Warisan

3.5K 510 61
                                    

Kongpop melangkah memasuki gedung perkantoran, ini adalah hari Sabtu dimana kebanyakan perusahaan libur hari ini.

"Permisi..." sapa Kongpop pada wanita cantik yang bertugas sebagai resepsionis di depan.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan ?" Jawab resepsionis itu dengan sopan.

"Saya ingin bertemu dengan Forth Jatuphom."

"Anda sudah mempunyai janji ?" Kongpop mengangguk.

"Boleh saya tahu nama anda ?"

"Kongpop."

"Tuan Kongpop, mohon tunggu sebentar." Dengan lincah jemari resepsionis itu memencet tombol di telepon itu dan mengucapkan beberapa kata.

"Tuan, silahkan ke lantai 17." Kongpop mengucapkan terima kasih dan berjalan menuju ke lift.

Sesampai di lantai 17, Kongpop di persilahkan masuk ke suatu ruangan. Ruangan itu sudah di penuhi oleh 3 orang : pamannya Forth dan dua orang yang berjas resmi memegang beberapa berkas di tangannya.

"Salam Paman.."

"Duduklah Kong.." kata Forth. Kongpop dengan patuh duduk di samping Forth. Posisi mereka saling berhadapan.

"Silahkan dimulai.." perintah Forth. Salah satu pria berjas resmi itu menaruh berkas di atas meja dan menyodorkannya ke Kongpop.

"Ini adalah surat wasiat dari Nyonya Shui..."

"Surat wasiat ?" Tanya Kongpop bingung. Ibunya sudah meninggal 11 tahun yang lalu. Tak ada berita apa pun tentang surat wasiat, kenapa tiba-tiba muncul sekarang ?

"Kong, aku sengaja menahan mereka untuk tak memberitahumu tentang wasiat ini, sampai aku berasa kau di umur yang cukup. Beberapa minggu lagi kau akan berumur 18 tahun, aku pikir sudah saatnya memberitahukan ini padamu." Forth memberi penjelasan. Kongpop mengambil berkas itu dan membacanya satu per satu.

"50% saham akan di berikan padaku, juga Villa di pattaya dan rumah besar dan gedung di bangkok ?" Kongpop menaikkan salah satu alisnya.

"Benar. Tuan Kongpop akan menerima 50% saham dari Jatuphom group, Sebuah villa di Pattaya, Sebuah rumah mewah, 2 gedung perkantoran dan 3 gedung apartemen. Semua ini bagian warisan Nyonya Shui namun karena Nyonya Shui sudah meninggal lebih cepat maka semua warisan ini akan jatuh ke anak resminya yaitu anda Tuan Kongpop."

"Ini.. ini tak benar kan ?" Kongpop hanya tahu ibunya adalah seorang ibu rumah tangga saja. Tak tahu darimana datang warisan yang begitu banyak ini.

"Itu semua benar. Tadinya aku ingin memberitahumu tapi sejak wanita iblis itu masuk dalam keluarga Suthiluck. Aku tak ingin dia mengambil sepeser pun dari warisanmu. Lagipula P'Shui menunjukku sebagai walimu ketika ia tak ada. Sekarang kau sudah dewasa, kurasa sudah waktunya kau menerima semua ini." Forth menepuk-nepuk kepala Kongpop.

"Terima kasih paman." Akhirnya ia Kongpop mempunyai kekuatan untuk mandiri. Tidak bergantung lagi dengan keluarga Suthiluck.

"Apa ini akan di proses ?" Tanya pengacara itu.

"Lanjutkan prosesnya." Perintah Forth.

"Tapi aku tak tahu cara mengelolanya." Kongpop tak mau warisan ini menjadi hal yang sia-sia.

"Kau akan belajar dariku." Kongpop mengangguk.

"Terima kasih Paman." Kongpop tersenyum lebar.

"Apa kau senang ?" Tanya Forth. Kongpop sekali lagi mengangguk.

"Masih ada kejutan satu lagi." Kali ini, pria berjas resmi kedua menyodorkan kembali sebuah berkas ke tangan Kongpop. Kongpop membacanya, matanya melebar karena terkejut.

"Ini... ini... bohong kan ?" Tangannya gemeter.

"Hahaha... kau tahu kau ini anak kesayangan semua orang." Forth tertawa melihat reaksi Kongpop.

"Ini benar Tuan Kongpop. Bahwa kakek anda, Rock Suthiluck mewariskan sejumlah saham dan properti pada anda."

"Tunggu..kenapa di wariskan padaku ? Bagaimana dengan ayahku ? Nenek ?" Tanya Kongpop.

"Ayah dan nenek anda mempunyai bagian mereka. Untuk anda saham Suthilcuk group sebesar 35%, tanah 4 hektar di Chiang Mai. Sebuah resort di Phi Phi Island. Ada deposito 50 juta baht atas nama anda." Pengacar kedua memberi penjelasan.

"Wow... wuhu... bocah kaya." Ejek Forth. Kongpop menatapnya sebal.

"Ini... apa ayah dan nenekku tahu ?"

"Tuan dan Madam Suthiluck tahu sejak kakek anda meninggal." Dan sekali lagi, Kongpop tak tahu menahu akan ini.

"Di surat itu, semua bagianmu akan di kelola oleh ayahmu sampai kau berumur 18 tahun. Mungkin dia akan cemas karena sebentar lagi kau akan berumur 18 tahun. Dan kau masih tak tahu apapun. Aku takut dia menggunakan segala cara untuk merebut warisanmu. Aku ingin kau bersiap-siap akan itu. Kau anak pintar, aku tahu kau bisa menilai situasimu sendiri. Sekarang, semua di tanganmu. Kau yang akan memutuskan semua kedepannya."

"Aku mengerti paman."

"Lanjutkan prosesnya." Pengacara kedua itu mengangguk. Setelah berbicara beberapa kata, kedua pengacara itu mengundurkan diri pergi.

"Paman..."

"Ya.."

"Apa ini artinya aku boleh bersama Oon secara terbuka ?"

"Tidak." Kongpop menjadi sedih. "Aku tak mau mempunyai menantu seperti kau hahahahaha..." canda Forth.

"Menantu ? Apa paman yakin paman Tee akan mau kembali dengan paman ?" Kali ini Kongpop yang mengejeknya.

"Tentu saja mau. Paman akan memaksanya kalau dia tak mau. Hahaha.. panggil dia Beam sekarang bukan Tee. Mereka sudah berganti nama."

"Kalau begitu aku juga akan memaksa Oon. Eh, tak usah di paksa dia sudah menyatakan cinta padaku berkali-kali. Walau dia lupa siapa aku."

"Kong, jaga dia. Sebisa mungkin jangan biarkan dia mengingat masa lalu. Biarkan dia bahagia seperti saat ini. Jika Arthit terluka, Beam akan hancur. Kau mengerti kan."

"Baik, aku berjanji paman. Terima kasih atas segalanya." Kongpop merasa beruntung mempunyai paman seperti paman Forth yang melindunginya ketika ibunya telah pergi ke surga.

Sekarang, aku bisa melindungimu Oon...

Zyzy :

Wow... Kongpop jd orkay..

Arthit... Kong jd holang kaya nih... templokin terus siapa tahu dapat cipratan dikit gitu 😂😂😂.

Arthit : 🤑🤑🤑...

19 July 2019

(SEGERA DIBUKUKAN) 13. BE MY LOVER, PLEASE 😁😁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang