39. Perlakuan Manis ❄️

1.6K 103 13
                                    

Siapa sih yang tidak suka di perlakukan manis oleh seseorang yang di sayang? Jawabannya pasti tidak ada. Kalau ada, berarti orang itu tak tau bersyukur.

***


FATHUR masuk kembali ke dalam mobil setelah beberapa belas menit kemudian. Afifah yang tengah memerhatikan gelangnya pun menoleh pada suaminya itu.

"Mas Fathur dari mana?"

Fathur memasang sabuk pengamannya sebelum menatap Afifah sambil tersenyum tipis. Afifah mengernyit melihat Fathur malah tersenyum. Ia sudah akan bertanya jika saja cokelat batang merk Chunky bar kesukaannya tidak tersodor di hadapannya.

"Jangan badmood lagi."

Afifah mati-matian menahan senyumnya. Kenapa Fathur jadi manis begini? Kan Afifah meleleh.

"Bu-buat Afifah?" tanyanya gugup.

Fathur menahan tawanya melihat wajah Afifah seperti itu. Ia merasa berhasil membuat istrinya baper karena dirinya.

"Iya, Sayang. Buat kamu."

Mendengar Fathur memanggilnya begitu, membuat Afifah merasakan sekujur tubuhnya kaku dan pipinya panas. Di dalam pikirannya, kenapa bisa-bisanya Fathur bebuat manis begini? Dia gak salah minum obat kan?

Ragu-ragu Afifah mengambil cokelat dari tangan Fathur. Melihat Afifah salah tingkah begini, membuat Fathur mati-matian menahan tawanya. Sungguh lucu.

Fathur masih belum mengalihkan pandangannya dari Afifah. Bahkan setelah istrinya itu berhasil mengambil cokelat dan mengalihkan pandangannya ke jendela.

Wajah Afifah merona membuat Fathur gemas. Tangannya terangkat menepuk-nepuk kepala Afifah.

"Jangan pernah berubah jadi Afifah yang gak saya kenal."

Afifah tidak merespon Fathur karena kegugupannya mencapai tingkat internasional.

Sekalinya manis, buat anak orang baper gak ketulungan. Definisi yang tepat untuk manusia es macam Fathur.

Fathur tersenyum lebar melihat tingkah Afifah yang baru pertama kali di lihatnya. Terlebih itu karena dirinya.

Tak lama, Fathur menjalankan kembali mobilnya tanpa menghilangkan senyum bahagianya.

Bisa-bisa godain kamu jadi hobi baru saya, Afifah.

️❄️❄️❄️

Lima belas menit kemudian, Fathur dan Afifah sampai di butik Ratna. Keduanya berjalan beriringan memasuki butik.

Irena mengangguk ramah saat berpapasan dengan Fathur—anak pemilik butik. Fathur hanya mengangguk kecil membalasnya dan menarik Afifah ke ruangan Ratna.

"Kamu kerjain aja skripsi kamu disini," ucap Fathur setelah mendudukkan Afifah di sofa.

Alis Afifah bertaut, heran. "Terus mas Fathur?"

"Saya mau keluar bentar."

Raut wajah Afifah masih dipenuhi tanda tanya. Tapi, "Oh yaudah. Tapi nanti balik lagi kan?"

My Ice Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang