Masa lalu (2)

3.1K 448 43
                                    

Dan trauma itu kembali lagi!

Saat itu, aku juga tertimpa musibah, atasanku memecatku tanpa sebab dan Arthit dikeluarkan dari sekolah. Padahal ia korbannya disini. Aku sungguh tak mengerti, kenapa jadi begini!

Perusahaan Forth juga di goncang masalah, ia harus berlari dari satu cabang ke cabang lain demi menstabilkan perusahaannya.

Aku kembali ke psikiater, tapi itu percuma. Luka yang di pendam, terbuka lagi. Kali ini mengangga dengan lebar. Bahkan ada sayatan-sayatan baru di traumanya.

Aku hanya bisa pasrah dan berjuang untuk hidup demi Arthit. Tak sengaja, aku bertemu dengan teman kampusku dulu. Ia sudah menjadi seorang dokter handal. Namanya Phana. Aku menceritakan kisahku padanya, Phana akan membantu sebisa mungkin.

Entah kegilaan apa yang aku pikirkan, aku meminta Phana mencuci otak Arthit. Menghilangkan semua traumanya. Awalnya Phana tak setuju, ia bukan dokter bedah otak atau saraf. Aku memohon dan memohon, aku tak bisa melihat Arthit tersiksa setiap hari, berkali-kali mencoba bunuh diri. Aku hancur! Aku butuh Arthit!

Phana kasihan padaku, dan mengenalkanku pada dokter yang ahli di bidang itu. Setelah beberapa kali konsultasi, aku menandatangani berkas pernyataan, dan kami mengoperasi Arthit.

Setelah Arthit sadar, aku mengurus semua dokumen, menganti nama kami, aku Tee menjadi Beam dan Oon menjado Arthit. Kami berharap dapat hidup normal seperti yang lainnya.

Beam POV End.

Arthit sudah pingsan di tengah cerita, tak kuat menahan emosi yang bergejolak. Rome yang galakpun menangis bahkan Em yang sama sekali terlibat ikut prihatin atas perjalanan hidup Arthit. Em pikir Arthit itu anak periang dan suka berbuat semaunya, dia polos sehingga sasaran empuk untuk di kerjai. Em tak menyangka kalau dibalik keceriaan itu ada kenyataan yang menyakitkan seperti ini.

"Aku akan membawanya ke kamar." Kata papa Beam namun di tahan oleh Kongpop.

"Biar aku yang membawanya paman." Pinta Kongpop. Beam ingin menolak namun Forth memegang lengan Beam, Forth bilang ada sesuatu yang harus Beam dengar. Dan itu kisah tentang Kongpop.

Akhirnya Beam membiarkan Kongpop  membawa Arthit ke kamar.

"Sekarang, giliranku. Ini akan melengkapi cerita Beam. Tapi aku tak akan bercerita tentang diriku namun ini tentang Kongpop." Rome dan Em shock kenyataan bahwa Kongpop pun terpengaruh dalam hal ini.

"Sebenarnya, kau di pecat dan Oon di keluarkan dari sekolah itu perintah dari Suthiluck. Saat itu, Fang menjalin hubungan dengan ayah Kongpop. Matt Suthiluck. Fang membawa foto itu ke nenek Kongpop, yang mana sangat terkejut, awalnya mereka tak percaya pada Fang, namun ketika mereka bertanya pada Kongpop, dengan jujur Kongpop bilang dia menyukai Oon. Mereka tak dapat berbuat banyak pada Kongpop, karena ia satu-satunya ahli waris dari keluarga Suthiluck. Agar nama keluarga Suthiluck tak tercemar, mereka mengerjai kalian dan perusahaanku. Membuat kami kesusahan, Kongpop tahu itu. Ia berontak, menjerit bahkan memohon, namun semua itu diabaikan. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak umur 7 tahun ? Ibunya sudah tak ada. Ia hanya bisa menahan diri. Setahun kemudian  Fang menikah dengan Matt dan menjadi keluarga resmi Suthiluck. Fang benci gay karena Beam, dia juga tak suka Kongpop. Tapi dia tak bisa berbuat banyak, menunggu sampai dia melahirkan seorang putra. 3 tahun kemudian, dia hamil. Fang berharap bayinya laki-laki hingga dia bisa menyingkirkan Kongpop, tapi takdir berkata lain, bayinya perempuan. Dia semakin tak berdaya, bagaimana bisa dia menyakiti ahli waris Suthiluck secara terbuka. Dia hanya bisa membuat Kongpop sendirian, membuat yang lain fokus pada anaknya, Cici. Kongpop tinggal dirumah itu 9 tahun, 9 tahun ia melihat banyak hal dan mengalami banyak hal, semua itu merubahnya menjadi dingin dan tak peduli. Bukan pribadi yang hangat seperti itu. Tapi semakin ia besar, semakin ia mempunyai kekuatan untuk mencari Oon. Kongpop menyewa seorang detektif handal menyelidiki tentang kalian. Dan akhirnya ia menemukan bahwa Oon akan kuliah di universitas SSU, jurusan engineering. Awalnya ia akan mencari diam-diam, tapi tak disangka, di hari pertama ada seorang anak yang menjerit menyatakan cinta, dan dia adalah Oon. Kongpop mudah mengenalinya karena wajah Oon tak banyak berubah. Tapi ia tak bisa mendekatinya secara terbuka, ia takut Oon menghilang lagi karena pengaruh keluarganya. Ia hanya bisa berpura-pura tak mengenal Oon, dan terkadang bermain bersamanya. Hingga ia membongkar penyamarannya di liburan kalian." Kongpop sudah menceritakan garis besar kejadian di villa itu pada Forth.

"Mereka berdua menyedihkan" kata Em yang simpatik terhadap kisah mereka berdua. Rome mengangguk setuju meski masih menangis.

"Jadi.. ini semua karena Suthiluck ?" Tanya Beam dan Forth mengangguk.

"Aku sempat mendengar rumor tapi aku tak percaya. Aku pikir tak ada alasan kami menyinggung keluarga Suthiluck. Aku.. aku..." Beam menutup wajah dengan kedua tangannya, isakan tangis terdengar.

"Beam.. sekarang semua baik-baik saja. Ada aku disini. Sekarang kau sudah lebih kuat dari dulu, dan Kongpop sudah mempunyai kekuatan. Ia tak akan berdiam diri lagi. Kami berdua akan melindungi kalian." Forth memeluk Beam dari samping, mencoba menenangkannya.

"Kalian, menginap lah disini." Kata Forth pada Rome dan Em. Em bilang ia harus pulang, ada urusan. Rome akan menginap.

"Perlu aku antar ?" Tanya Forth namun di tolak Em. Ia sudah besar, bukan anak kecil lagi. Forth memanggil taksi untuk mengantar Em pulang.

***

Malam itu, Arthit terbangun dari mimpi buruknya. Ia berkeringat, takut dan gemetar. Bibirnya sedikit pucat, dan nafasnya tak teratur. Kamar Arthit terang, sengaja tak mematikan lampu karena tahu Arthit tak suka gelap.

Ini mimpi... hanya mimpi.. ini mimpi.. Arthit mengulang kata-kata itu bagaikan mantra. Setelah sedikit tenang, Ia melihat Rome tidur di sampingnya, secara otomatis Arthit memeluk Rome dan Rome yang tidur mengigau menepuk pundak Arthit pelan. Arthit merasa lega, ada Rome disini.

Setelah memeluk Rome, Arthit menoleh ke kiri, disebelahnya ada Kongpop yang tertidur.

Kong menginap disini ?

Arthit tak tahu alasan kenapa Kongpop menginap disini, namun mungkin karena rindu atau karena lega Kongpop ada di sisinya. Arthit melakukan hal yang dulu pernah ia lakukan, tidur diatas Kongpop.

Kali ini ia merasa nyaman.

Tak lama , Arthit tertidur lagi.

Kongpop membuka matanya, menyadari ada beban berat yang menindihnya.

Kongpop tersenyum pada beban itu.

Selamat malam Oon. Mimpi indah.

Malam itu, Arthit tak bermimpi buruk lagi.

10 Agustus 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang