Angin bertiup kesana kemari layaknya sedang menari hingga masuk ke dalam kulit seperti menusuk tulang. Langit yang hitam nampak indah dengan adanya sang rembulan dan bintang yang bertaburan. Seakan-akan mereka tidak bisa di pisahkan.
Malam ini, mereka berada di sebuah halaman villa, tepatnya di puncak. Sebuah perayaan atas keberhasilan mereka pada pelajaran di akhir semester ganjil.
Di sebuah villa yang terlihat cukup besar dengan halaman yang cukup luas, nampaknya sangat hangat oleh keberadaan mereka, barbeqiue dan candaan-candaan yang membuat suasana diantara mereka semakin hangat.
"Ekhemmm." seorang laki-laki berdeham seperti sedang memberikan kode.
Satu persatu penghuni halaman villa meninggalkan area itu. Dan kini hanya tersisa sepasang insan.
"Tha! Sini." laki-laki itu menepuk tanah yang dilapisi rerumputan di atasnya tepat di sampingnya.
Thalitha mengangangkat kedua alisnya. Tanpa basa basi ia menghampiri laki-laki itu dan duduk di sampingnya.
"Liat deh! Di sana ada satu bulan sama ribuan bintang." laki-laki itu menunjuk ke arah langit.
"Gue suka bulan." ujar Thalitha tiba-tiba.
Laki-laki itu melihat wajah Thalitha sekilas, lalu kembali menatap langit dengan posisi lengan memeluk kedua kakinya.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu.
"Bulan sendiri tapi mampu menyinari malam yang amat sangat gelap."
"Bulan ga sendiri. Itu kan banyak bintang yang nemeninnya." kekeh laki-laki itu pelan.
"Ibaratnya lo itu bulan dan gue ribuan bintang." lanjutnya.
Thalitha mengerutkan dahinya bingung.
"Iya, ibaratkan lo itu bulan dan gue ribuan bintang."
"Lo bulan, mampu menyinari langit yang amat gelap, dan gue ribuan bintang yang nemenin lo menyinari kegelapan. Pokonya lo harus tetep jadi satu bulan, dan gue janji bakal terus jadi ribuan bintang buat bulan. Lo harus tetap hidup, dan gue yang bakal nemenin lo. Gue mau lo hidup sama gue, Tha." lirih laki-laki itu.
Thalitha memeluk laki-laki itu erat dengan tiba-tiba. Dia menangis, entah kenapa jantungnya seperti dihidupkan kembali setelah lama berhenti.
"Gue janji Tha. Gue bakal terus nemenin lo. Layaknya ribuan bintang itu." laki-laki itu mengelus lembut rambut Thalitha yang dibiarkan tergerai.
Thalitha melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah laki-laki itu lekat.
"Gue juga mau hidup sama lo, Rey. Bintang harus tetep nemenin bulan di kegelapan." lengkungan di bibir Thalitha terlihat jelas.
Reyhan ikut tersenyum.
"Percaya sama gue, Tha. Gue akan selalu ada buat lo."
"I love you." lanjutnya.
"I love you too."
"ADUH ADEK GUE UDAH GA JOMBLO LAGI." ujar Raka.
"AKHIRNYA GA JADI KARATAN." lanjut Stefani.
"COMING SOON PUNYA ANAK!!" cetus Rio.
"ANJIR APAAN ELAH MEREKA GA NIKAH BEGO!" Selly menoyor kepala Rio.
Reyhan dan Thalitha hanya tertawa melihat mereka.
"Sukses bang!" kekeh Dhifa pada Reyhan.
"Noh tinggal lo dek ditungguin sama Rio." jawab Reyhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/192343935-288-k914465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Teen FictionDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...