Setelah dua hari melewati hari tanpa melihat Mina, sebenarnya membuat perasaan Son Chaeyoung menjadi sangat kehilangan dan juga terluka.
Ia berpikir, kenapa hanya dirinya yang harus di pisahkan dengan paksa dari Sang istri. Dan kenapa tidak orang lain saja.
Hari ini, Son Chaeyoung memutuskan untuk pergi ke London karena urusan bisnis. Walaupun berat meninggalkan Sang ibu, namun ia harus tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang Direktur di perusahaan milik Almarhum ayahnya.
Chaeyoung berdiri tepat di depan bingkai foto pernikahan nya bersama dengan Mina yang masih terpajang dengan sangat baik.
Chaeyoung tersenyum kecut ketika baru menyadari betapa cantiknya Sang istri di foto itu.
"Senyuman ini menandakan betapa bodohnya dirimu Son Chaeyoung. Kenapa kau baru saja menyadari jika istrimu begitu cantik? Kemana saja kau selama ini, Ha..ha..ha...." ucap Chaeyoung tertawa lalu beberapa detik kemudian tawanya berganti menjadi sebuah tangisan yang sangat menyedihkan.
Air mata dari seorang pria yang menangisi istrinya yang sangat ia cintai. Air mata yang tidak lain pertanda penyesalan Son Chaeyoung yang amat dalam karena telah menyia-nyiakan cinta Sang istri untuknya.
Nenek Son bersama Bibi nya Chaeyoung segera naik ke lantai atas begitu mendengar suara tawa dari Son Chaeyoung.
Mereka tidak percaya dengan apa yang saat ini mereka lihat, bahwa mereka melihat Chaeyoung yang kini terduduk di lantai sambil terus menangis di depan foto pernikahan mereka.
Ya, Son Chaeyoung menangisi sisi menyedihkan di dalam hidupnya, setelah Ibunya jatuh sakit, ia harus menjauhi wanita yang sangat di cintainya.
"Mina, aku benar-benar terluka karena aku tidak bisa mendapatkanmu sepenuhnya...." ucap Chaeyoung di tengah tangisan nya.Sang nenek lalu menyentuh pundak Son Chaeyoung sambil berkata. "Chaeng..? Berhentilah menangis sayang, Nenek tidak mau melihatmu menjadi pemuda lemah seperti ini, bangunlah, kau harus segera pergi ke Bandara"
"Nenek, maaf jika aku jadi pemuda cengeng seperti ini" jawab Chaeyoung seraya menyeka air matanya dan bergegas mengikuti apa yang dikatakan oleh Sang nenek.
.
.
.
"Hati-hati, dan jangan lupa memakai pakaian tebal jika cuacanya dingin disana. Kau harus menjaga kesehatanmu" nasehat Bibi Im.
"Tentu saja Bibi, dan terimah kasih karena selama ini Bibi masih peduli dengan keponakan Bibi yang payah ini" jawab Chaeyoung tersenyum."Tidak, kau bukan pemuda payah Chaeyoung, justru kau pemuda yang sangat berani, kau mengambil sebuah keputusan yang sangat sulit. Demi melihat Mina bahagia, kau bahkan merelakan kebahagiaanmu sendiri. Bibi sangat bangga memiliki keponakan sepertimu, kemarilah Sayang.." kata Bibi Im dan entah mengapa, Chaeyoung kembali menangis ketika mendengar ucapan dari Bibinya.
"Bibi, terimah kasih, hanya Bibi yang mengatakan itu padaku. Bahwa aku bukanlah pemuda payah" kata Chaeyoung menangis saat memeluk Bibi Im.
.
.
.
Son Chaeyoung bersiap untuk pergi menuju Bandara, dan sudah beberapa hari ini ia tidak mengaktifkan ponsel miliknya demi menghindari Mina. Rasanya sangat menyakitkan bila harus melihat atau pun mendengar suara Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN MARRIAGE {MICHAENG & JEONGNIE} ✔
FanfictionKisah tentang penyesalan seorang pemuda yang baru menyadari bahwa ia telah menyukai wanita yang selama ini menjadi istrinya. Namun, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kedua orang tua dari istrinya memaksa dirinya berpisah dari Sang istri. Apa...