Nama ku Aliza.
Dipanggil Liza.
Tapi, lelaki jahat itu memanggil ku seperti nama bias nya, Lisa.
Kan aku kesal jadi nya.
Nama nya Reza! Aku memanggil nya Eza.
Kpopers akut parah!
Fanboy dia!
Terkadang aku bertanya, salah ku apa bisa sampai jatuh cinta dengan Eza.
Cukup sakit sebenarnya saat tak sengaja mendengar nya berkata pada teman nya seperti ini.
"Liza? Pacaran sama Liza? Oh, itu karna dia ada sedikit kemiripan dengan Lalisa."
Ah, mungkin saat itu dia sedang bercanda.
Jadi, aku menepis hal hal buruk yang memasuki otak ku.
"Za, udah dulu dong, kita lagi jalan loh," pujuk ku pada Reza yang tak kunjung lepas pada ponsel nya.
Apalagi selain cuci mata melihat foto Lisa?
"Kamu makan sendiri aja deh Lis, cuma liat foto Lisa aja aku kenyang, hehe,"
Tanpa menoleh kepada ku, ia berkata seperti itu.
Bukan nya aku berlebihan, tapi ini mungkin sudah ke 5000 kali nya ia memanggil ku Lisa.
Nama ku Liza. Bukan Lisa.
"Aku kayak gak pacaran ya? Pacar ku sibuk pacaran sama ponsel nya," sindir ku.
Reza langsung menatap ku tajam, "Kan aku ada disini! Gak cukup! Harus ikut makan? Lalisa, dengar! Aku kenyang!"
"Kita jalan buat makan. Bukan buat nungguin aku makan. Emang kamu makan apa kok bisa udah kenyang?" tanya ku.
"Makan wajah cantik nya Lisa dong!"
Cukup.
Hati ku panas mendengarnya.
Bukan, bukan karna aku ini cemburuan. Hei! Berpikirlah sedikit, perempuan mana yang tidak panas melihat lelaki kesayangan nya memuja wanita lain.
Iya aku tau itu idola nya, tapi ini berlebihan, sangat berlebihan. Tidak bagus, ini sudah sangat amat berlebihan.
Jadi, aku mengambil tas ku dan beranjak dari sana.
"Eh, mau kemana Lis?"
Aku berhenti sebentar, dan menatapnya datar, "Nama ku Liza. Bukan Lisa."
Aku pergi meninggalkan nya dari kafe tersebut.
Sudah ku duga. Ia tidak akan mengejarku.
Huh, Liza! Sadar lah! Dia lebih mementingkan idola nya itu.
Aku kembali ke sekolah seperti biasanya.
Dari semalam, Reza terus menghubungi ku, tapi bodo amat.
Dan yang paling membuat ku marah adalah, dia terus spam chat ku dan memanggilku dengan Lisa.
Dasar tai!
Di ujung koridor, aku melihat Reza sedang bercanda dengan teman nya, Tino. Mereka teman dekat, begitu yang aku tau.
Sesama fanboy.
Dengan sengaja aku lewat di depan nya.
Dan tolol nya, dia tidak melihat ku, namun aku mendengar dia berkata sesuatu yang membuat hati ku seperti di rajam.
"Gimana sama Liza?" tanya Toni.
"Halah, bodoamat lah, gue pacaran ma dia juga karna dia mirip dikit ma Lisa,"
Langkah ku terhenti seketika, dia masih tak melihat ku.
"Waaah, serius lo? Makanya lo sering manggil dia Lisa ya? Kasian bro, dia cewe, gak mikir perasaannya lo?"
"Yaelah Ton. Liza itu cewe kuat kali, hati nya mental baja,"
"Lo tau darimana?"
"Bukti nya, gue muji muji Lisa depan dia, dia biasa aja tuh, gak cemburu,"
Waah hebat sekali si bangsat ini, aku memendam rasa cemburu ku agar dia tidak marah pada ku dan berhenti memuji bias nya itu. Tapi ternyata? Dia malah menyepelekan ku. Hebat! Aku salut sekali.
"Parah, bajingan bener lo jadi cowok Za,"
Ku lihat Reza terkekeh, "Bukan bajingan Ton, tapi pintar, Liza aja yang bodoh,"
Aku sudah tak tahan.
Maka dari itu, aku mendekati nya dan seperti tebakan ku, dia terkaget dan terperanjat.
"L-Lisa..?"
"Nama gue Aliza. Panggilannya Liza,"
"Sejak kapan kamu disini?"
"Sejak lo bilang kalo pacaran sama gue itu cuma karna gue sedikit mirip Lisa,"
Bisa ku lihat, wajah nya berubah tegang.
"Liza, ini gak seperti yang kamu pikirin,"
"Waah, seneng banget gue lo panggil Liza."
"Dengerin aku dulu ya,"
"Males. Gak guna. Gue cuma salut aja sih sama lo, merasa pintar tapi lo tau gak? Di mata gue, lo bodoh banget! Bodoh, tolol, bego! Itu lo!" tandas ku.
"Atas dasar apa lo berani bilang gue bodoh?!" oh, dia menantang ku.
Baik lah, akan ku tunjukkan sepedas apa mulut Aliza Larasati.
"Atas dasar gue! Lo menyianyia kan gue yang jelas jelas adalah berlian," aku tersenyum remeh.
Menurut kalian, aku terlali percaya diri ya?
Ku beritahu ya, gak PD gak hidup!
Ku lihat, Reza tertawa, "PD banget jadi orang, lo pikir, dengan putus nya gue dan lo, gue bakal nyesal gitu?"
"Of course,"
"Mimpi aja Liza, mimpi!" dia tersenyum miring.
Dan ku balas senyum miring juga, "Iya gue mimpi, tapi besok, mimpi itu bakal jadi kenyataan, aduuuh gak sabar nih gue ngeliat lo mohon mohon sama gue minta balikan, hahaha,"
Ku lihat rahang Reza mengeras, "Diam! Tutup mulut lo! Gue cape denger lo ngomong terus!"
"Gue yang ngomong, lo yang cape? Kocak anjir! Tapi, setidak nya hari ini gue seneng, karna di kemudian hari gue bakal liat lo dengan keadaan menyedihkan,"
Dengan senyum miring yang masih terpatri, aku maju selangkah mendekat ke arah Reza.
Jarak kamu mungkin hanya 5 cm.
Aku mendongak melihat nya yang jauh lebih tinggi dari ku.
"Kita selesai. Gak bakal ada lagi 'couple ZaZa' dan gak bakal ada lagi hati Liza manis yang retak karna keberadaan nya tak di anggap dan hanya di jadikan boneka milik Eza."
Entah aku salah lihat atau bagaimana, dia tersentak saat aku menyebutnya Eza.
Sebelum pergi, aku berkata, "Semoga langgeng sama pacar virtual lo itu, gue pamit."
Aku meninggalkan nya.
Meninggalkan hubungan ku dan dia.
Meninggalkan orang orang berkerumun disana.
Melepas predikat couple terkece.
Tak ku sangkat, mulai besok aku adalah Aliza Larasati dengan status jomblo.
Selamat Liza, lo jadi jomblo sekarang.
Walau tak ku sangkal, hati ku berdenyut sakit dengan semua fakta hari ini.
~end~
Kalian butuh sekuel tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short StoryKumpulan cerita pendek berbeda beda genre. selamat membaca. dan jangan lupa vote:). tengkyu