
Fanfictie[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ • ʏᴇᴏɴᴊᴜɴ] Di pagi hari dia adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di Ibukota, tapi di malam hari dia adalah Ketua komplotan Mafia paling berkuasa seantero Korea. ╭────┈ ↷ │✨┊ ʙᴀɴɢᴄʜᴀɴᴛɪǫᴜᴇ,2019 ╭────────────╯ Est. 28 June 2019 ▭▬▭▬▭▬...