Pernyataan Cinta

11.3K 634 141
                                    

Pagi hari waktu yang sibuk, apalagi weekdays bukan weekend. Kesibukan pagi terjadi di rumah siapa saja, tak terkecuali rumah Arthit.

Arthit, umur 17 tahun. Ia anak periang dan percaya diri tinggi, walau tak ada teman, ia selalu punya cara untuk bahagia. Tak terkecuali tahun ini. Tahun ajaran baru, dimana ia menjadi mahasiswa baru di SSU.

Seorang pria dengan memakai kemeja putih dihiasi apron bunga matahari sedang sibuk di dapur. Menyiapkan sarapan pagi agar anak semata wayangnya menjadi sehat dan tak kelaparan. Yang terpenting agar ia kuat menjalani fase kehidupan baru.

Pria itu meletakkan roti panggang telur dengan keju di atasnya. Tak lupa susu pink yang menjadi minuman favorite anaknya. Meski sudah di larang, tapi Arthit tetap cinta minuman itu apa pun yang terjadi. Jika di bumi ini kekurangan air putih, ia tak peduli selama minuman pink milk selalu ada.

Pria itu berjalan ke kamar anaknya setelah sarapan siap di meja. Ia memandang segumpalan selimut yang menjadi batu besar di atas tempat tidur.

Hmph.. anaknya memang susah untuk bangun pagi.

Pria itu mendekat dan menarik lembut selimut yang menutupi sekujur tubuh anaknya. Dia memang terlalu lemah jika berhadapan sama Arthit. Apalagi sejak kejadian itu, ia bersikap sangat hati-hati di depan Arthit.

"Sweetheart... ayo bangun.." pria itu menguncang pelan namun tak ada reaksi.

"Arthit sayang.. bangun. Nanti kau terlambat."

"5 menit pa.." Arthit bergumam namun tak ada niat untuk membuka kedua kelopak matanya.

"Baiklah.." papa Arthit mengecup sayang dan pergi untuk memakan sarapan paginya.

30 menit kemudian...

"ARGH!!!" Suara benda jatuh terdengar dari kamar Arthit. Papa Arthit tanpa melihat apa yang terjadi sudah tahu bahwa yang jatuh tadi adalah Arthit.

"AKU TELAT!!" Bukannya langsung berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap tapi Arthit berteriak dulu dengan kaya kevin home alone. Baru ia berlari ke kamar mandi. 5 menit waktu yang cukup untuk dia mandi, 5 menit waktu untuk siap-siap. Tak lupa rambut kebanggaannya di tata rapi. Anak ganteng harus tampil ganteng.

 Anak ganteng harus tampil ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa.. Aku pergi.." kata Arthit berjalan sambil memasukkan buku-bukunya. Tak bawa buku juga tak apa, karena hari ini hari pertama kuliah. Jadi tak ada bahan yang perlu di catat hanya pidato dekan yang perlu di dengarkan.

"Makan dulu..." kata papa yang tak mau nanti anaknya kelaparan.

"Tapi aku udah telat pa..." keluh Arthit.

"Nanti papa antar.."

"Tak bisa. Nanti papa telat ke kantor. Nanti hrd papa marah lalu mengadu pada bos papa. Lalu gaji papa di potong. Lalu papa potong uang jajan Arthit. Aku gak mau." Arthit memberikan penjelasan yang berliku-liku, yang intinya adalah.. TAK MAU UANG JAJAN DI POTONG.

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang