46. Fathur vs Nevan (?) ❄️

1.5K 108 10
                                    

Jangan lupa tekan vote⭐
bikin cerita itu hard btw😇

Omong" kalau ada yang salah tentang cara kerja orang kantorannya, mohon bantuannya buat kasi tau ya🙏

Soalnya author juga bukan pekerja kantoran, jadi maklum kalo salah🤧

Happy Reading!!💓

***

NEVAN tengah berkutat dengan laptopnya kini setelah membujuk kakak sepupunya. Namun, tidak membuahkan hasil.

Pria itu menghentikan kegiatannya ketika fokusnya terpecah. Ia bangkit sambil melonggarkan dasinya dan berjalan ke jendela kaca besar di belakangnya. Pemandangan gedung pencakar langit dan kendaraan berlalu lalang di jalan raya tampak dari sini.

Pikiran Nevan melayang pada kejadian yang menimpa kakak sepupunya. Membuat kakak sepupunya itu tersiksa batin.

Nevan tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia juga berada di posisi Meira.

Membayangkan Afra-nya sudah menikah dan tak membalas perasaannya, bisa saja membuat Nevan frustasi sama seperti Meira.

Tetapi, Nevan harus mengakui bila Afra pernah hancur pula karena sandiwaranya. Nevan bodoh saat itu. Ia akui. Seharusnya, ia tak melakukan itu dulu.

Jika Nevan menjelaskan kesalahpahaman, eh tapi itu bukan kesalahpahaman. Itu sengaja Nevan lakukan. Tujuannya hanya satu; Afra bahagia. Tapi, justru Nevan menyesalinya sekarang.

"Kamu sekarang ada dimana, Fra?" tanyanya lirih.

Bertepatan dengan itu, pintu ruangan Nevan terketuk. Ia menyuruh orang itu masuk dan berbalik begitu pintu terbuka.

"Lima belas menit lagi meeting dengan CEO Atharrazka group akan di mulai di meeting room, Pak," ucap Sisilia-- sekretaris Nevan.

Nevan hanya mengangguk, dan sekretarisnya pamit keluar.

Pria itu menghela napas berat, sebelum mempersiapkan diri untuk meeting. Sepertinya, ia harus mengesampingkan rindu berkepanjangan dengan Afra dulu.

❄️❄️❄️

Untuk presentasi meeting kali ini, Fathur selalu siap. Bahkan ia bisa melakukannya dengan santai dan baik. Membuat Nevan dan orang-orang yang mengikuti meeting ini bertepuk tangan kagum.

Berapa puluh menit kemudian, meeting akhirnya selesai. Tadinya Fathur dan Brian-- sekretarisnya hendak langsung kembali ke kantor. Tapi, Nevan mengajak makan siang bersama.

Fathur terdiam sejenak, berpikir. Sebelum akhirnya menjawab, "Sorry. Lain kali aja. Saya udah ada janji."

Sejujurnya, Fathur tidak ada janji sama sekali. Karena makan siang hari ini, ia ingin makan bersama istrinya.

Nevan hanya mengangguk sambil tersenyum maklum. Orang sibuk, begitu pikirnya.

❄️❄️❄️

Di rumah sakit-- tepatnya di kamar rawat Afifah, Fathur benar-benar menepati janji yang ia buat sendiri tanpa Afifah tau. Ia juga sudah membelikan soto untuk Afifah.

Kini, ia sibuk menikmati wajah cantik sang istri yang terlelap. Kata mamanya sebelum pergi ke butik tadi, Afifah tidur setelah minum obat.

My Ice Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang