Lembaran Baru

3.4K 460 76
                                    

Suatu keajaiban Arthit bangun pagi, kali ini bangun pagi terlebih dahulu dibandingkan dengan yang lain. Arthit turun dari tempat tidurnya, berhati-hati agar tak membangunkan Kongpop dan Rome.

Ia membuka pintu kamar, menyalakan lampu ruangan dan berjalan menuju ruang tamu.

Baru jam 5 pagi!

Ia membuka jendela dan menatap matahari yang mulai menyising naik, sinar merah oranye itu menerpa wajahnya. Ia menyukai hal itu. Menghangatkan seluruh badannya, termasuk hatinya yang sedang sakit.

Namaku Arthit!

Artinya matahari!

Aku akan menjadi kuat mulai dari sekarang!

Menjadi matahari yang bersinar tak kenal lelah setiap hari!

Aku bukan Oon yang lemah!

Aku tak sendirian!

Ada papa, Rome dan Kongpop. Ada mereka di belakangku.

Arthit menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara pagi yang segar. Ia memutuskan untuk membuat sarapan pagi ini. Kalian tahu.... sebagai bentuk rasa terima kasih.

Arthit berjalan menuju ke dapur, ia melihat bahan-bahan yang bisa di masak di kulkas, tak lupa dengan minuman kesayanganya.

Prang...!!

"Auch... Acuh...!!"

"Telurnya lompat!!!"

"Argh... gosong..." teriak Arthit heboh sendiran di dapur. Suara panci, sendok dan garpu berjatuhan membangunkan semua penghuni rumah yang masih tertidur. Mereka mencari asal sumber suara itu.

"Arthit..." panggil papa. Arthit melihat formasi lengkap sudah bangun.

"Kau sedang apa ?" Tanya Rome seraya mendekat.

"Jangan mendekat!" Arthit mengulurkan telapak tangannya berdiri. "Arthit yang buat sarapan pagi. Kalian mandi saja." Mereka heran? Pasti! Tapi yang lebih penting, Arthit tak selemah kemarin, seperti menjadi orang yang baru.

Mereka mematuhi perintah Arthit untuk mandi.

Sepotong roti gosong, telur orak arik yang sangat tak berbentuk, sosis yang cuma setengah tersaji di hadapan mereka. Minuman sudah siap di samping mereka, Rome dan papa Beam air putih, Kongpop dab Forth kopi panas. Arthit ? Tentu saja minuman favoritnya, pink milk.

"Ini... Arthit yang buat semuanya?" Tanya papa Beam, padahal tadi ia juga melihat kesibukkan Arthit di dapur.

"Kok hitam-hitam ?" Rome mengangkat sepotong roti yang gosong.

"Makan saja, ini pertama kalinya Arthit membuat sarapan pagi." Kata papa Beam. Kongpop dan Forth tak banyak protes.

Mari kita nilai masakan Arthit.

"Uhuk! Uhuk!" Rome tersedak, roti itu terlalu gosong hingga menjadi pahit.

"Hmph!" Papa Beam menutup mulutnya setelah mencoba telur orak ariknya. Sangat asin.

Forth mengenyit dahinya, kopinya terlalu encer, ini air rasa sedikit kopi.

Kongpop menikmati semua dalam diam, tak banyak reaksi.

Cuma satu yang masih bisa di makan, sosis goreng Arthit. Sedikit gosong namun cukup enak.

Arthit bangga sudah bisa memasak, ia makan sereal dan minum pink milk pagi itu. Lain kali ia akan memasak lagi.

Dalam diam tangan dibawah meja, mengedarkan obat dari satu tangan ke tangan lain tanpa sepengetahuan Arthit.

Ya... yang penting Arthit senang.

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang