Rival

3.1K 446 88
                                    

Arthit mengelus pinggangnya yang berasa nyeri, tidur di atas Kongpop membuat pinggangnya kaku. Mungkin karena ia terbiasa tidur di atas kasur.

"Kau kenapa ?" Tanya Rome yang lagi membuat roti panggang. Ada trio gajah yang menunggu roti panggang matang dan Arthit menunggunya juga.

"Pinggangku sakit." Keluh Arthit.

"Whattttt!! Jangan bilang kau sudah tidur sama Kongpop ?" Tutah teriak penasaran. Ia memang mengajari Arthit tapi ia belum mengajari Arthit berbuat sejauh itu. Sarannya hanya tidur berpelukan.

"Iya." Jawaban Arthit membuat mereka mengangga lebar.

"Se.. serius ?" Arthit mengangguk.

"Lalu kau diatas atau dibawah ?" Mimi penasaran, ia yang menyarankan Arthit posisi atas.

"Karena saran gilamu, aku jadi sakit pinggang!" Serang Arthit kesal. Karena ia semalaman di atas, makanya ia sakit pinggang sekarang.

"Wow... wow... wow... kau yang jadi TOP ?" Mimi berdecak kagum, wajah unyu imut menjadi TOP dan ia merasa lucu membayangkan Kongpob menjadi BOTTOM.

"Tak mungkin... Arthit pasti bohong." Kata Meong tak percaya.

"Ia bahkan tak tahu caranya." Tutah menimpali.

"Apa itu TOP ? BOTTOM ?" Tanya Arthit lugu. Seketika ketiga orang  itu tertawa terbahak-bahak.

"Kalian tak percaya! Kalian bisa tanya Kongpop, semalam aku diatas." Kata Arthit kesal. Mereka malah tertawa lebih keras.

"MAKAN!" Rome menaruh kasar sepiring tumpukan roti panggang. Mereka langsung terdiam dan masing-masing mengambil satu roti panggang. Rome melirik Arthit tajam namun tak berkata apapun. Sepertinya ia marah.

"Rome..." panggil Arthit tapi di cuekin sama Rome.

"Rome..." sekali lagi Arthit memanggil tapi Rome bangkit berdiri meninggalkan mereka. Melihat itu, Arthit menjadi sedih dan tak nafsu makan. Ketiga gajah juga merasa kasihan pada Arthit.

***

Hari ini tidak ada drama konyol. Cukup sehari saja Arthit dikerjai oleh mereka.

Kongpop, Wad dan Em bermain voli pantai. 2 VS 1. Tutah, Mimi dan Meong berenang di tepi pantai. Arthit dan Rome duduk berteduh dibawah payung besar.

"Rome.. apa kau marah ?" Arthit menarik ujung baju Rome, ia menunduk tak berani menatap Rome.

"Tidak."

"Lalu ?"

"Aku hanya kesal."

"Karena aku ?"

"Sebagian. Sebagian lagi karena seseorang."

"Kongpop ?" Rome mengeleng.

"Dengar, aku tahu kau mengejar Kongpop dan aku tak melarang hal itu, tapi Arthit kalian belum resmi berkencan. Jangan menyerahkan tubuhmu begitu saja, nanti dia memanfaatkanmu. Apa kau sudah tahu dia membalas perasaanmu atau tidak ?" Arthit mengeleng.

"Lihat, kau belum tahu perasaannya tapi sudah menyerahkan tubuhmu. Arthit, aku hanya tak mau kau disakiti." Arthit makin menunduk, ia salah harusnya ia tak tidur di atas Kongpop.

"Sini berbaring, aku olesi obat untuk pinggangmu." Rome memang galak tapi perhatian, inilah Rome.

Setelah selesai diberi obat, Arthit memandang kearah Kongpop dan terkejut. Ada tambahan 3 orang gadis disana. Masing-masing gadis itu memakai bikini, bagiana bawahnya hanya di tutupi selembar kain.

Siapa mereka ? Arthit memincingkan matanya. Penasaran.

Apalagi gadis yang memakai bikini warna hijau itu, sepertinya ia dekat dengan Kongpop. Bahkan ia berani mengelus kepala Kongpop. Grhh... Arthit jadi emosi.

Arthit ingin menghampiri mereka namun di tahan Rome. Ia hanya bisa duduk diam menatap mereka sambil hatinya berkobar. Panas!.

***

Ketika makan malam, 3 gadis itu ikut ke villa mereka. Hal ini membuat Arthit tambah kesal, begitu juga Tutah, Mimi dan Meong. Apalagi mereka sok akrab ke Kongpop.

"Ini Nana, Mary dan Cherry." Kongpop memperkenalkan ketiga gadis itu. Masing-masing memperkenalkan diri dengan wajah hambar kecuali Em yang bersemangat.

Biasanya Arthit suka makan tapi makanan kali ini rasanya pahit. Baik di lidah maupun di hati. Ia kesal tapi tak bisa di ungkapkan. Hanya menatap gadis itu dengan sinis, terutama ke Nana.

"Kong, kami boleh menginap disini ?" Tanya Nana, dan betapa terkejutnya mereka ketika Kongpop mengangguk setuju. Khususnya Arthit.

"Tak ada kamar yang kosong." Kata Arthit sinis. Jika matanya bisa memancarkan laser, fix ia akan memanggang gadis yang bernama Nana itu.

"Mereka bisa tidur dikamarku." Kata Kongpop. Arthit tak terima.

"Aku bagaimana ?"

"Kau tidur di kamar Rome."

"Lalu kau ?" Tanya Rome mewakili Arthit. " Aku tidur di kamar Em dan Wad."

"Maaf, merepotkan." Kata Nana berbasa basi tapi wajahnya tetap tak bersalah. Malah riang gembira.

"Memang merepotkan!" Kata Arthit sinis.

"Arthit.." Kongpop memberi peringatan namun Arthit malah semakin kesal karena itu.

"Aku kenyang!" Arthit pergi dari ruang makan itu. Arthit kembali ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya ketika mendengar ada suara langkah kaki menuju kamarnya, Arthit bersembunyi di kamar mandi. Apalagi ia mendengar suara Nana dan Kongpop. Mereka hanya berdua memasuki kamar. 😡😡😡.

"Kong, kau tak boleh seperti ini. Aku tak setuju." Kata Nana dengan nada yang lumayah tinggi.

"Nana... itu tak seperti yang kau bayangkan."

"Jangan berbohong! Aku tahu dari sorot matamu. Kau memberi perhatian khusus padanya. Dengar Kong, dulu kau bercerita mencintai satu orang dan dia adalah Oon. Apa karena ia menghilang lalu kau berpaling ? Tidak... aku tak menerima siapapun selain Oon yang boleh di sampingmu."

"Na.. dengarkan aku dulu dia adalah..."

"Pokoknya aku tak setuju. Dirimu milik Oon. Sadarlah Kong, kau mencintai Oon terlalu besar, jangan mempermainkan anak yang bernama Arthit itu. Kasihan dia. Jangan kau anggap ia sebagai pengganti Oon."

Oon ? Kongpop mencintai orang yang bernama Oon.

Hati Arthit sakit, serasa banyak jarum yang menusuk di hatinya hingga berlubang. Nyeri yang menyesakan dada dan membuat mata panas. Aliran air keluar dari matanya. Ia.. ia tak sanggup mendengar lebih jauh lagi. Ia takut hatinya lebih hancur seperti sepihan kaca yang di sapu orang lalu di buang ke tong sampah.

BRAK! Arthit membuka pintu kamar mandi dengan kasar.

"ARTHIT!" Kata mereka terkejut, termasuk Nana yang langsung menutup mulutnya. Arthit memandang mereka tajam, aura benci keluar di sekelilingnya.

"AKU BENCI KAMU KONG!"

Arthit berlari pergi meninggalkan mereka.

Zyzy :

Yukk... mulai drama dari chapter ini. Sudah setengah jalan menuju ke ending.

Maapkan kemarin-kemarin belum sempat update. Baru sempat menulis di weekend 😊😊.

Siapa yang sudah menjudge Nana sebagai pelakor ? Ayoo... mana minta maafnya wkwkwk...

Btw, Arthit jangan cemburu nong imut... kamu itu Oon dan Oon itu kamu, masa cemburu sama diri sendiri 😂😂😂.

Tunggu kelanjutan seri kebencian Arthit 😅😅.

Stay Tune.

04 Agustus 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang