Special Chapter V

3.8K 342 73
                                    

"Kong.. siap ya." Teriak Arthit dari taman belakang. Hari ini mereka menginap di rumah orangtuanya paman Forth. Urusan kenapa paman Forth lebih suka tinghal dirumahnya, Arthit tak akan bertanya lagi, kata Kongpop itu tidak sopan jadi Arthit setuju saja.

Kongpop memberi sinyal oke dan Arthit mulai berlari dalam hujan. Ia berteriak sambil tertawa dan Kongpop memvideokan dari teras belakang.

"Hahahahahhaa..." Tawa Arthit saat dia berlari dalam hujan.

Beam yang baru kembali dari minimart, langsung marah begitu melihat anak kesayangannya main hujan-hujanan.

"Arthit!! Kemari. Kenapa kau lari-larian dalam hujan. Nanti kau sakit." Teriak papa Beam.

"Tidak bisa papa. Ini hukumanku." Balas Arthit juga berteriak.

"Siapa yang berani menghukum anakku!!" Papa Beam mendelik tajam pada Kongpop.

"Bukan aku paman. Itu Arthit kalah taruhan." Kongpop membela diri, ia tak mau mempunyai image buruk didepan calon mertuanya.

"Taruhan? Taruhan apa?" Tanya papa Beam bingung.

"Mereka taruhan untuk tak bersuara selama 2 jam istirahat. Tapi Arthit kalah, ia berteriak saat aku sedang berbicara dengan seseorang."

"Siapa yang mengajari anakku taruhan!" Papa Beam 100% akan menghukum orang kurang ajar itu. Beraninya mengajari anaknya ajaran sesat.

"Itu.. Rome."

Mendengar nama Rome, papa Beam menjadi lebih lembut bahkan sempat tertawa kecil. Ternyata Rome bisa jahil juga. Kalau itu Rome, papa Beam juga tak bisa marah.

"Aku siapkan minuman jahe biar Arthit tak masuk angin." Kata papa Beam. "Arthit!! Kalau sudah selesai, segera mandi air panas."  Lanjutnya.

"Baik papa." Teriak Arthit yang masih harus berlari 3 lap lagi.

***

Arthit dan Kongpop berjalan beriringan memasuki universitas. Biasanya Kongpop akan mengantar Arthit ke kelasnya dulu baru pergi ke kelas.

Ditengah jalan, ada seorang gadis yang memanggil Kongpop. Gadis itu gadis kemarin yang berbicara cukup dekat dengan Kongpop yang menghasilkan Arthit kalah taruhan.

"Pagi Kong..." sapa gadis itu dengan suara manis tapi terdengar memuakan di telinga Arthit.

"Pagi Sal.."

"Kong, ada pemberitahuan dari dosen." Sal memegang lengan Kongpop yang kemudian ditepis oleh Arthit. Kongpop itu miliknya.

"Jangan pegang-pegang milik orang!" Kata Arthit jahat.

"Milik orang? Milik siapa?" Tanya Sal dengan nada mengejek.

"Tentu saja milikku. Kong ini pacarku."

"Pacar?"

"Benarkan Kong?" Arthit meminta konfirmasi dari Kongpop dan Kongpop juga mengiyakan. Tuh lihatkan gadis beracun.

Bukannya marah, Sal itu malah tertawa. "Pacar? Kurasa bukan. Kong lebih tepat sebagai pengasuh, dan kau bayi yang diasuhnya hahaha..."

"Kong pacar Arthit!!! Ngerti gak!"

"Buktikan kalau begitu." Tantang Sal.

"Kong, cium Arthit." Kata Arthit menutup matanya siap menerima ciuman. Tapi Kongpop malah menariknya pergi menjauh.

"Kelasmu akan dimulai sebentar lagi." Kata Kongpop menanggapi Arthit yang cemberut. Ia harus curhat kalau begini.

Saat memasuki kelas dan dosen belum datang, Arthit segera menelepon seseorang untuk curhat.

Mami tiri kedua.

***

Buk!!

Arthit didorong ke dinding. Punggungnya bertabrakan dengan cukup keras. Arthit mengenyit kesakitan.

"Hei bayi jelek! Sadar diri. Kau ini hanya menyusahkan Kongpop. Kongpop itu orang baik makanya dia rela mengasuhmu. Tapi kau..." Sal mendorong-dorong dahi Arthit dengan jari telunjuknya. Kukunya cukup tajam hingga meninggalkan luka kecil disana.

"Tahu diri! Sudah sebesar ini masih seperti anak kecil. Dasar idiot!" Kata Sal yang diiring tawa teman-temannya.

Yah.. Arthit kena dibully lagi.

"Kong pacar Arthit. Kami akan segera menikah setelah lulus." Bantah Arthit. "Dan aku bukan idiot."

"Menciummu saja tak mau. Pikirkan lagi bodoh!"

"Kami berciuman setiap malam."

Plak!! Sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kiri Arthit. Pipi Arthit tercetak merah bentuk tangan.

Sakit..!!

"Mimpi! Sudah idiot, gila pula." Bentak Sal.

Sal mengangkat tangan lagi untuk menampar Arthit dan terhenti saat mendengar suara batuk dari belakang.

"Kong..." kata Sal ngeri melihat wajah kejam Kongpop. Selama ini Kongpop hanya memasang wajah dingin dan akhir-akhir ini dia sering tertawa kecil. Hingga image dingin memudar.

"Kong...😢😢." Panggil Arthit.

Kongpop berjalan menghampiri dan kerumunan gadis itu membelah dua memberikan jalan pada Kongpop.

"Kong, pacar Arthit kan.." tanya Arthit, airmata sudah mengenang dimatanya.

"Tentu saja Arthit pacarku." Kata Kongpop membelai pipi bengkak Arthit. Rasa marah membuat darah Kongpop mendidih.

"Kita.. kita akan menikah setelah lulus kan..."

"Benar. Kita akan menikah setelah lulus.."

"Kong gak bohong kan.."

"Tidak. Arthit cinta pertama dan terakhirku." Kongpop melihat ada sedikit luka dibibir Arthit akibat tamparan keras itu.

"Arthit.. ayo kita makan ice cream. Nanti bengkaknya hilang kalau makan yang dingin-dingin." Ajak Kongpop membantu Arthit berdiri.

"Mereka ?" Tanya Arthit merujuk ke kerumunan para gadis itu.

"Ada yang akan mengurusnya. Arthit mau ice cream rasa apa?" Kongpop mengajak Arthit berjalan menjauh dari tempat itu.

"Strawbery, vanila, coklat lalu rasa green tea juga Kong. Menurut kabar green tea bagus untuk diet." Kata Arthit bersemangat.

"Menurut kabar ? Kabar peri angin ?"

"Bukan. Kabar dari tukang ice cream." Kongpop tertawa mendengar jawaban Arthit namun sedetik kemudian tawa itu berubah menjadi nada kejam.

Kongpop berhenti sebentar.

"Nana.. Rome.. kuserahkan sisanya pada kalian." Teriak Kongpop.

"Telat! Kami sudah mengurusnya." Balas Rome teriak. "Beraninya menampar anakku!"

"Kau urus menantuku. Aku akan mengurus mereka dengan sangat..  baik." Nana tersenyum kejam. Matanya menyiratkan kekejaman yang membuat para gadis itu merinding.

"Ayo tim gajah. Hajar!!" Teriak Tutah.

Sejak saat itu, beredar gosip bahwa Arthit mempunyai dua iblis pendukung yang mempunyai anak buah yang banyak.

Tak ada yang berani menganggu Arthit lagi.

Sekian..

17 April 2020

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang