2.4. Datang Lagi

808 34 2
                                    

Mentari pagi telah hadir menyinari seisi bumi. Thalitha tengah siap dengan seragam putih abunya. Dia pun telah menyelesaikan sarapannya dengan seorang Raka. Wanita itu lebih memilih berangkat ke sekolah sekarang, sebab Reyhannya pasti sudah menunggu dirinya di depan rumah.

Thalitha segera langsung berpamitan dengan mamanya begitupun juga dengan papanya. Dengan langkah yang gesit dia berjalan keluar rumah tak lupa dengan senyuman yang mengembang akhir-akhir ini terus ia perlihatkan kepada siapapun. Dengan cepat wanita itu membuka pintu rumah dan benar saya di depan sudah terlihat Reyhan yang tengah menunggangi motornya sambil memainkan benda pipih yang di genggamnya.

Thalitha dengan senang menghampiri Reyhan.

"REY.HAN.ANG.GARA," ucapnya seraya mengejah nama Reyhan.

"THA.LIT.HA.LE.LIO.NA NA.SU.TI.ON," Reyhan pun tak kalah, dia membalas ejahan nama wanita yang mengejah namanya tadi.

Thalitha terkekeh geli, entah mengapa dirinya dan Reyhan bersikap kekanak-kanakan seperti itu. Tapi sungguh, itu sangat menyenangkan. Hal-hal kecil seperti itu tidak membuat keduanya bosan dengan hubungannya.

Wanita itu memilih menunggangi motor gede milik Reyhan ketika laki-laki itu menyuruhnya. Dan sekarang motornya melaju meninggalkan pekarangan rumah besar milik Thalitha. Wanita itu dengan bebas memeluk pinggang Reyhan, karena tas yang dikenakan Reyhan digendong depan dada. Bagus juga trik modus Reyhan kyaaa.

Setelah menempuh lima belas menit perjalanan, mereka sampai di sekolahnya, sekolah yang mempertemukan keduanya sampai akhirnya mereka saling menyimpan rasa. Thalitha menuruni motor yang telah ia tunggangi. Begitupun dengan Reyhan, dia melepas helm fullfacenya dan segera turun dari motor.laki-laki itu memberi kode pada Thalitha agar segera pergi dari parkiran, dia merangkuk bahu Thalitha dan berjalan meninggalkan parkira. Betapa bahagianya wanita itu bisa mendapatkan hati seorang Reyhan.

Saat berjalan di koridor, banyak sekali tatapan iri dari siswa-siswi yang lain. Bagaimana tidak? Most wanted di sekolahnya kini telah mendapat gandengan baru, apalagi gandengannya itu seorang Thalitha yang notebane terkenal nakal. Tapi mereka berdua tidak peduli dengan ocehan-ocehan yang di keluarkan dari mulut setiap siswa. Ketika sampai di depan kelas Thalitha, dia tidak langsung memasuki kelasnya. Wanita itumemikih diam di ambang pintu menatap Reyhan dengan lekat, lalu terciota lengkungan bibir yang sangat merekah.

"Jangan bolos pelajaran bu Shinta," Reyhan menarik hidung Thalitha.

Thalitha mengerucutkan bibirnya, tangannya tak lepas memegang hidung yang ditarik Reyhan. Niat dia untuk bolos pelajaran bu Shinta gagal, sebenarnya dia sudah merencanakan ketika pelajarannya di mulai dia akan pura-pura sakit dan memilih berdiam diri di UKS.

Laki-laki yang sedang berdiri di hadapan Thalitha mengacak pelan rambutnya kemudian berlalu pergi dari hadapannya. Punggung yang tinggi dan lebar terlihat semakin menjauh dan akhirnya tenggelam oleh sebuah tembok. Thalitha kembali tersenyum dan segera memasuki kelasnya.

***

Kringgggg...

Bel istirahat berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut yang sudah terkuras akibat kegiatan belajarnya.

Begitupun dengan Thalitha, kini dia sedang berjalan bersama kedua sahabatnya.

Sampai di kantin, mereka bertiga langsung menempati meja biasa, pojok kantin. Mereka memesan siomay mang Ujang tak lupa dengan segelas es teh manisnya.

"Makasih mang Ujang." ucap Thalitha ketika mang Ujang menyimpan pesanannya di atas meja.

"Sama-sama neng,"

REYTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang