You know what it hurts?

2.3K 84 6
                                    

Selamat membaca...

🌈🌈🌈





Butiran butiran es kristal turun dari langit. Membuat orang orang enggan keluar rumah dikarenakan suhu udara yang benar benar sangat dingin.

Namun, gadis itu tetap berjalan santai dengan mantel tebal nya, tak peduli mantel nya terkena butiran butiran es itu.

Dia memeluk diri nya sendiri, suhu dingin salju ini menusuk sampai ke tulang. Namun, tak membuat nya mengurung kan niat untuk memenuhi janji nya.

Dia memakai masker hitam dan menutupi mata nya dengan poni rambut nya.

Namun, dia masih bisa melihat jalan.

Langkah nya terhenti di sebuah kafe. Dia memilih duduk di luar kafe.

Persetan, dengan bangku yang akan basah karna mantel nya yang bersalju. Dia tamu di kafe ini, sudah seharus nya dia diistimewakan. Jadi, tak ada masalah kan?

"Dimana sialan itu?" gumam nya.

Jujur saja, di balik masker itu bibir nya bergetar. Bahkan, dia yakin bahwa bibir nya membiru akibat suhu udara yang drastis ini.

"Ingin minum sesuatu?" tawar seorang pelayan pria.

Dia menggeleng, "Tidak. Terima kasih, jika nanti aku haus, aku akan memanggil pelayan,"

Walau suara nya sedikit tidak jelas karna memakai masker, pelayan tersebut mengerti maksudnya dan mengangguk meninggalkan nya sendiri.

Me : Kau dimana?

Lama.

Akhirnya, pesan nya terbalas sekitar 10 menit kemudian.

James : Maaf kan aku Loren. Eloise meminta ku menemani nya ke dokter. Dia seperti nya sakit. Jadi, aku harus membatalkan janji kita.

Me : Aku sudah menunggu mu, dan kau dengan seenak nya membatalkan janji? Demi sahabat pembohong mu itu?

Me : Waah hebat sekali kau keparat.

James : Tutup mulut kotor mu itu! Eloise sahabat ku! Dan juga, baru kali ini aku membatal kan janji kita!

Me : Baru kali ini kata mu? Lalu yang semalam aku menunggu mu sampai larut malam apa nama nya?

James : Sudah lah! Aku mau menemani sahabat ku dulu! Aku malas dengan mu, terlalu dramatis. Terserah mu saja.

Loren hanya membaca pesan itu, tatapan nya berubah sendu.

"James, aku bukan orang yang bisa sembarangan membatal kan janji," gumam nya di balik masker hitam itu.

***

Sudah tiga jam James bersama Eloise.

"Eloise, apa sudah boleh aku menemui Loren? Ku yakin dia masih menunggu ku,"

"Kau jahat James! Aku sahabat mu, aku masih sakit. Dan kau? Karna pacar mu kau berubah!"

"Tidak El! Bukan itu maksud ku. Aku hanya tak enak hati pada nya jika dia menunggu," kilah James.

ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang