Langit yang cerah. Cahaya matahari yang mulai menerangi bumi, suasana sekolah yang kian heboh dengan seorang most wanted sedang berbagi bogeman tepat di lapangan sekolah.
Bugh, laki-laki itu terjatuh setelah di beri bogeman keras oleh Reyhan.
"Lo ga usah hina orang yang udah gaada! Nyatanya lo lebih rendah dari sampah!" Reyhan menarik kasar seragam laki-laki itu yang sudah terjatuh di lantai lapangan.
Laki-laki yang di hajar habis-habisan oleh Reyhan adalah Fino, mantan pacar Amara. Dia menghina Amara yang jelas-jelas sudah tidak ada di dunia ini kepada teman-temannya, dan Reyhan tidak terima itu.
Bugh. Satu bogeman dilayangkan oleh Rio tepat di pipi Reyhan. Rio sengaja memberi bogeman itu kepada Reyhan, karena jika dia sudah berada di puncak keemosiannya, dia tidak akan sadar jika hanya diberi cermah saja.
"Rey! Udah Rey. Gausah kaya gini, nanti guru-guru kalo tau lo ngehajar bajingan itu lo pasti kena masalah!"
Reyhan melepaskan kerah seragam Fino kasar dan meninggalkannya di lapang. Sementara Fino sendiri merasa menang. Fino membenci Reyhan sejak Reyhan mulai mempunyai hubungan jelas dengan Amara. Yang Fino inginkan sekarang adalah menganggangu hidup Reyhan.
Hari ini, guru-guru sedang mengadakan rapat untuk Ujian Tengah Semester. Raka juga tidak masuk sekolah, katanya dia sakit. Jadi dia tidak tahu dengan kejadian hari ini.
"Tha! Gila Tha! Reyhan bikin anak orang babak belur!" sahut Selly dengan nafas terengah-engah menghampiri Thalitha yang sedang berbincang dengan Stefani.
Mereka yang mendengar info dari Selly membuka matanya lebar-lebar. 'Kenapa dengan Reyhan? Bodohnya dia kelebihan batas' itu yang ada di pikiran Thalitha sekarang.
"Terus sekarang dia dimana?"
"UKS Tha."
"Yaudah gue kesana dulu ya." Thalitha lari meninggalkan Stefani dan Selly.
"Udah mulai suka tu anak." cibir Stefani. Selly hanya tertawa kecil.
***
"Bego! Lo kenapa si main hajar anak orang aja di sekolah?!" Thalitha tengah mengobati luka di wajah Reyhan.
"Bukan urusan lo." jawabnya datar, sesekali dia meringis akibat merasa perih di wajahnya.
Thalitha sudah menyelesaikan pengobatan pada wajah Reyhan yang lebam dan sedikit luka di sudut bibirnya.
Pikiran Reyhan kacau sekarang. Dia masih belum merasa tenang, tapi disini ada Thalitha. Dia harus menyembunyikan ketidak tenangan itu dari Thalitha.
Thalitha tidak ingin tahu masalah sebenarnya apa, karena mungkin itu privasinya sendiri yang harus tidak ia ketahui.
"Tha."
"Apa?"
"Thanks ya."
"Iya. Gausah banyak ngomong, luka di bibir lo belum kering. Lain kali kalo mau berantem, kasih tau gue. Gue pengen liat berapa tinggi si tingkat keahlian lo bikin anak orang babak belur." cibir Thalitha.
"Nanti bakal ada tawuran antar sekolah."
Thalitha membuka matanya lebar. Ingin rasanya memberikan satu bogeman lagi di mukanya yang kini tampat tidak enak di pandang.
![](https://img.wattpad.com/cover/192343935-288-k914465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Teen FictionDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...