Rasa itu kembali..

3.4K 501 65
                                    

30 menit sebelum pementasan...

"Ingat kita sudah berjuang selama ini! Pementasan ini harus  sukses atau kalian akan kucincang lalu kugantung di pohon belakang sana." Prem memberikan ancaman tak main-main, dia sudah ke dokter kemarin dan menyatakan dia darah tinggi. Hanya karena pementasan ini, ia jadi darah tinggi.

"BAIK"

Semua pemeran sedang di make up dan baju sudah di siapkan. Adegan demi adegan berjalan lumayan baik meski ada beberapa hal konyol yang di lakukan Arthit dan Tutah.

"Rome... aku mau pipis..." kata Arthit daritadi bergoyang kesana kesini tak tahan.

"Adegan mencari sepatu sebentar lagi... kau benar-benar tak bisa tahan ?" Tanya Rome. Arthit menganguk.

"Bagaimana ini ??" Tak mungkin kan, Arthit pipis di panggung, di hadapan semua orang.

"Mimi, temani Arthit... aku akan mengcover bagianmu." Kata Rome.

"Terima kasih Rome."

Arthit dan Mimi berlari dengan cepat ke kamar mandi, ketika di kamar mandi orang yang di dalam terkejut sebentar lalu menyadari bahwa yang masuk itu pria yang memakai pakaian drama wanita.

"Mi.. cepat lepasin baju ini.." Arthit kesal, dia sudah kebelet pipis tapi gaun ini susah untuk di lepas.

"Angkat bagian bawah, turunkan celana lalu keluarkan..." kata Mimi.

"Susah Mi.. pegangin ya.." Jika orang lain tak melihat dengan mata kepala sendiri apa yang di lakukan Mimi dan Arthit mungkin akan berprasangka buruk akibat kata-kata yang ambigu.

"APA! GAK BOLEH LIHAT2!" Kata Mimi galak, ada beberapa orang yang mencuri-curi pandang ke arah mereka. Pertama kulit Arthit putih, memakai gaun ini membuat punggungnya terlihat oleh umum. Kedua, Arthit imut, di dandani ala wanita zaman victoria membuat orang berpikir bahwa Arthit adalah wanita jika hanya dipandang sekilas.

Setelah semua kericuhan di kamar mandi selesai...

"Phi.. phi..." mendengar suara anak kecil yang menarik-narik gaun Arthit. Arthit menoleh melihat ada anak kecil yang imut dan cantik, agak mirip dengan dirinya.

Entah perasaan apa yang merasuki, Arthit tiba-tiba jatuh berlutut, mulai mengeluarkan keringat yang menetes di pelipisnya. Kedua tangan Arthit menutupi kepalanya.

"Phi.. phi.. phi kenapa ?" Tanya anak kecil itu tiba-tiba panik.

"Arthit.. Arthit kau kenapa ?" Mimi di serang rasa panik, ia tak tahu apa yang terjadi pada Arthit. Semua begitu mendadak.

"Sakit... sakit..." hanya rintihan itu yang keluar dari bibir Arthit. Wajah Arthit semakin pucat. Kejadian ini menarik sekeliling.

"P'Bright..." teriak Mimi yang kebetulan melihat Bright mendekati mereka.

"Dia kenapa nong ?" Tanya Bright yang ikut jadi panik. " adik kecil ini siapa ?"

"Aku cari Phi Kong.. Phi.."

"Aku tak tahu Phi. Tiba-tiba Arthit jatuh dan jadi seperti ini." Jelas Mimi.

"Kau!" Tunjuk Bright kepada salah satu mahasiswa yang lewat. "Bantu aku membawa dia ke ruang kesehatan. Mimi jaga anak kecil ini." Bright dan mahasiswa itu bekerja sama membopong Arthit ke ruang kesehatan sedangkan Mimi kembali ke aula pementasan, ia harus memberi kabar Rome. Ibu tiri Arthit.

"PHI.. KONG..!" Teriak anak kecil itu melihat Kongpop di belakang panggung. Ia berlari namun Kongpop acuh tak acuh, bahkan ada kesan tak mau melihatnya.

"Waa.. imutnya.. siapa nama adik kecil ini ?" Tanya Lil, make up artist Star.

"Namaku Cici phi... adik Phi Kong.." celoteh Cici.

"Aihh.. ternyata adik Kong." Mendengar Cici adalah adik Kongpop, para wanita itu mengerubungi Cici.

"Rome gawat!..." kata Mimi agak keras setelah Rome berjalan ke belakang panggung.

"Ada apa ?"

"Arthit, tingkah lakunya aneh. Wajahnya pucat dan dia berkeringat deras. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya."

"Dimana dia...?" Tanya Kongpop menarik kerah Mimi dengan suara yang tajam tapi tatapan matanya khawatir.

"P..Phi Bright membawanya ke ruangan kesehatan." Rome segera membuka baju kostumnya.

"Adeganku selesai..." ia berlari menuju ke ruang kesehatan. Kongpop yang ingin berlari, namun di tahan oleh Prem.

"Satu adegan lagi.. ini adegan terakhir Kong." Kata Prem tajam. Kongpop menepis tangan Prem lalu pergi.

"Bagaimana ini? Pangerannya kabur.." salah satu koordinator.

"Kita perlu improvisasi." Jangan panggil namanya Prem jika masalah begini tak bisa di atasi.

Narasi :

Pangeran telah menemukan puteri yang ia cari. Sang Cinderlea dibawa ke istana. Mereka akan menikah di saksikan oleh semua rakyatnya.

Ratu dan Raja sudah berdiri, berserta pendeta di pentas. Cinderlela memasuki panggung.

"Pengumuman :

Pangeran meninggal tiba-tiba karena serangan jantung. Siapa yang ingin menikahi Cinderlela silahkan mengajukan diri sayembara di mulai."

The End.

Drama akhirnya berakhir, walau dengan muka kecut Star tetap mempertahankan imagenya di depan publik. Penonton bertanya-tanya kenapa akhir cerita Cinderlela seperti ini. Namun Tutah menjelaskan ini Cinderlela tahun 2019, dimana wanita menjadi mandiri tak perlu dukungan pria. Entah masih bingung atau tidak, intinya drama telah berakhir.

Zyzy : maapkan daku Cinderlela 🙇‍♀️🙇‍♀️..

Kongpop dan Rome mencapai ruang kesehatan bersamaan, mereka melihat Arthit duduk di pojok, menolak siapapun yang mendekat. Sambil merintih kata yang berulang-ulang.

"Sakit... hik.. sakit..."

"Maaf aku salah.. maaf..."

"Papa.. hik...papa..."

"Jangan pukul aku..."

"Aku salah.. aku salah..."

Kongpop berjalan mendekati Arthit namun di tahan oleh Bright.

"Jangan mendekat, nanti dia kabur.." Bright yang membawa Arthit ke ruang kesehatan kewalahan, karena Arthit mengamuk jika ada yang mendekat.

"Aku tahu.. aku akan menanganinya P'Bright.." Entah kenapa Bright percaya pada Kongpop.

"Hei.. Kong!" Teriak Rome. Namun di tahan oleh Bright. Dari raut wajah Bright, seakan meminta Rome percaya pada Kongpop, akhirnya Rome diam dan melihat.

Kongpop berjalan mendekat dan Arthit semakin histeris.

"Jangan.. ampun.. jangan pukul hik.. "

"Arthit.. ini Kong..." suara Kongpop terasa sangat jauh di telinga Arthit, bahkan ia tak mendengar, tenggelam dalam dunianya sendiri.

"Gak.. gak... jangan mendekat
.. sakit.. jangan pukul... gelap.. gelap..." racau pilu Arthit. Kongpop menangkap kedua tangan Arthit yang memblokirnya.

"Arthit ini Kong... ini Kong.. Arthit.." Arthit masih berusaha mengamuk.

"OON..  LIHAT AKU! INI AKU KONGPOP!" Kongpop terpaksa berteriak memanggil kesadaran Arthit.

"OON.. INI KONG.. LIHAT AKU.. INI KONG.. AKU DISINI.."

"OON.. AKU DISINI.. AKU ADA DISINI.."

Seakan mendapat udara dari dunia yang tenggelam, Arthit melihat secercah cahaya dari kegelapan dunianya. Ia mengerjap berkali-kali dan hanya mengucapkan dua kata sebelum pingsan.

"Tolong.. aku..."

Zyzy :

😭😭😭 Arthit...

Sabar ya Nong.. sekarang ada Kong yang melindungi nong 😭😭..

Ada apa dengan Arthit ? Tunggu chapter selanjutnya..

23 July 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang