Son Chaeyoung seketika terkejut dengan apa yang di tuduhkan oleh Mina.
"Apa? Kamu menuduhku sekarang?" tanya Chaeyoung dengan wajah terkejutnya.
"Lepaskan tanganku Son Chaeyoung" pinta Mina."Jawab aku, apa kamu menuduhku?"
"Jika bukan karena wanita lain, kamu tidak akan memintaku untuk berpisah, dan selama ini, kamu hanya membiarkan pernikahan ini begitu saja dan bahkan, kamu tidak keberatan untuk mempertahankan nya. Kenapa sekarang kamu ingin memintaku mengakhiri pernikahan ini?!"Son Chaeyoung menghela nafasnya sejenak sebelum kembali menjelaskan nya pada Mina.
"Tidak ada wanita lain Mina? Kenapa kamu menuduhku seperti ini. Aku setuju menikahi mu karena sejak awal kamu sudah menolong Ibuku. Dan aku sangat berterimah kasih padamu"
"Tapi, aku tidak bisa membuka hati ku untukmu. Selama setahun aku sudah mencoba nya dan selama itu pula aku tidak berhasil. Aku minta padamu, tolong mengerti lah Mina" tutur Son Chaeyoung sambil pergi begitu saja meninggalkan Mina.Mata nya Mina semakin berkaca-kaca begitu mendengar bahwa Chaeyoung tidak pernah mencintai nya sampai saat ini. Jantung nya seakan tersayat, ia menangisi takdirnya yang menyedihkan bahwa ia mencintai seorang pemuda yang justru tidak mencintainya. Bahkan, Mina berpikir jika hidupnya sia-sia.
Mina POV
Mina, kau wanita yang sangat bodoh, kenapa kau memilih mengorbankan kesehatan mu, demi mendapatkan seorang pria yang bahkan tidak pernah mencintaimu sama sekali. Kau menyia-nyiakan hidupmu bersama dengan pemuda yang tidak memahamimu. Aku tidak tahu, kenapa aku selalu berharap jika Son Chaeyoung akan mencintai ku suatu saat nanti. Tapi, sampai kapan aku harus menunggu nya. Hati dan juga perasaan ku tidak akan bisa menunggu nya lebih lama lagi.
Mina POV EndKeesokan pagi nya, Son Chaeyoung turun dari lantai atas untuk sarapan pagi dan ia sedikit tertegun ketika melihat Mina yang untuk pertama kalinya sibuk menyiapkan hidangan di atas meja makan.
Mina menoleh ke arah Chaeyoung sambil melemparkan senyuman lalu bertanya.
"Eoh? Kamu sudah selesai? Cepatlah kemari dan sarapan"
"Baiklah" jawab Chaeyoung lalu kemudian duduk di kursi.
"Aku membuatkan mu sarapan, maaf jika rasa nya tidak begitu enak" tutur Mina seraya menyodorkan piring berisi makanan pada Chaeyoung.
"Tidak perlu meminta maaf. Aku akan menghabiskan nya" kata Chaeyoung dan melahap sarapan buatan Mina.Mereka berdua makan dengan perasaan canggung setelah pertengkaran tadi malam, bahkan, mereka tidak bicara sama sekali. Chaeyoung merasa bersalah ketika melihat Mina yang saat ini terlihat murung.
"Aku sudah selesai. Aku akan pulang larut malam dan jangan menunggu ku" ucap Chaeyoung dan bersiap-siap untuk pergi.
"Kamu ingin berpisah dari ku kan? Baiklah, ayo kita lakukan" tutur Mina sehingga membuat langkah kaki Chaeyoung terhenti seketika."Kamu ingin berpisah dari ku kan? Baiklah, mari kita lakukan. Kurasa kamu akan sangat senang saat berpisah dengan ku"
"Kamu ingin berpisah dariku?" tanya Chaeyoung bingung.
"Benar, jika kamu sangat ingin berpisah dari ku. Maka aku akan melakukan nya, aku akan segera menandatangani surat perceraian, begitu kamu mengirimkan nya padaku" jawab Mina dan pergi meninggalkan Son Chaeyoung sendirian.Son Chaeyoung tertegun sejenak, sebelum akhirnya ia pergi menuju kantor tempatnya bekerja. Di sepanjang perjalanan menuju tempat kerja nya, entah kenapa pikiran Chaeyoung menjadi kalut. Ia bingung dengan apa yang di rasakan nya saat ini. Ucapan Mina seolah-olah menghipnotis dunia nya. Karena ia selalu memikirkan ucapan Mina tentang perceraian yang akan mereka jalani.
Setelah selesai bertemu dengan para klien nya. Son Chaeyoung memutuskan untuk menyegarkan pikiran nya dengan pergi ke sebuah Club milik teman nya. Dan disana ia bertemu dengan teman lama nya, Kim Seokjin sekaligus Kakak ipar dari Yoo Jeongyeon.
Jin tertawa melihat Chaeyoung dan mereka saling berpelukan satu sama lain.
"Hyung?! Apa kabar" tanya Chaeyoung terkejut.
"Son Chaeyoung. Kabar ku baik-baik saja, seperti yang kau lihat sekarang, wah... Kau semakin tampan saja, aku ingat dulu saat kau masih kecil, kau selalu menangis jika Jenny menarik telinga mu Ha... Ha... Ha..." ledek Jin seraya tertawa saat mengingat kenangan masa kecil yang mereka habiskan bersama."Dan Hyung? Hanya diam saja, seolah-olah tidak ada yang terjadi padaku, Cih.. Kakak seperti apa itu" jawab Chaeyoung kesal.
"Ha... Ha... Ha, kau tahu sendirikan posisi ku saat itu? Jenny adik ku, itu juga karena salahmu, kenapa kau mengambil permen miliknya""Sudahlah, tidak perlu mengingat masa lalu, aku selalu emosi jika selalu mengingat kenangan itu"
"Oke.. Oke.., kita akhiri saja topik nya, sekarang aku ingin bertanya padamu. Setelah setahun menikah dengan Mina, apa yang berubah dari hidupmu""Entahlah, aku tidak tahu apa yang berubah dari hidupku setelah menikahi Mina. Aku hanya bersimpati dengan nya karena kebaikan yang dia tunjukkan pada Ibuku, selebihnya aku masih tetap tidak memiliki benih cinta yang harus aku berikan untuknya. Aku benar-benar bingung Hyung, Apakah karena aku terlalu egois?"
Jin yang memahami perasaan Chaeyoung hanya tersenyum seraya mengelus punggung pria kecil itu.
"sebagai seorang Kakak, aku hanya bisa mengatakan bahwa benci dan cinta itu beda tipis, jika kau merasa tidak menyukainya maka tanya hatimu. Benarkah kau memang tidak mencintainya? Jika kau mengandalkan keegoisan mu, maka sampai kapan pun cinta yang kau maksud tidak akan pernah bisa kau rasakan""Sebagai seorang Kakak dan juga teman, Hyung hanya ingin menunjukkan jalan yang boleh kau lalui dan yang tidak boleh kau lalui, jika kita mengabaikan orang yang sangat peduli dengan kita. Maka suatu saat nanti, kita akan kehilangan nya dan saat itulah waktu tidak bisa di putar kembali"
"Walaupun kita masih sangat muda, tapi kita tidak boleh salah dalam mengambil keputusan, apalagi untuk seorang wanita yang mengorbankan nyawa nya demi cintanya""Mina gadis yang sangat baik, dia bahkan jauh lebih baik dari apa yang bisa kau pikirkan tentangnya"
"Dia bahkan berniat mendonorkan kedua organ matanya jika ia meninggal suatu saat nanti"Tangan Son Chaeyoung yang sejak tadi sibuk menuangkan anggur ke dalam gelas milik nya. Mendadak menghentikan aktifitasnya saat mendengar penuturan Jin.
"Apa yang Hyung katakan. Mina ingin mendonorkan kedua matanya?"
"Benar""Tidak, aku suami nya, dia bahkan tidak mengatakan apapun tentang rencana pendonoran mata"
"Chaeng, begini, aku juga bisa merasakan bagaimana perasaan Mina ketika sebuah pernikahan yang seharusnya menjadi impian, tapi, kau justru menyembunyikan status pernikahan mu dengan nya"
"Dia seorang wanita Chaeng, setidaknya kau harus mengerti bagaimana perasaan nya"Ting!
Sebuah pesan masuk di ponsel miliknya yang ternyata itu pesan dari Mina. "Dia benar-benar melakukan nya?" gumam ChaeyoungSon Chaeyoung kembali ke rumah pukul 12 malam, Chaeyoung merasa bingung saat melihat pintu kamar nya terbuka begitu saja. Dan karena penasaran, Son Chaeyoung masuk untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar.
Ketika masuk, Chaeyoung di kejutkan dengan noda darah di lantai dan Chaeyoung takut jika darah yang ia lihat adakah darah nya Mina.
"Minari?" panggil Chaeyoung.
"Chae.. " jawab Mina sambil keluar dari kamar kecil.Son Chaeyoung segera berlari dan menahan tubuh Mina saat melihat wanita itu sudah tidak bisa menopang tubuhnya sendiri.
To Be Continued.....
Hidden Marriage...Terimah kasih untuk vote di dua chapter sebelumnya
Jangan lupa untuk Vote, Kritik & Saran nya... 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN MARRIAGE {MICHAENG & JEONGNIE} ✔
FanfictionKisah tentang penyesalan seorang pemuda yang baru menyadari bahwa ia telah menyukai wanita yang selama ini menjadi istrinya. Namun, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kedua orang tua dari istrinya memaksa dirinya berpisah dari Sang istri. Apa...