41. Waiting ❄️

1.6K 108 11
                                    

***

FATHUR tak henti berjalan mondar-mandir di depan IGD sejak setengah jam yang lalu. Ia sangat khawatir dan cemas. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Afifah-nya?

Seorang wanita paruh baya berjalan cepat di lorong rumah sakit. Raut wajahnya tak kalah cemas dari Fathur.

"Fathur!"

Fathur berhenti dan menoleh, "ma."

Dia memang menghubungi mamanya dan sahabat Afifah-Ayla dengan menggunakam handphone Afifah setelah sampai di rumah sakit dan Afifah di tangani tadi.

"Kenapa Afifah bisa sampek masuk rumah sakit gini Thur??" tanya Ratna tak habis pikir.

Fathur terdiam sebentar sebelum menceritakan semua yang dia tau pada mamanya. Matanya menerawang. Mengingat bagaimana sikap terakhir Afifah padanya, kemudian pergi dan sekarang berakhir di rumah sakit.

Ratna duduk di kursi tunggu setelah mendengar penjelasan Fathur. Tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit, kakinya lemas. Ia juga takut jika terjadi sesuatu pada menantunya.

Pintu ruang UGD terbuka bersamaan seorang dokter.

"Keluarga pasien?"

Fathur langsung menghampiri sang dokter. Disusul sang mama-Ratna.

"Saya suaminya, dok. Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Fathur tak sabaran.

"Istri anda mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya sehingga menyebabkan kekurangan darah. Tetapi kami sudah menanganinya dan akan di pindahkan ke ruang ICU," jelas seorang dokter pria bername tag 'Haris Sanjaya'.

Napas Fathur melengos. "ICU?"

"Untuk sekarang, pasien  tengah mengalami koma."

Kini hati Fathur yang mencelos mendengar kata koma itu. Ini ... pasti mimpi kan?

"Kalau begitu saya permisi."

Ratna mengangguk. "Terimakasih, dok."

Tangan Ratna terulur mengusap bahu Fathur. Ia tau perasaan Fathur sekarang. Tapi ia bisa apa? Ini semua pasti takdir yang sudah Tuhan tulis.

"Mama tau perasaan kamu. Banyak-banyak berdoa dan jangan pernah tinggalin sholat. Ya, sayang?"

Fathur mengangguk samar. Ia seolah kehilangan setengah dirinya sekarang. Ya, ia baru sadar jika Afifah sudah menjadi bagian hidupnya. Dan sekarang ....

Sungguh. Fathur tidak pernah mau Afifah-nya pergi.

❄️❄️❄️

Setelah sholat isya di mushola rumah sakit, Fathur kembali ke ruang ICU. Sambil berjalan di lorong rumah sakit, pria yang menyandang jabatan CEO muda Atharrazka group itu kembali mengingat kata-kata Ayla satu jam yang lalu ketika ia kemari.

"Afifah memang ceroboh. Tapi saya harap, Bapak bisa jagain dia. Sebaik mungkin. Saya udah kasih kepercayaan ke Pak Fathur karena bapak udah jadi suaminya.

"Masalah Bang Rizky, entar saya yang cari informasinya.

"Oh ya, Pak. Afifah itu amnesia. Jadi ... Pak Fathur tau kan maksud saya?" tanya Ayla memastikan dengan raut wajah agak tidak enak.

Fathur jelas tau maksudnya. Ia juga takut bila bagaimana jika ingatan Afifah kembali? Apa dia akan meninggalkan Fathur?

Sampai di depan pintu kamar rawat Afifah, Fathur menghela napas panjang. Ia memutar kenop pintu. Dan tersenyum kecil penuh luka melihat sosok yang baru saja tadi sore cemberut dan salah tingkah karenanya, kini terbaring tak berdaya.

My Ice Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang