Rumor

3.6K 479 82
                                    

Pagi semua 😁😁

Tambah semangat di pagi hari dengan FF ini. Yuk langsung di baca 😁😁

Bagai masuk dalam keajaiban dunia. Suasana universitas menjelang kuis meningkat drastis. Mahasiswa pintar dan penerima beasiswa, tentu saja rajin belajar. Tapi ini yang pemalas sekalipun membawa buku kemana-mana. Para dosen dan dekan menjadi bangga dan terharu, akhirnya pada mahasiswa itu menyadari bahwa belajar itu penting. Perpustakaan menjadi sesak, bahkan tekanan udara menjadi sangat berat.

Lain pikiran dosen dan dekan, lain pula pikiran mahasiswa. Semua ini karena Arthit.

FLASHBACK ON

"Hentikan tingkahmu." Arthit di bawa ke sudut belakang gedung olahraga oleh beberapa gadis pengemar Kongpop. Jika mereka tak bisa mendekati Kongpop maka Arthit juga tak boleh mendekati Kongpop.

"Kenapa ?" tanya Arthit. ada perasaan bergidik saat mereka mengerumuninya. perasaan takut dan dejavu.

"Kau tak layak untuk Kongpop." bentak salah satu gadis itu. " Jangan mendekatinya lagi."

"Tidak bisa, setidaknya sampai setelah nilai kuis keluar." mohon Arthit.

"Kau..." seseorang mau menampar Arthit tapi di tahan oleh orang lain.

"Kenapa ?" tanya gadis yang menahan tangan temannya.

"Rahasia."

Gadis itu lebih kuat dari Arthit, ia menekan kedua pipi Arthit hingga mulut Arthit membentuk huruf U. Arthit takut, sepertinya ia pernah merasakan ini. Tapi ia tak bisa ingat.

"Hei ! Lepaskan dia !" Rome dan Tutah menemukan Arthit setelah bertanya ke sana dan ke sini. Rome curiga jika Arthit menghilang mendadak. Pesan papa Arthit selalu diingatnya. 

Jangan sampai kejadian lama terulang kembali!

"Siapa kau ?" Kata gadis itu melepaskan Arthit. 

"Temanku.." kata Arthit senang dan bangga.

"Aku sudah memanggil dosen kemari, jika kalian mau melanjutkan silahkan saja." tantang Rome. Para gadis itu mengutuk lalu pergi meninggalkan mereka.

"Kau tak apa ?" tanya Rome. Arthit mengeleng kepala dan memeluk Rome. " Terima kasih" katanya bersungguh-sungguh. Rome menepuk punggung Arthit seperti menandakan 'Aku disini'.

"Ehmmm... Arthit" panggil Tutah.

"Ya.."

"Kenapa tak bisa sampai nilai kuis keluar ?"

"Itu karena Kongpop bilang padaku, kalau hasil semua kuis di atas 80, aku bisa melihatnya telanjang."

"APA!!!!!!" Tutah membeku sejenak. "Aku belajar dulu..." dengan secepat kilat Tutah pergi meninggalkan mereka.

"Kok buru-buru ?" Teriak Arthit. "Kenapa dia buru-buru Rome ?"

"Karena ia ingin melihat Kongpop telanjang. " Arthit shock. " Aku pergi dulu, mau lihat yang gelap-gelap."

"NO!!!!!!" Arthit memukul mulutnya yang membocorkan rahasia.

Sejak saat itu rumor beredar, dari jika hasil semua kuis Arthit diatas 80 menjadi jika ada yang mendapatkan hasil semua kuis di atas 80 maka dapat melihat Kongpop telanjang secara live. Rumor ini beredar dengan cepat melebihi larinya flash. bahkan kereta shinkansen pun kalah panjang dari antrian pengemar Kongpop yang berjuang demi...

FLASHBACK OFF

***

"Papa, aku minta cemilan" Arthit sudah membulatkan tekad, ia akan belajar keras malam ini baik itu si angka maupun si huruf. Ia tak mau ketinggalan live Kongpop. Jika ia sampai gagal dan orang lain menikmatinya, ia akan menyesal seumur hidup.

"Camilan ? Arthit , malam-malam jangan makan terlalu banyak." papa menasehati, meski tubuh Arthit belum overweight tapi harus dijaga dari sekarang. Cemilan malam hari itu buruk.

"Papa, Genderang perang telah di kumandangkan, Arthit sebagai prajurit tak takut mati tak akan mengalah. Ini pertaruhan hidup atau mati. Untuk itu, Arthit perlu energi yang banyak. Lihat saja si angka dan si huruf, akan ku injak-injak kalian dibawah kakiku." Arthit semangat membara, kuis kali ini terlalu spesial.

"Maksudnya Arthit mau belajar ?" Arthit mengangguk.

"Arthit..." papa menghela nafas. " Katakan, papa salah apa ?"

"Maksud papa ?"

"Selama ini Arthit paling anti belajar, papa juga tak pernah memaksa Arthit untuk belajar. sekarang Arthit ingin belajar, tentu saja papa merasa aneh. katakan apa mau Arthit ?"

"Papa..... Arthit sungguh-sungguh, sebagai pelajar sudah berkewajiban untuk belajar bukan ?"

"Arthit..."

"Papa, please.. Tekad Arthit sudah bulat. Arthit tak akan goyah." Arthit sudah keras kepala, lebih baik papa mengalah.

"Baiklah, mau cemilan apa ?"

"Biskuit coklat.."

Tak lama kemudian...

"Angka sialan!!!!" "BRAK!!" Arthit terjungkal dari kursinya..

***

Em berlari tergesa-gesa berjalan menuju lapangan basket dimana Kongpop dan Wad sedang bermain. Wajahnya memerah, nafasnya tersenggal-senggal. Wad menyodorkan sebotol air mineral dan di teguk langsung oleh Em.

"Kong, gawat! benar-benar gawat!"

"..."

"Ini serius , aku tak bercanda."

"Apa?"

"Kau tahu, satu kampus sudah beredar rumor. Jika ada yang lulus semua kuis diatas 80 maka kau menyajikan tarian striptis secara live." Em bicara dalam satu tarikan nafas.

"APA!!!! Gila!" Wad terkejut, rumor gila ini darimana usulnya.

"Siapa yang menyebarkannya ?" Tanya Wad, Wad sebagai jendral Kongpop akan menghukum siapa pembuat hoax rumor itu.

"Aku juga tak tahu." kata Em. Dia baru dengar rumor ini setelah ada yang bertanya padanya apakah rumor itu benar atau tidak. Berbalik dengan reaksi Wad yang terkejut, reaksi Kongpop malah tenang dan muncul senyum tipis yang licik.

"Apa kau ingin kami menyelidikinya ?" 

"Tak perlu." Jawaban Kongpop membuat mereka berdua terperangah.

"Tidak perlu ?"

"Hm"

"Aku pergi dulu.." Kongpop melempar bola dengan lemparan three point lalu beranjak pergi.

"Kau mau kemana ?" Teriak Em.

"Menemui dosen..." Kongpop berhenti sebentar lalu berbalik, "Jangan mengharapkan nilai sempurna di kuis kali ini." Kongpop tersenyum licik. Wad dan Em mengangkat bahu, mereka tahu Kongpop akan melakukan hal yang tak biasa dalam kuis kali ini.

08 Juli 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang