Hasil Kuis..

3.6K 519 101
                                    

Jreng... Jreng...

Hari ini hari yang paling di nantikan oleh seluruh mahasiswa. Hari diumumkannya nilai kuis minggu lalu. Yang mengetahui rumor heboh minggu lalu berdoa agar hasil kuis mereka melebihi angka 80.

SETT..

5 orang mahasiswi dan 1 mahasiswa menyodorkan sejumlah kertas si hadapan Kongpop. Semua orang di kelas melihat hal itu gigit jari, mereka gagal mendapatkan nilai diatas 80 termasuk Arthit.

Arthit mau protes tapi ia tak punya hak, nilai kuis bahasa inggrisnya hanya 65, Elektro 70 dan Kalkulus 77. Dia gagal tiga mata pelajaran

Iri. Dia benar-benar iri pada mereka yang berhasil.

Kongpop melihat mereka satu per satu tanpa bicara.

"Lihat, nilai kuis kami melebihi angka 80. Kami berhak mendapatkan reward itu." Ucap salah satu mahasiswi yang disetujui anggukan oleh yang lain.

"Reward ?" Kongpop menaikkan satu alisnya.

"Melihatmu... ituu... melihatmu..." kata mahasiswi itu malu.

"Aku tak mengerti maksudmu." Jawab Kongpop.

"Melihatmu menari striptiss secara live." Timpal mahasiswa itu, memang cowok lebih pemberani di banding cewek.

"Aku ? Menari ?" Kongpop mengeleng lalu menatap sinis. "Apa aku pernah mengucapkan hal seperti itu ?"

Keenam orang itu mengeleng.

"Lalu ?" Suara Kongpop semakin tegas dan dalam.

"Ka.. kami mendengar rumor jika ada yang mendapatkan nilai semua kuis diatas 80 maka akan mendapatkan hadiah darimu."

"Rumor ? Kalian percaya ?" Kongpop mendengus mengejek. " dari siapa ?" Tanyanya.

Rumor itu beredar terlalu cepat, orang-orang hanya memperhatikan kontennya tanpa peduli siapa yang menyebarkannya.

Mereka terdiam.

"Pergi!" Bentak Kongpop. Mereka langsung membubarkan diri, seisi kelas pun memalingkan wajah mereka, menganggap tak melihat kejadian memalukan itu.

"Kongpop bilang tidak, kau pembohong." Tuduh Tutah yang berbisik di dekat Arthit dan Rome.

"Aku tak bohong.. dia bilang begitu padaku." Bela Arthit.

"Lalu, kenapa mereka di tolak ?"

"Aku tak tahu. Jangan tanya aku, tanya pada Kong."

Debat itu terpaksa berhenti karena dosen telah memasuki kelas dan pelajaran dimulai.

***

Bel selesai pelajaran telah berbunyi...

"Arthit, ayo ke kantin." Ajak Tutah dan Mimi sudah menunggu di depan kelas mereka.

"Ayo.. akh..." kerah Arthit di tarik seseorang dari belakang. Dan orang itu Kongpop.

"Aku ada perlu sama dia." Selesai mengatakan itu, Kongpop menarik Arthit keluar dari kelas. Walau lehernya agak terasa tercekik namun Arthit tetap patuh mengikuti Kongpop. Kongpop menarik Arthit ke dalam ruang lab yang tidak terpakai saat ini.

Pandangan intimidasi dari Kongpop membuat bulu kuduk Arthit berdiri. Ia takut Kongpop akan marah.

"Hasilmu?" Tagih Kongpop.

"Huh?"

"Hasil kuismu."

"Er.. itu bukannya kau bilang tak mengatakan seperti itu di kelas." Arthit mencoba mengingatkan Kongpop kejadian di kelas tadi.

"Memang."

"Lalu ?"

"Lalu apa ?"

"Kenapa minta hasil kuisku ?"

"Dasar bodoh." Kongpop menyentil dahi Arthit hingga meninggalkan bercak kemerahan disana. "Yang kuajak taruhan itu kau bukan yang lain."

"Tapi... tapi... aku..."

"Kau gagal ?" Tebak Kongpop. Arthit makin menunduk. Memang ia gagal dan Kongpop akan punya kekasih.

"Hmm..🤔🤔 aku akan cari kekasih dari sekarang."

"Ja.. jangan Kong.. aku akan berusaha lebih keras kedepannya." Arthit mengeleng dan menatap Kongpop dengan memelas.

"Janji adalah janji."

"Aku tak berjanji, itu kau yang bilang sendiri." Arthit mencoba mengajukan alibi.

"Hahaha..." Kongpop tiba-tiba tertawa. Dasar Arthit, berbohong demi keuntungannya sendiri.

Kau tak berubah...

"Kenapa kau tertawa ?" Suara Arthit makin lirih.

"Jadi, apa maumu ?" Tanya Kongpop.

"Jangan punya kekasih, tunggu hasil ujian tengah semester. Aku pasti bisa dapat nilai di atas 80."

"Kau yakin bisa mendapatkannya ?"

"Aku akan berusaha."

"Berapa mata pelajaran yang hasilnya diatas 80 ?"

"4"

"Oke, diam di tempat." Arthit bingung sebenarnya Kongpop mau ngapain sih ? ini jam makan siang bisa lewat begitu saja. Arthit kan lapar. Gak lucu ikut pelajaran tapi kelaparan.

Tubuh Arthit tegang seketika melihat Kongpop dengan gerakan perlahan membuka kancingnya pertamanya...

Kancing keduanya...

Kancing ketiganya... menampilkan dadanya yang bidang dan menggoda.

Bingung. Resah. Gelisah. Gembira. Tak tahu berbuat apa Arthit hanya bisa menatap ke depan tanpa berbuat apa pun.

Kongpop berjalan mendekati Arthit, wajah Arthit memanas , matanya berlari-lari ke kanan dan ke kiri, tangannya sedikit gemetar, belum lagi bulu kuduknya yang berdiri semua. Arthit mengigit bibir bawah kuat-kuat, dia tak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya.

"Giliranmu... buka kancingku yang ke 4." bisik Kongpop pas di daerah sensitive Arthit yaitu telinga bawah. 

"Ke.. ken.. kenapa ?" Tanya Arthit terbata-bata.

"Hadiah kuismu.." Kongpop mengambil kedua tangan Arthit yang sedang beradu jari satu sama lain dan menariknya ke kemejanya lebih tepatnya ke letak kancing ke empat.

"Buka.." sumpah, suara Kongpop terlalu menggoda, Arthit tak pernah di goda seperti ini hingga ia tak tahu harus berbuat apa. Ia ingin menelepon Tutah untuk bertanya langkah selanjutnya apa ?

Dengan tangan gemetar Arthit membuka kancing ke 4 itu walau mendapat sedikit kesulitan, Arthit terpana dengan dada bidang Kongpop, coklat dan padat. kalau di bandingkan dengan dadanya sendiri... ?? ( Arthit : Jangan di bahas!! )

"1... 2... 3.... 4... 5... " Kongpop mulai menghitung. " STOP! Waktumu habis." Kongpop menepis tangan Arthit yang dari tadi berada di dadanya dan segera mengancingkan kembali kancing yang telah terbuka. " Ku nanti hasil ujian tengah semestermu..." Kongpop berlalu pergi meninggalkan Arthit diam tak bergerak.

Setelah mendapatkan kesadarannya kembali, Arthit segera keluar dan berlari ke kantin menuju meja teman-temannya.

"Tutah, ajarin aku langkah selanjutnya setelah melihat dada."

"WHAT!!!" Seru mereka serempak. Tutah tersenyum menyeringai " Come to papa domba kecil."

17 July 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang