1.1. Sebenarnya, Bahagia Ini Kapan Dimulai?

728 68 33
                                    

Setelah lelah berperang dengan waktu, pikiran, dan tenaga, akhirnya merdeka juga. Mereka yang mempunyai keluarga sangat menantikan hari ini, karena hari ini adalah hari dimana mereka melepaskan semua penat bersama dan menyatukannya dalam sebuah cerita.

"Papa, Raka, Thalitha. Ayo kita saparan!"

Thalitha dan Raka keluar kamar dan menuruni anak tangga secara bersamaan, Dewa pun segera beranjak dari sofa menuju meja makan.

Mereka semua tengah memakan makanan kesukaannya. Setelah sarapan, mereka berkumpul di ruang keluarga. bersenda gurau yang sedang mereka lakukan sekarang. Banyak anak diluar sana yang haus akan kasih sayang orang tuanya. Tidak dengan Thalitha, dia sangat beruntung mempunyai orang tua dan abang yang sangat sayang kepadanya. "Terima kasih Tuhan, engkau telah menempatkanku di keluarga yang tepat. Sungguh keharmonisan kecil ini tidak bisa digantikan dengan harta." Batinnya.

Meskipun Thalitha terlahir dari keluarga berada, tapi menurutnya keluargalah yang paling berharga. Uang? Harta? Tidak ada apa-apanya dibanding keluarga.

"Ma, Pa." Panggil Thalitha.

Dewa dan Liona melihat ke arah Thalitha secara bersamaan.

"Kenapa sayang?" tanya Liona.

"Nanti siang aku mau keluar ya?" pinta Thalitha dengan memasang puppy eyes nya.

"Aku juga ma, aku mau keluar." Lanjut Raka.

"Lo ngikutin aja bang. Mau pergi sama Stefani ya?" goda Thalitha. Wajah yang sangat menyebalkan. Rasanya Raka ingin menampolnya.

"Apaan si curut, gausah ikut campur."

"Lo juga mau pergi sama Reyhan kan?" tawanya memenuhi ruang keluarga.

"Lo ngomong sama gue?"

"Bi! Bibi!" teriaknya "gue ngomong sama bi Asri."

Thalitha hanya tertawa.

"Yaudah, kalo kalian mau pergi, pergi aja."

"Gausah balik ke rumah lagi kalo bisa." Dewa berbicara santai.

"Papa." Liona membuka matanya lebar-lebar. Dewa hanya menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan tengah membentuk peace.

***

Reyhan mengotak-ngatik handphone di atas tempat tidurnya. Sedangkan Rio, dia tengah asik dengan playstation milik Reyhan.
"Yo."

"Hem."

"Gue bingung."

"Sama?"

"Perasaan gue."

"Lo tau kan gue masih belum move on dari Amara?"

Rio mengangguk.

"Gue suka Thalitha, tapi gue belum bisa ngelepas Amara dari hati gue."

"Reyhan, Reyhan. Lo suka Thalitha? Itu jelas cui. Tuhan ngirim Thalitha buat gantiin posisi Amara di hati lo."

"Tapi gue gabisa yo, hati gue masih begitu berat buat ngelepas Amara. Meskipun dia udah ada di dunia yang berbeda sama gue, gue masih ngerasa dia ada disamping gue..."

Flashback on

1 tahun yang lalu..
Hari ini adalah hari dimana dia telah menyelesaikan kemoterapi ke sepuluh. Entah kenapa kondisi dia melemah setelah melaksanakan kemoterapinya sehingga menyebabkan selang yang menempel dibagian tubuhnya menambah.

REYTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang