Gathering

3.4K 488 118
                                    

Target terpenuhi yeayyy...

Sekarang, silahkan menikmati rewardnya 😁😁..

Masa-masa kuis telah lewat, 2 minggu perjuangan para prajurit telah selesai, hanya tinggal menunggu pengumuman nilai.

"Permisi bu, kami mohon ijin membuat pengumuman." Salah seorang senior yang berbaju merah maroon itu masuk ke kelas.

"Apa sudah saatnya ?" Tanya Bu Jane. Senior itu mengangguk.

"Baiklah, silahkan." Bu Jane mempersilahkan para senior masuk, mereka berjumlah 7 orang dan semua memakai seragam yang sama. Warna merah maroon.

"Selamat pagi para junior!" Senior itu berkata lantang.

"Selamat pagi para senior!" Jawaban para junior serempak.

"Kurang keras! Selamat pagi para  junior!"

"SELAMAT PAGI PARA SENIOR!"

"Bagus! Masa kuis telah selesai, kami mengadakan gathering di akhir pekan ini. Untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan kerjasama, kalian semua harus ikut tanpa terkecuali. Yang tidak ikut akan di hukum. Hari Jumat jam 4 sore kumpul di lapangan. Kita akan ke gunung. Siapkan perlengkapan kalian dengan baik. Apa kalian mengerti ?"

"MENGERTI PHI"

"Kalian membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Kalian tentukan sendiri anggota kelompok kalian, jika ada yang tak mempunyai kelompok akan di gabungkan menjadi satu kelompok. Kamu..." senior itu menunjuk Rome. "Kumpulkan daftar kelompok dan berikan padaku hari ini. Aku tunggu sampai jam 5 sore."

"Baik Phi.." Rome memandang senior itu. Lumayan tampan. Ada percikan - percikan api di mata Tutah.

"Kalau begitu, kami permisi bu. Terima kasih atas waktunya." Para senior itu pamit dan pelajaran segera di lanjutkan.

***

"Rome.. kita satu kelompok kan ?" Tanya Arthit manja. Ia ingin satu kelompok dengan Rome dan Tutah, mahasiswa yang lain membencinya karena mereka penggemar Kongpop. Mereka tinggal cari satu orang lagi, lebih bagus kalau Kongpop mau bergabung di kelompoknya.

"Oke." Baru saja Arthit nyengir bahagia, buyar begitu saja akibat kedatangan dua orang.

"Hai Khaw*..." sapa Em.

(Khaw artinya putih dalam bahasa Thailand)

"Huh?" Arthit dan sahabatnya bingung. Pilihannya cuma Arthit sama Rome, soalnya kulit Tutah tidak putih alias sedikit hitam.

"Khaw, ikut kelompok kami." Ajak  Em tanpa minta persetujuan.

"Ke.. kelompok si.. apa ?" Arthit jadi gugup jika diintimidasi begini. Wad menarik  kerah baju Arthit dan menyeretnya ke arah Kongpop.

"Satu, dua, tiga, empat. Kelompok kita sudah lengkap." Kata Wad menunjuk ke dirinya, Kongpop, Em dan Arthit.

"Huh?" Arthit shock. Ini maksudnya apa ?

"Aku... aku..." Arthit mengigit bibirnya gugup.

"Dengar Khaw, kau pilihan kami. Kau tak boleh menolak. Atau masa kuliahmu akan tidak tenang selama 4 tahun."

"Ke.. kenapa aku ?"

"Karena kau sama gilanya dengan kami." Jawab Em. Ini pujian atau hinaan ?

"Ta.. tapi.. aku bersama Rome." Arthit memberikan alasan, Memang benar ia senang satu kelompok dengan Kongpop tapi itu kalau Kongpop di tarik ke kelompoknya bukan ia yang di tarik ke kelompok Kongpop.

"Rome.. kau bisa pilih kelompok lain ?" Tanya Wad berteriak.

"Tak masalah." Jawab Rome cuek.

"See.. apa ada masalah sekarang ?" Em makin mengintimidasi Arthit. Arthit mengeleng gugup.

"Oke. Masalah sudah selesai."

Arthit kembali ke tempat duduknya, ia protes pada Rome.

"Kenapa kau setuju ?" Tanya Arthit kesal.

"Bodoh! Ini kesempatanmu mendekati Kongpop. Aku hanya memberimu kesempatan."

"Tapi aku takut sama mereka, aku hanya berani sama Kongpop."

"Aku rasa mereka tak akan menyakitimu. Tampang mereka saja yang galak."

"Kau yakin?" Tanya Arthit ragu.

"Hm.. "

"Kau membuatku iri Arthit ? Aku ingin ada di kelompok mereka." Kata Tutah cemburu. "Kalau kau takut, tukar posisi denganku." Usul Tutah.

"Tidak mau!"

***

Hari Jumat, jam 4 sore.

Para mahasiswa junior telah berkumpul di lapangan, kecuali kelompok Kongpop. Hanya Arthit yang baru datang. Para senior sudah memanggil untuk naik ke bus.

Mereka dimana ? Kenapa belum datang ?

Aku tak punya nomor telepon mereka.

Sebentar lagi bus akan jalan.

"Maaf Phi.. kelompokku belum datang." Kata Arthit mendekati ketua kelompok senior.

"Kau kelompok nomor berapa?"

"Nomor 6 Phi."

"Kelompok Kongpop?" Arthit mengangguk. Ketua senior itu memandang Arthit dari atas sampai bawah. Arthit jadi gugup di pandangi seperti itu.

"A.. ada apa Phi ?"

"Tak ada." Ketua senior itu tersenyum. "Kongpop membawa mobil sendiri, kelompok kalian tak akan ikut bus. Nanti terlalu berisik banyak yang merayu Kongpop. Kau punya nomor telepon Kongpop ?" Arthit mengeleng.

Ketua senior itu menulis di sebuah kertas dan merobeknya. " Ini nomor telepon Kongpop, kau bisa hubungi dia langsung. Tanya kapan ia kapan sampai." Ketua senior itu menepuk lembut kepala Arthit.

Rasa ini... dejavu...

Bus telah pergi meninggalkan Arthit sendiri dengan dua tas bawaanya. Ia meraih handphonenya dan memasukkan nomor telepon Kongpop lalu memanggilnya.

Trtt... trtt....

Nomor telepon yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan mencoba beberapa saat lagi.

Arthit mencoba sekali lagi.

Nomor telepon yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan mencoba beberapa saat lagi.

Sial! Dimana dia ?

10 menit Arthit menunggu namun belum ada tanda-tanda kedatangan Kongpop dan teman-temannya.

"Khaw!!" Tanpa menoleh Arthit sudah tahu siapa yang memanggilnya. Em, teman Kongpop. Hanya dia yang memanggil Arthit seperti itu.

"Kalian telat."

"Maaf.. maaf... aku ketiduran." Aura intimidasi itu tak ada. Aneh. Pikir Arthit.

"Segera berangkat." Kata Wad, masih seram seperti biasanya. Em  berjalan mengikuti Wad balik ke mobil. Arthit baru saja mau mengambil tas bawaanya namun tas itu sudah berpindah ke tangan Kongpop.

Arthit tersenyum.

Ternyata dia baik 😁😁..

09 July 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang