1.3. Dia Sudah Ada Di Depanmu

637 65 36
                                    

"Lo kalo punya otak pake bang. Jangan dijadiin pajangan bego!" Thalitha mengobati luka dan lebam di wajah Raka akibat tawuran dengan anak-anak Expec.

Raka memutarkan bola matanya malas, "Udah si gausah ngomel-ngomel."

"Dek, Reyhan juga wajahnya bonyok."

"Serius lo?"

"Pipinya lebam, ujung matanya lebam, sudut bibirnya luka, perutnya keknya sakit deh, soalnya dia kena tendangan si Jessen."

"Bocah tengil." cibir Thalitha sambil memperdalam kompresan di wajah Raka.

"Ngatain Reyhan si boleh, marahnya jangan ke gue woi!" Raka menoyor kepala Thalitha keras tanpa ampun.

"Ish sakit bang."

"Lagian lo si."

"Udah ah lanjut sendiri kompresnya, gue mau ke kamar."

"Lu jadi adek lakna--" sebelum Raka menyelesaikan bicaranya, Thalitha sudah mendahuluinya keluar kamar Raka, "laknat." lanjutnya.

Thalitha kini memasuki kamarnya. Dan membantingkan diri ke atas kasur. Dia menatap langit-langit kamar dengan perasaan bimbang. Tanyain kabar Reyhan? Jangan? Tanyain? Jangan? itu yang ada dipikirannya.

"Ribet banget si Tha idup lo." mendengus kesal.

Akhirnyan Thalitha memutuskan untuk menanyakan kondisi Reyhan sekarang. Dia membuka apps line dan membuka room chat Reyhan.

Reyhan Anggara

Rey lo gapapa?

??

"Dih jual mahal banget najis." Thalitha mendengus kesal.

Kata abang gue muka lo bonyok

Eh bangsat

Serius nanya, lo gapapa?

Lo udah tau muka gue bonyok masih aja nanya gapapa

Oh jadi bener tu muka bonyok, udah jelek tambah jelek

Banyak bacot

Tha sini pliss, URGENT!!!

??

Ke rumah gue cepet URGENT

Loc?

Jl. ******** no. 56

Close

Thalitha panik, dengan kata 'urgent'. Apa yang terjadi dengan Reyhan? Entahlah, semuanya belum jelas. Yang jelas Thalitha sekarang bergegas menuju loc yang dishare Reyhan.

Dua puluh menit, waktu yang Thalitha gunakan untuk mengendarai mobil ke loc tersebut. Dia memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang besar.

Thalitha mendekatkan dirinya ke depan pintu utama, dan menekan tombol bel rumah tersebut.

Ting, pintu terbuka. Nampak seorang wanita paruh baya membukakan pintunya untuk Thalitha, sepertinya dia pembantu di rumah ini.

"Permisi, Reyhannya ada?"

"Oh ada non, den Reyhan ada di kamarnya. Masuk aja non tadi den Reyhan kirim pesan ke bibi kalo ada cewe cantik suruh masuk aja ke kamarnya." ucap bi Arum, pembantu Reyhan.

REYTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang