34. Unexpected Coincidence ❄️

1.9K 112 4
                                    

***


SAMPAI di apartemen Fathur- tepatnya di depan pintu, Afifah menatap takjub knop pintu apartemen itu yang nampak berbeda dari knop pintu yang sering ia temui. Dan ia baru menyadari itu sekarang!

Afifah menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Afifah menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "ini teh buka pintunya gimana?"

Afifah mencoba memasukan jari telunjuknya ke dalam fingerprint. Lalu menekan knop tapi pintu tak mau terbuka juga. Masih terkunci.

"Apa harus pake jari pak CEO ni pintu baru mau kebuka?"

Afifah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak kagum. "Jaman sekarang emang udah canggih yak. Knop pintu anti maling ni jangan-jangan."

Daripada ambil pusing, akhirnya gadis itu mengeluarkan handphone-nya dan menge-chat Fathur.

Mas Fathurr
Ini buka pintu apartemen gimana?


Bukannya membalas chat Afifah, pria itu malah meneleponnya membuat Afifah segera menaikkan tombol hijau ke atas untuk menerima panggilan itu.

"Halo assalamualaikum?" salam Afifah untuk pembuka telepon.

"Waalaikumsalam."

"Kamu pulang ke apartemen?" tanya Fathur to the point.

Afifah mengangguk mengiyakan. "Iyaa, Afifah pulang ke apartemen. Mas Fathur masih di kantor ya?"

Terdengar Fathur berdehem di ujung telpon. "Kenapa gak ngampus?"

"Bukannya Afifah tadi pagi bilang cuma ada kelas pagi?" tanya Afifah sambil mengingat-ingat bila tadi pagi ia sudah bilang itu pada Fathur.

Di seberang sana, Fathur menggeleng. "Enggak."

"Lah perasaan udah," ujar Afifah masih kekeuh.

"Cuma perasaan kamu aja," jawab Fathur sekenanya.

Terdengar Afifah menghela napas panjang. "Terus Afifah gimana dong sekarang? Nunggu depan apartemen?"

"Jangan. Kelamaan. Karena saya mungkin pulang sekitar jam 10 malam nanti," ucap Fathur sambil melihat arloji hitamnya.

Lagi, Afifah menghela napas panjang. Menimbulkan tanda tanya di benak Fathur. Dia lelah? Atau ada masalah?

"Kamu kenapa?"

"Enggak... Afifah mau balik ke kosan aja kalo gitu,"

Merasa Afifah agak aneh dari biasanya, membuat pikiran Fathur tentang gadis itu semakin menjadi.

"Jangan. Saya jemput. Kamu tunggu situ. Jangan kemana-mana," ujar Fathur sebelum memutuskan sambungan telepon.

Di depan apartemen, Afifah menatap kesal layar handphonenya yang menampilkan chatnya dengan Fathur.

My Ice Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang