Stay

2.2K 88 4
                                    

Nama nya, Ranjala. Biasa di panggil Ranja.

Perempuan imut, menggemaskan, mungil, namun kasian. Karna, di sia sia kan.

Sekarang, Ranjala sedang menatap nanar kekasih nya yang sedang asyik bercumbu dengan seorang wanita.

Ini sudah hal biasa, namun tetap saja rasa nya sama, sangat menyakitkan.

Namun, mau bagaimana lagi? Rasa sakit yang Ranjala rasakan itu tak sebanding dengan rasa cinta nya.

Iya, Ranjala mengakuinya, cinta dan bodoh itu beda tipis.



"Rendi... Kamu udah siap? Aku mau pulang," kata Ranjala menghentikan kegiatan dua manusia itu.

Rendi dengan cepat berbalik menghadap Ranjala, kekasih nya.

Ranjala berbalik badan dan beranjak meninggalkan parkiran pojok yang memang sering sepi ini.

Rendi menahan pergelangan tangan Ranjala.

Menoleh ke belakang dan memberi kode agar perempuan yang tadi bercumbu dengan nya, pergi.

Setelah perempuan itu pergi dengan muka masam, Rendi kembali menghadap Ranjala yang masih tidak mau menghadap nya.

"Ranjala....," lirih nya.

Ranjala berbalik dan tersenyum, Rendi tidak sadar saja jika itu senyum penuh luka.

"Stay...," gumam Rendi sembari menunduk.

Ranjala membebaskan pergelangan tangan nya dari pegangan Rendi.

Perempuan manis itu memegang kedua pundak pacar nya dan tersenyum, "Kapan aku pergi setiap liat kamu gitu?" Ranjala terkekeh, dan kekehan itu tertular pada Rendi.

"Yuk pulang? Udah mau sore," ajak Ranjala lagi dan meneruskan langkah nya.

Rendi menatap punggung perempuan manis itu dengan senyum tampan.

Dengan Ranjala berkata seperti itu, Rendi akan semakin berbuat ulah.







"Ranja! Ayo ikut gue!" teriak Ayu di pintu kelas.

"Ada apa Yu?"

"Ikut aja ayo,"

Ayu menarik tangan Ranjala, membuat sang empu pasrah saja.

"Ngapain ke arah gudang Yu? Serem ah,"

"Ssst! Diem!" perintah Ayu.

Pintu gudang yang terbuka setengah menampakkan dengan jelas, bagaimana dua insan itu saling bercumbu ganas, berperang lidah, dan berlomba untuk mendapatkan lebih dan lebih.

Ranjala melihat jelas, bagaimana kekasih nya, Rendi mulai meraba tubuh perempuan itu.

"Rendi....,"

Rendi sontak tertegun dan menoleh ke arah Ranjala dan Ayu.

Ayu menggeram marah dan mendekati dua insan tadi.

Plak!

Setelah menampar, Ayu mendorong bahu Rendi dengan jari telunjuk nya, tak elak membuat sang empu bahu mundur beberapa langkah.

"Dasar gila!"

Ayu mendong dengan jari telunjuk nya dan Rendi mundur beberapa langkah lagi.

"Bodoh!"

Rendi kembali mundur beberapa langkah.

"Menjijikkan,"

Rendi diam. Tak bersuara.

ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang