Special Chapter III

2.8K 336 44
                                    

"Kita putus!" Arthit membalikkan badannya dari Kongpop, dengan nada gemetar ia melanjutkan perkataanya. "Walau kita tak bisa bersatu, hatiku tetap milikmu. Tapi takdir yang memisahkan kita."

Arthit memeras matanya agar mengeluarkan airmata. Dengan ekspresi sedih dan patah hati, ia berteriak pada dunia.

"AKU SELALU CINTA KAMU!!"

Arthit menekan tombol cd player yang menghasilkan suara alunan lagu-lagu galau mengiringi patah hati Arthit. Arthit mendalamii alunan demi alunan yang menyayat hati.

"Berisik Arthit!" Teriak papa Beam.

Sekarang lagi tengah malam, dan Arthit berteriak-teriak diruang tamu. Sedangkan Kongpop dengan santai menemaninya sambil nonton TV dan minum kopi.

"Papa, aku lagi latihan akting. Seminggu lagi ada audisi." Arthit membela diri.

"Papa tahu, kau sudah bilang dari sebulan yang lalu. Tapi ini tengah malam, jangan teriak-teriak. Nanti dimarahi tetangga." Omel papa Beam. "Besok saja dilanjutkan lagi latihannya. Kau juga Kong, nasehati Arthit, jangan biarkan dia bertindak semaunya."

"Maaf Paman." Kata Kongpop. Bukannya Kongpop tak melarang tapi ya.. namanya juga Arthit. Ada saja alasan membujuk Kongpop.

"Kalian tidur!" Perintah papa Beam.

Kongpop mematikan TV dan membawa gelas kopinya ke dapur. Lalu menarik Arthit yang masih bersungut-sungut tak rela latihan aktingnya dihentikan.

"Kau juga..." omel Arthit pada Kongpop yang tak salah apa-apa. "Waktu aku mengucapkan dialog, harusnya kau ikut membalasnya. Membujukku dong, atau minimal mencegah aku pergi."

"Buat apa?" Tanya Kongpop santai.

"Jika.. jika.. suatu hari aku minta putus akan keadaan gimana?" Tanya Arthit.

"Kita putus."

"Kok gitu?" Protes Arthit.

"Dengarkan aku baik-baik Arthit. Kau jangan sekali-sekali mengucapkan kata putus padaku, meskipun hanya bercanda. Bagiku, sekali putus maka aku tak peduli lagi tentangmu. Jadi aku tak akan membujuk atau mencegahmu pergi.Kau mau seperti itu?" Arthit mengeleng. Ia tak mau berpisah dengan Kongpop.

"Aku cinta Kong..." Arthit memeluk Kongpop manja.

"Aku juga cinta Arthit.."

"Kong, jangan selingkuh ya.."

"Tidak akan."

"Janji." Arthit mengeluarkan jari kelingkingnya.

"Janji." Kongpop mengaitkan jari kelingking mereka agar bersatu.

***

Arthit giat berlatih, waktu selesai kuliah ia berlatih sama Rome, terkadang sama Tutah dan Mimi, terkadang ada Meong.

Malam hari, ia akan berlatih dengan paman Forth dirumah. Dirumah ini, hanya paman Forth yang membantu Arthit latihan akting.

Akhirnya hari audisipun tiba.

Arthit diantar oleh Kongpop dan paman Forth menuju tempat audisi kecil. Drama itu disutradarai oleh sutradara tak ternama. Entah darimana Arthit mendengar akan ada audisi. Semoga saja bukan penipuan.

Tapi jika penipuan, sutradara itu pasti masuk penjara berserta dengan para pembantunya.

Yang datang ke audisi tidak banyak, hanya 7 orang termasuk Arthit.

Arthit gugup sekali, ia tak bisa duduk atau berdiri dengan tenang.

Kongpop memberikan segelas pink milk untuk menenangkan Arthit. "Minum ini.."

"Terima kasih Kong.."

Arthit tahu banyak mata lapar yang memandang Kongpop, tapi Kongpop sudah menjadi hak paten milik Arthit. Mau kalian lapar sampe ileran juga gak bakal dapat perhatian Kongpop. Perhatian Kongpop hanya untuk Arthit seorang.

"Jangan tegang, rileks saja." Saran paman Forth. Arthit mencoba untuk rileks.

"Sebenarnya ini drama tentang apa?" Kata Forth yang tiba-tiamba penasaran. Sewaktu latihan, Arthit hanya membawa naskah selembar yang ia pinjam dari klub drama.

"Menurut kabar drama sedih paman." Jawab Arthit.

"Menurut kabar? Dari siapa?"

"Kabar angin. Dari peri angin." Forth tepok jidat 🤦‍♂️🤦‍♂️. Oo.. sifat anak angkatnya.

Audisi telah dimulai.

Satu persatu peserta audisi masuk ke dalam. Arthit mendapat nomor 6. Ia menunggu dengan sabar dan gugup.

"Ini terlalu mudah.." kata peserta nomor 3 yang baru saja keluar.

Arthit mendengar itu menjadi senang. "Katanya mudah Kong.." Kongpop mengangguk dan membelai sayang rambut Arthit.

"Ini terlalu aneh.." kata peserta nomor 5 yang baru saja keluar.

Ini mudah atau aneh sih? Pikir Arthit.

"Peserta nomor 6 silahkan masuk." Arthit kaget lalu ia berdiri dengan gugup.

"Semangat." Kata Kongpop.

"Rileks. Kau pasti bisa." Kata Forth juga menyemangati Arthit.

Arthit mengangguk kepada mereka. Ia akan berusaha semaksimal mungkin.

5 menit kemudian.

Arthit keluar dengan berderai airmata. Ia langsung berlari ke pelukan Kongpop dan menangis kencang.

"Kong.. Kong.. Aku gak bilang pip... sungguh. Aku gak bilang itu. Jangan tinggalin aku 😭😭😭."

Kongpop dan Forth jadi bingung. Ini ada apa dengan Arthit ?

"Ada apa Arthit?"

"Sungguh. Aku gak bilang kata itu. Dasar sutradara jahat, dianpenyihir Kong. Dia ingin memisahkan Arthit sama Kong." Arthit masih menangis kencang didada Kongpop.

Kongpop jadi semakin bingung. Forth juga bingung.

"Paman, coba tanya..." Forth mengangguk dan berjalan ke staff sementara Kongpop membujuk Arthit agar tenang.

"Jadi ada apa?" Tanya Kongpop penasaran sementara Forth tertawa terbahak-bahak.

"Arthit disuruh memerankan adegan ke 32. Dimana ia minta putus sama pacarnya."

"Lalu?"

"Menurut staff disana, setelah membaca naskah Arthit mulai menangis. Mereka mengira Arthit mulai berakting tapi siapa sangka Arthit malah memarahi sang sutradara katanya sebagai penyihir yang mau memisahkan kau dan dia."

"😕😕??"

"Nama pacar pemeran itu Kongphi."

Ahh.. Kongpop mengerti sekarang.

"Aku gak ngomong itu Kong. Sungguh, aku gak bohong." Kata Arthit yang masih menangis.

"Aku tahu. Aku tahu. Arthit jangan menangis lagi." Bujuk Kongpop.

"Aku tak mau jadi aktor lagi. Semua jahat." Protes Arthit.

"Jangan jadi aktor." Kata Kongpop.

"Lalu jadi apa?"

"Jadi personal asisten."

"Personal asisten?"

"Personal asisten milik Kongpop seorang alias istri Kongpop." Bisik Kongpop dan lagi-lagi Arthit memerah. Hilang sudah rasa sedih dan marahnya Arthit. Awan mendung sudah berganti menjadi pelangi.

"Ayo kita pulang." Ajak Arthit semangat.

"Dasar penggoda." Goda Forth. Kongpop hanya mengangkat bahu. Kongpop dan Forth berjalan mengikuti Arthit dari belakang.

Isi naskah :

"Kong, ayo kita putus!"

Arthit merobek naskah di tempat.

"DASAR KAU PENYIHIR!!"

13 April 2020

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang