Chapter 16

547 95 21
                                    

Tak tak tak tak tak!

"Hah.. Akhirnya selesai juga."

Jia menghela napas lega setelah berhasil menyelesaikan tugasnya hari ini. Dengan semangat, wanita itu menyimpan file tadi dan merapikan meja kerjanya.

"Sudah jam berapa ya?" gumam Jia sambil menoleh ke arah jam dinding.

Pukul 10 malam. Jia hanya tersenyum tipis lalu kembali merapikan barang-barangnya. Namun di detik berikutnya, ekspresi wajah Jia berubah.

Gawat, dia melupakan sesuatu.

"SIAL, AKU BENAR-BENAR AKAN MATI!!!!"

"SIAL, AKU BENAR-BENAR AKAN MATI!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drap drap drap!

Jia berlari kencang menyusuri sepinya lorong kantor, berusaha keras mengejar waktu yang bahkan sudah tak ada lagi tersisa.

Kakinya yang mengenakan high heels terasa pegal, namun tetap ia paksakan untuk berlari. Napasnya mulai tak beraturan, namun ia tetap tak berhenti. Semua demi nyawanya, nyawa dan pekerjaan tercintanya.

Drap drap drap!

Set!

Jia berhenti berlari tepat di depan pintu keluar lobi utama kantor, menolehkan kepalanya kesana kemari, berusaha menemukan orang yang dicari di tengah kegelapan malam.

'Aih, bagaimana ini? Direktur Choi pasti sudah pulang.. Ah bodohnya aku, kenapa juga bisa sampai melupakan hal sepenting itu? Bagaimana kalau tiba-tiba besok namaku sudah tak tercantum di absen perusahaan ini lagi???!!! Huwaaa!!'

"Byun Jia-ssi."

Hampir saja Jia menjatuhkan dirinya ke lantai dan menangis keras, sebuah suara menginterupsi niat konyol wanita itu.

Jia menoleh cepat ke sumber suara, menghela napas lega saat melihat Yeonjun keluar dari dalam mobil dan berjalan menghampirinya.

"Direktur Choi--"

Ah iya, urusan Jia masih belum selesai sampai di sini. Dia masih harus memohon.

"Kenapa kau lama sekali? Apa kau lembur?" tanya Yeonjun setelah berdiri tepat di hadapan Jia.

Yang ditanya hanya menunduk dan menganggukan kepalanya pelan, tak berani menatap lawan bicara yang bahkan tengah menunjukkan kerutan di keningnya.

"Ada apa? Apa para senior itu mengganggumu lagi?" tanya Yeonjun, agak ketus.

Dengan segera Jia mengangkat kepalanya dan menggeleng cepat, membuat Yeonjun samar-samar menghela napas lega.

"Ada apa hah? Katakan saja padaku, biar aku yang atasi," ujar Yeonjun lembut.

Jia kembali menundukkan kepalanya. Tapi tak lama kemudian, suara isak tangis mulai terdengar dari wanita itu. Membuat Yeonjun terkejut dan panik di saat yang bersamaan.

[Revisi] Death Mask || C.Yj✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang