Hari ini, Thalitha sangat malas membawa mobil ke sekolah. Alhasil dia memaksa Raka untuk berangkat bersama. Setelah membujuk Raka dengan bersusah payah, akhirnya berhasil juga.
"Bener ya seharian ini lo bayarin semua apa yang gue pengen." tanya Raka memastikan agar Thalitha tidak berbohong.
"Iya bang. Mulut lo kaya cewe, bawel." Thalitha menaiki motor Raka yang sudah menyala dari tadi.
Motor yang dikendarai Raka kini membelah jalanan yang ramai. Ini masih cukup pagi, tapi jalanan sudah ramai saja. Mungkin, karena ini hari sekolah dan haru kerja? Sepertinya begitu.
Sepuluh menit, waktu yang ditempuh oleh Raka dan Thalitha hingga tiba di sekolah. Mereka turun dari motor yang ditungganginya.
"Hi Ka, Tha."
"Halo sayang." sapa Raka pada gadisnya, Stefani.
"Selly mana?" tanya Thalitha.
"Dia sakit, tadi ngirim pesan ke gue."
"Bisa sakit juga tu anak. Udah ga lama lagi inimah."
"Tha ga boleh gitu." Stefani terkekeh.
Thalitha tersenyum kikuk, "udah ga lama lagi pasti pergi ke dokter maksudnya."
Mereka berdua tertawa dengan candaan sederhana terkecuali Raka yang hanya diam.
"Perasaan yang punya punya pacar diaini gue dah, kenapa gue yang jadu kambing conge?" Raka menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Lagi-lagi Thalitha dan Stefani tertawa.
Cup. Kecupan mendarat di pipi kanan Stefani. Seketika mereka berdua berhwnti tertawa.
"Aku duluan sayang." Raka berjalan meninggalkan mereka.
"Jangan lupa Tha!" teriak Raka. Thalitha mengerti dengan apa yang diucapkan Raka.
"Gila abang gue main nyosor aja sama lo." Thalitha menggelengkan kepalanya tidak percaya setelah melihat apa yang dilakukan Raka pada sahabatnya.
"Udah yu ah masuk, nanti keburu bel." ajak Stefani.
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk segera menuju ke kelasnya setelah berbincang di parkiran.
Ketika berjalan di koridor tiba-tiba langkahnya terhenti ketika seseorang tengah berdiri di hadapan Thalitha.
"Pagi Tha."
"Eh, apaan si. Gue tau ini pagi." ketusnya.
"Dih ketus banget."
"Ehem, ini jadi ga ke kelasnya?" tanya Stefani.
"Jadi lah, yu." jawab Thalitha. "Duluan Rey."
"Duluan kak Rey." lanjut Stefani.
Mereka berdua melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kelas. Reyhan kini sudah tida melihat punggung kedua gadis itu lagi.
***
"Tha lo udah suka ya sama kak Rey?"
Uhuk, uhuk. Pertanyaan Stefani membuat Thakitha tersedak ketika minum.
Mereka memang berada di kantin, karena sedang freeclass.
"Engga ko."
"Boong ga nih?" goda Stefani.
"Ih apaan si Stef." Thalitha memutarkan matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Novela JuvenilDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...