Semenjak ada kamu. Akhirnya aku percaya bahwa masalalu bukan alasan untuk tidak hidup, tapi masalalu adalah alasan untuk tetap hidup, lebih baik lagi.
-Thalitha
---------------------------------------------------------Krining krining, krining
Suara alarm di samping ranjang membangunkan gadis cantik dari mimpinya. Dengan terpaksa gadis itu bangun dari tidurnya dan mematikan alarm yang tengah berdering kencang.
Hoaaam. Telapak tangan mungil gadis itu menutupi mulutnya dan matanya merapat akibat uapan yang bereaksi dari mulutnya.
Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya. Ia menuju cermin yang ada di kamarnya. Kini, ia tengah berdiri di depan cermin. Ia terus menatap dirinya di cermin lekat-lekat, hingga lengkungan di bibirnya terlihat jelas di cermin.
Ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dan dengan segera ia melakukan ritualnya setiap pagi.
Hari ini gadis itu terlihat sangat cantik dengan seragam putih abu-abu yang dikenakannya, rambut yang dibiarkan terurai, dan polesan bedak serta liptint merah muda di bibirnya.
"Tumben kamu udah siap?"
"Thalitha mau dijemput Reyhan ma."
Gadis itu mengambil satu lapis roti dan di oleskannya selai coklat di atas roti itu lalu melipatnya.
Ia menarik kursi meja makan, di hadapannya sudah ada segelas susu kesukaannya.
Ketika ia hendak memasukkan roti terakhir ke dalam mulutnya. Tiba-tiba bel rumah terdengar, tandanya Reyhan sudah tiba di pintu depan.
Dengan segera ia mengunyah potongan roti tetakhir di mulutnya dan segera meminum segelas susu dihadapannya.
"Ma aku berangkat!" suara Thalitha sedikit berteriak.
"Hati-hati sayang!" balas mamanya.
Gadis itu berlari kecil menuju pintu dan membukanya. Benar saja, di depan sudah terlihat pemandangan ciptaan Tuhan yang sungguh indah. Ia tersenyum ke arah laki-laki yang sedang menatapnya.
"Gausah senyum nanti gue suka."
Blush. Pipi gadis itu memerah.
"Apaansi."
"Pake blush on ketebelan ya? Pipi lo merah." Reyhan terkekeh.
Refleks Thalitha memegang kedua pipinya dengan tatapan kosong ke depan. 'Ya Tuhan apa ini? Kenapa harus blushing di depan dia?' batinnya.
"Heh ayo!" seru Reyhan dari motor.
"Eh, iya."
Mereka berdua berhasil meninggalkan pekarangan rumah yang besar. Nampaknya Liona tengah memperhatikan putrinya itu dibalik jendela rumah. Dia tersenyum melihat putrinya kini mulai berubah.
***
"Woi! Udah berduaan aja."
Suara seseorang sontak membuat Thalitha dan Reyhan kaget. Ternyata itu adalah Raka. Tidak jauh, di sampinya pasti ada sahabatnya, Stefani.
"Gue mencium bau-bau pedekate nih." goda Raka.
"Berisik." ucap Thalitha.
"Uuuu jadi kapan nih jadiannya?" Stefani tidak kalah untuk menggoda Thalitha.
"Apaan si Stef! Gue ga restuin lo sama abang gue tau rasa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Teen FictionDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...