5. Secret Admirer? ( 1 ) ❄️

3.3K 237 9
                                    

"Secret Admirer. Mungkin bagi orang yang overpede biasa saja alias tidak peduli. Namun, lain halnya dengan orang yang tidak peka. Lebih tepatnya perempuan. Penasaran tingkat internasional pasti akan mengganggu pikirannya."

                                           ***

PULANG dari kampus, Afifah segera menuju minimarket. Ia menuju ke sana menggunakan bus. Jika biasanya Afifah pulang kampus dengan Alfha, kali ini tidak. Afifah sedikit ... menjauh. Karena apalagi jika bukan karena kejadian pagi tadi. Entahlah, Afifah merasa tidak enak dengan CEO itu. Aneh 'kan, ya?

"Eh, Afifah kebetulan kamu ke sini," panggil pegawai minimarket wanita berkuncir ekor kuda, Derra.

Afifah memanggilnya Mbak Derra karena memang ia lebih tua dari Afifah. Derra agak dekat dengan Afifah karena mereka bekerja di minimarket yang sama. Mereka berdua baru kenal waktu hari pertama Afifah berkerja di minimarket ini, tepatnya saat pergantian shift. Seharusnya siang ini Afifah tidak ke minimarket karena jadwal pergantian shift-nya malam.

"Eh, Mbak Derra? Kenapa, Mbak?" tanya Afifah dengan senyum ramahnya.

Derra menyodorkan sebuah plastik berlogo minimarket pada Afifah. Afifah mengernyit dan mendekati meja kasir karena Derra berdiri di belakang meja kasir.

"Ini ada titipan buat kamu."

Afifah semakin mengernyit tak mengerti. "Titipan? Dari siapa, Mbak?"

Derra mengidikan bahunya, tak tau. "Katanya kasih ke kamu."

Afifah mengambil plastik itu dan melihat apa isinya. Sebotol minuman orange dingin, beberapa roti tawar rasa cokelat, dan ... sebatang cokelat Chunky bar favorit Afifah. Afifah tersenyum sumringah. Ya, setidaknya ia tidak mengeluarkan uang untuk makan.

"Ekhem. Dari pacar kamu, ya, Afifah?" goda Derra yang membuat Afifah mendongak dan menggeleng dengan cengengesan.

"Mana mungkinlah, Mbak ... Afifah itu cuma milik Cha Eunwoo seorang." Afifah mulai berhalu lagi.

Derra terkekeh geli. "Ada-ada aja kamu. Tapi, katanya dia calon pacar kamu."

Afifah menganga. What?? Seriously??

"Ciri-cirinya kayak mana, Mbak?" Afifah maju mendekatkan tubuhnya dengan meja kasir. Ia mulai tertarik dengan orang yang menitipkannya makanan ini.

Derra berpikir sejenak. "Emm ... tinggi, ganteng, casual, pokoknya perfect-lah. Sebelas dua belaslah sama Chanyeol. "

Kini Afifah yang terkekeh. "Sebelas dua belas sama Chanyeol? Siapa? Perasaan gak ada yang suka sama Afifah seganteng Chanyeol."

"Ya itu menurut asumsi Mbak, Fah ... Chanyeol 'kan bias Mbak ...."

Afifah manggut-manggut mengerti. "Oke. Bilang makasih, ya, Mbak kalo dia ke sini lagi."

Derra menunjukan simbol 'ok' dengan jari jempol dan jari telunjuk. "In sha Allah."

"Kalo gitu Afifah pulang dulu, ya?" Afifah hendak berbalik, tapi Derra kembali menahannya.

"Eh, terus kamu ke sini ngapain, Fah?"

"Tadinya sih mau nemenin Mbak Derra sekalian beli roti. Tapi, Afifah dapet rejeki. Jadi ... mau langsung pulang aja deh." Afifah menunjukan cengiran tanpa dosanya.

"Terus gak jadi nemenin Mbak?" tanya Derra sedikit kesal.

Afifah kembali cengengesan. "Sorry dorry stroberi, ya, Mbak ... Afifah takut ganggu Mbak kerja."

My Ice Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang