Suasana kantin sudah seperti lautan pelajar. Karena ini saat yang ditunggu-tunggu ketika siswa-siswi tengah pusing dengan kegiatan belajarnya di sekolah, jam istirahat.
Semua siswa sedang mengisi perutnya yang terasa lapar dan lelah akibat pelajaran yang telah berlangsung beberapa menit lalu. Begitupun dengan Thalitha dan kedua temannya. Mereka tengah menduduki meja pojok kantin.
"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesen." tanya Selly.
"Gue bakso aja sama minumnya orange jus," jawab Thalitha.
"Gue juga samain aja kaya Thalitha, Sel." lanjut Stefani.
"Oke. Besok gantian ya yang pesennya, gamau tau kita mulai sekarang sampe seterusnya gantian buat pesen makanan di kantin." tegas Selly pada Thalitha dan Stefani.
"Iya, udah sana ah laper banget ini." keluh Thalitha memasang muka melas dan tangannya yang kini memegang perutnya.
Sambil menunggu Selly, Thalitha dan Stefani asik bergurau. Tiba-tiba datang tiga laki-laki dan satu perempuan yang menurut mereka tidak asing menghampiri meja yang ditempati mereka.
"Kita gabung disini ya," sahut Raka sambil nyengir kuda.
"Dih gausah disini bisa ga si? itu masih ada meja kosong. Udah ah sana kalian pergi!" usir Thalitha. Tapi, Reyhan tidak mendengar omongan Thalitha. Dia langsung duduk di bangku depan Thalitha, diikuti oleh Cinta pacar barunya Reyhan, Raka, dan Rio.
"INI PERINTAH!" bentak Reyhan keras tepat di depan muka Thalitha.
Thalitha hanya mendengus kesal.
Tak lama Selly datang membawa tiga mangkuk bakso, dan tiga orange jus.
"Eh ada kak Rey, kak Raka, dan kak Rio. Hai kak," sapa Selly. "Eh ada Cinta juga, Hai Vin. Pacar baru kak Rey ya?" tanya nya. Cinta merasa tersinggung tapi dia hanya memilih diam. Selly langsung duduk di samping Stefani."Ehem, haus nih." kode Reyhan pada Thalitha.
Tak lama Thalitha yang langsung mengerti, bangkit dari duduknya dan dia akan menoyor kepala Reyhan tapi tertahan oleh dirinya sendiri, alhasil dia memilih pergi untuk memesan minuman.
"Rey, lo ga keterlaluan tuh jadiin dia babu kaya gitu?" tanya Rio. Reyhan hanya tertawa saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rio.
"Tau tuh Rey kasian adek gue. Awas aja nanti kalo adek gue mati muda gara-gara frustasi jadi babu lo," ancam Raka.
"Ye santai kali mana bisa cewe kaya gitu frustasi cuman gara-gara ini doang," jawab Reyhan santai.
Thalitha kembali ke meja sambil membawa empat minuman.
Bruk, suara hentakan nampan di atas meja terdengar lumayan keras.
"Gausah lo suruh gue lagi! gue laper, mau makan," bentak Thalitha pada Reyhan.
Reyhan tersenyum penuh kemenangan melihat Thalitha kesusahan karena ulahnya. Dan sekarang Thalitha sedang memakan semangkuk bakso yang tadi dipesankan oleh Selly, sedangkan Reyhan hanya diam tidak bersuara sambil memperhatikan Thalitha makan.
"Apa lo liat liat?! gue colok juga nih mata lo!" menyodorkan garpu tepat didepan mata Reyhan.
Stefani, Selly, Raka, Rio, dan ,Cinta menelan salivanya karena kaget melihat Thalitha yang sedang menyodorkan garpu tepat di depan mata Reyhan.
"Dek udah si. Kalo kecolok beneran kasian nanti dia gabisa liat lo kesusahan lagi," ucap Raka.
"Sialan lo! adek lo sebenernya gue apa Reyhan si?! Perasaan lo belain aja dia, heran gue," Thalitha menggebrak meja, semua pasang mata yang ada di kantin tersorot pada Thalitha, "lo juga cewenya Reyhan, mau mau nya lo dijadiin pacar sama dia," lanjutnya.
Thalitha beranjak pergi meninggalkan kantin diikuti kedua temannya. Reyhan melihat punggung Thalitha yang semakin menjauh dan menghilang.
"Ka, adek lo pms ya?" tanya Rio kaget melihat sikap Thalitha barusan.
"Gausah aneh sama adek gue, dia emang gitu orangannya, emosian." jawab Raka.
Reyhan mengajak dua sahabat dan pacar barunya pergi dari kantin. Mereka berjalan melewati koridor menuju kelasnya, di lantai tiga. Sedangkan Cinta, pacar barunya berhenti di lantai dua, dan hendak memasuki kelas XI IPS 2.
"Jangan kangen aku sayang, i love u." ucap Reyhan pada Cinta, dan Cinta segera memasuki kelasnya. Sedangkan Thalitha yang tidak sengaja melihat drama itu hanya berdecak jijik.
***
Satu persatu murid mulai meninggalkan area sekolah, karena sekarang waktunya untuk pulang. Sementara Thalitha harus tetap menunggu Reyhan, karena dia minta untuk pulang bareng Thalitha hari ini.
"Tha, lo yakin ga mau pulang bareng kita? Bukannya lo ga bawa mobil ya?" tanya Stefani.
"Engga, kalian duluan aja.," Thalitha nyengir kuda.
"Yaudah kita duluan ya Tha, bye." ucap Selly melambaikan tangan
"Duluan Tha," sambung Stefani melambaikan tangan.
"Yo." Jawab Thalitha membalas lambaian tangannya.
Thalitha sedang menunggu Reyhan yang tak kunjung datang. Dia menunggu di tangga.
Tak lama kemudian Reyhan datang menghampirinya.
"Bawa tas gue!" Reyhan melempar tas miliknya, dengan refleks Thalitha menangkap tas itu. Tapi sekarang Thalitha tidak komplain, karena dia terlalu malas untuk berdebat dengan laki-laki itu.
Ketika sedang berjalan di koridor untuk menuju parkiran, tiba-tiba..,.
Bruk. Kepala Thalitha terhantam bola basket oleh seseorang yang sedang eskul di lapangan.
Dia terjatuh, dia juga merasakan pusing dikepalanya dan penglihatannya kini mulai memudar, semakin memudar, dan akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Orang yang tak sengaja melempar bola itu hanya meminta maaf saja tanpa bertanggung jawab. Ingin rasanya Reyhan melayangkan pukulan tepat di mukanya, tapi kondisinya tidak memungkinkan. Akhirnya Reyhan memilih segera membawa Thalitha ke ruang UKS.
Sesampainya di ruang UKS, Reyhan menidurkan Thalitha di atas kasur yang terbalut sprai berwarna putih. Ia segera pergi menghampiri kotak P3K dan mengambil minyak kayu putih dan aromanya diberikan tepat didepan lubang hidung Thalitha agar dia segera sadar.
"Sshh," ringisan Thalitha yang kini sedang membuka matanya pelan dengan tangan di tempatkan di pelipisnya karena pusingnya masih terasa.
"Sadar juga lo. Tau ga si gue jadi repot harus bawa bawa lo kesini!" bentak Reyhan ketika Thalitha sedang beranjak duduk dari tidurnya.
Tak disangka, setelah Thalitha sadar, sikap peduli, lembut Reyhan kembali hilang, dan yang kembali adalah sikap kasarnya.
"Apa si lo? gue baru bangun juga berisik banget." jawab Thalitha dengan suara pelan akibat tenaganya belum pulih."Tapi lo udah bikin gue repot! dan satu hal lagi yang perlu lo tau, gue telat ke acara offroad gara-gara lo!" decak Reyhan kesal.
Thalitha diam sebentar, dia sedang mengumpulkan tenaganya kembali.
"Yaudah lo gausah balik bareng gue kalo gue ngerepotin lo!" Thalitha beranjak dari kasur dan mulai berjalan keluar UKS untuk meninggalkan Reyhan dan pulang sendirian, meskipun jalannya yang masih tersendat-sendat akibat pusing di kepalanya masih belum hilang.
Hingga sampai di halte sekokah, Thalitha menemukan taksi. Dia tidak dijemput oleh supirnya karena supirnya itu sedang izin cuti akibat ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan keluarganya di kampung.
Dari kejauhan Reyhan memperhatikan Thalitha yang sedang memasuki taksi di depan halte sekolah tersebut.
***
See u in the next part!!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Teen FictionDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...