Teman Pertama

4.8K 534 134
                                    

Maap ya wattpad sepertinya error, chapter ini cuma tampil setengah. Ini lg coba di pub lagi.

"Silahkan masuk..." Arthit membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mempersilahkan Rome masuk ke rumahnya. Setelah adegan yang memalukan dan pemaksaan ala Arthit. Rome dengan  terpaksa bertandang ke rumah Arthit.

"Mau minum apa ?" Tanya Arthit, sebagai tuan rumah yang baik, ia harus memperlakukan tamunya agar puas dan kembali bertamu lagi ke rumahnya. Rumahnya itu sepi, hanya dua orang yang tinggal disana. Arthit dan papa.

"Apa saja." Jawab Rome, ia melihat sekeliling rumah Arthit. Designnya simpel namun nyaman, tak banyak barang hingga terlihat rapi. Foto-foto di dinding, kebanyakan foto Arthit waktu kecil. Selfie atau berdua dengan pria dewasa yang Rome duga sebagai papanya. Namun Rome tak melihat foto mama Arthit di rumah ini.

"Ini pink milk." Arthit menaruh dua gelas pink milk di atas meja.

"Pink milk ?" Rome sedikit memiringkan kepala dan mengenyitkan dahi.

"Iya, ini minuman favoriteku." Kata Arthit dengan bangganya.

"Tak ada minuman lain ?" Tanya Rome. Ini pertanyaan biasa namun pertanyaan ini membuat Arthit gugup. Ia takut Rome kecewa dan membenci dirinya. Ia ingin punya teman.

"Kau.. kau.. tak suka ?" Tanya Arthit takut-takut.

"Aku tak suka minuman manis."

"Maaf.. Rome... aku minta maaf... aku tak tahu kau tak suka minuman manis. Bodohnya aku.. maafkan aku Rome..." Arthit menunduk bersedih. Rome merasa janggal melihat tingkah laku Arthit seperti ini.

Aneh..

Kenapa dia sesedih itu ?

"Kau.. kau.. suka apa ?" Tanya Arthit mencoba menarik lagi tali pertemanan mereka agar tak putus.

"Air putih saja cukup." Arthit dengan cepat melaju ke dapur.

"Hangat atau dingin ?" Arthit harus bertanya detail agar tak salah.

"Hangat saja."

Arthit membawa segelas air putih hangat dengan tersenyum. Kali ini ia tak akan salah 😁😁.

"Kau tiap hari minum pink milk ?" Tanya Rome. Arthit mengangguk gembira.

"Sehari berapa banyak ?"

"3-5 gelas. Kenapa ?" Tanya Arthit polos.

"Jangan terlalu sering, nanti kau diabetes." Biar begini, Rome memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan.

"Kau tak suka aku minum pink milk ?" Rome mengangguk. Arthit seperti terkena petir. Ia tak bisa memilih antara Rome dan pink milk, tolong aku... hidup ini susah.

"Bukannya tak boleh, tapi jangan kebanyakkan. Sehari segelas cukup." Kata Rome geli namun tegas setelah melihat wajah tersambar petir Arthit.

"4 gelas." Arthit bernegosiasi.

"Itu kebanyakan."

"3 gelas." Arthit masih mencoba peruntungannya.

"2 gelas atau tidak sama sekali." Ancam Rome.

"Baiklah 2 gelas. Aku masih bisa bertahan dengan 2 gelas hehehe..." Arthit tersenyum gembira, matanya berbinar. Harapannya terkabul. Ada pink milk minuman favorietku dan ada  Rome teman pertamaku. Hanya kurang satu.... KONGPOP KEKASIHKU.

"Rome... kita ini teman kan ?" Tanya Arthit ragu-ragu, walau dalam hati Arthit sudah menganggap Rome sebagai temannya tapi pertemanan butuh persetujuan kedua belah pihak, kan.

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang