Manja

4K 530 235
                                    

Note :

Double up
Untuk kalian reader yang patuh dan manis serta uwuuu...

"KELUAR SEKARANG JUGA!!" papa Beam mengusir tamu yang baru saja memaksa masuk kerumahnya, bahkan kunci pintu rumahnya ada di tangan si tamu busuk itu.

"Beam..."

"PERGI!!!"

"Beam, dengarkan aku. Kita harus bicara."

"PERGI!! ATAU KU PANGGIL POLISI!" Ancam papa Beam mengambil handphone di sakunya dan siap untuk memanggil.

"PANGGIL POLISI MAKA AKAN AKU BERITAHUKAN YANG SEBENARNYA PADA OON!" Papa Beam yang mendengar ancaman itu langsung berdiri kaku.

"Berikan handphonemu padaku dan kita bicara..." tamu itu maju mendekati papa Beam, badan papa Beam gemetar, rasa takut semakin membesar dan ingin melahap seluruh tubuhnya.

"Beam... kau tahu bahwa aku tak akan menyakitimu.. kau tahu itu kan..."

"Ku mohon.. tinggalkan kami.. biarkan aku dan Oon hidup tenang.. kami tak akan menganggu kalian.. please..." pinta papa Beam memelas, air matanya jatuh tak tertahankan.

"Ooh.. Beam..." tamu itu memeluk  papa Beam, mengusap punggung papa Beam untuk mencoba menenangkannya. "Beam.. ku mohon jangan menghilang lagi.."

Setelah beberapa saat...

Papa Beam akhirnya duduk tenang di sofa, walau tanda-tanda habis menangis tercetak jelas di wajahnya. Tamu itu duduk di sebelah papa Beam, menatapnya dengan tenang dan penuh kelembutan.

"Apa yang mau kau bicarakan Forth ?" Tanya papa Beam dengan suara bergetar.

"Beam.. kenapa kau pergi ? Aku mencarimu kemana-mana. Tak ada petunjuk sedikitpun, kau menghilang begitu saja. Menganti namamu serta nama anakmu." Kata Forth dengan nada yang sangat lembut.

"Kami hanya ingin hidup tenang.. aku tak mau Oon menderita... Lepaskan kami Forth." Pinta papa Beam memelas.

"Ijinkan aku masuk dalam kehidupan kalian, dulu aku kurang mempunyai kekuatan namun sekarang aku bisa berdiri tegak melindungi kalian. Beam, ku mohon percayalah padaku."

"Aku..."

"Kumohon Beam.."

"Aku.. aku tak tahu.."

"Beri aku kesempatan."

"Tolong, beri aku waktu.."

***

"Batu, gunting, kertas!"

"ARRGH!!!" Teriak Arthit kesal, ia kalah dalam taruhan suit. Dia memasang kertas dan yang lain memasang gunting.

"Kalian menipuku!"

"Oho.. Khaw, tak ada yang rekayasa disini. Kau memang tak beruntung. Nah ini bawakan tasku." Em menaruh melempar tasnya ke Arthit.

"Punyaku juga." Wad menaruh tasnya diatas tas Em.

"Ini.." Bahkan Kongpop juga memberikan tasnya pada Arthit.

KESAL! KESAL! KESAL!

Arthit dengat amat sangat terpaksa sekali akhirnya membawa  empat tas. Tasnya di bawa di punggungnya, tas Kongpop dibawa di depan dadanya, tas Em dibawa di tangan kanan dan tas Wad di tangan kiri.

Pelan dan perlahan Arthit mengikuti rombongan itu. Ada tawa dan sindiran ditujukan pada Arthit. Para pengemar Kongpop tak suka Arthit berada di kelompok Kongpop. Apa kelebihan Arthit hingga masuk ke dalam kelompok Kongpop ?

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang