Hari ini, Thalitha memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah. Itupun karena Dewa dan Liona yang memintanya untuk tetap berada di rumah, dan mengistirahatkan pikirannya.
Entahlah, mungkin sahabat Thalitha tengah khawatir kedapadanya karena dua hari berturut-turut dia tidak masuk sekolah, tanpa meninggalkan pesan satupun kepada mereka.
"Thalitha ga masuk?" suara itu terdengar oleh kedua sahabat Thalitha. Mereka hanya menggelengkan kepala, tandanya tidak.
"Arghhhhh"
Reyhan memutuskan untuk menanyakan kondisi Thalitha langsung kepada sahabatnya sekaligus abang Thalitha. Dia sangat cemas dengan Thalitha, karena di chat pun tidak di balas.
"Ka, gue tau gue salah. Tapi gue pengen liat kondisi Thalitha sekarang gimana. Gue ngerasa bersalah banget udah ngajak dia ke danau kemaren. Gue harap lo ngerti ka." tatapan Reyhan pada Raka memang tidak bisa dibohongi, dia sangat khawatir terhadap Thalitha.
"Sekarang dia baik-baik aja. Tapi pikirannya masih belum kacau. Gue cuman minta sama lo, jangan ajak dia ke danau, jangan panggil dia dengan panggilan Lita. Lo boleh ke rumah pulang sekolah nanti." Raka menepuk bahu Reyhan dan dia pergi dari hadapannya.
Jarum jam terasa berputar lebih lama dari biasanya. Dipikiran Reyhan hanya ada 'Thalitha, Thalitha, dan Thalitha'. Dia masih nampak bingung, kenapa Thalitha menghindari danau? Dan kenapa Thalitha sangat sensitif dengan panggilan Lita? Entahlah, Reyhan tidak bisa berpikir jernih. Dia hanya ingin waktu memihaknya untuk segera pulang sekolah.
Kring, kring, kring
Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu terdengar juga. Reyhan sekarang tengah buru-buru untuk pergi ke rumah Thalitha. Dia melajukan motornya dengan kecepatan penuh, dia mempunyai nyawa ganda? Entahlah. Yang dia mau sekarang segera menemui Thalitha.
***
Reyhan berhasil memarkirkan motornya di halaman rumah Thalitha. Dia berjalan cepat untuk menuju pintu rumah agar segera melihat perempuan yang sedang dia khawatirkan.
Tombol bel ditekan oleh Reyhan, dan tak lama pintu terbuka. Liona membuka pintu untuk Reyhan, karena pembantunya sedang menyiapkan makanan.
"Permisi tante, Rey boleh jengukin Thalitha kan?"
Liona membentuk lengkungan di bibirnya. "Masuk Rey, Thalitha di kamarnya. Disana juga ada temen Thalitha ko, samperin aja ya."
"Iya tan, makasih." Reyhan masuk ke dalam rumah dan segera menuju kamar Thalitha.
***
Clek. Pintu kamar Thalitha terbuka. Reyhan merasa hatinya tidak tenang kepada Thalitha. Benar kata Raka, dia memang terlihat baik-baik saja, namun dilihat dari raut wajahnya, pikiran dia sangat kacau.
"Eh kak Rey." sapa Stefani dan Selly. Reyhan hanya tersenyum ke arah mereka.
"Yaudah kita pulang ya Tha." Stefani angkat bicara.
"Iya Tha kita pulang ya, get well soon. Biar besok lo sekolah lagi." lanjut Selly.
Stefani dan Selly meninggalkan Thalitha dan Reyhan untuk berdua di kamar, karena Reyhan tampak ingin berbicara dengan Thalitha.
"Tha." suara Reyhan lembut. Dia duduk di tepi ranjang Thalitha.
Thalitha hanya menunjukan senyumnya. Dia tidak berbicara satu katapun. Dan saat ini Reyhan hanya menunjukan pandangannya pada mata Thalitha. Dia bingung dengan pandangan yang Reyhan perlihatkan padanya. Cemas? Iba? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYTHA
Teen FictionDengan dia, hidup tidak harus tentang berlaku baik, dan dengan dia hidup tidak harus tentang berlaku buruk. -Thalitha Jadilah diri sendiri. Berperan sebagai orang lain tidak akan menjadikan hidupmu indah. Hiduplah dengan tenang tanpa harus mengenan...