Waktu terakhir

2K 91 5
                                    

Aku memandang kedua orang itu. Mereka sedang melangsungkan pernikahan yang menurutku sangat amat mewah dan berkesan.

Mereka benar benar mengukir sejarah dan kenangan pernikahan hari ini.

Aku mengalihkan pandangan ku saat mereka berciuman diatas altar. Sakit sekali melihat nya.

Lelaki yang sedang melangsungkan pernikahan itu adalah suami ku!

Suami tercinta ku.

Iya, dia menikah lagi.

Aku tak tau dengan jelas apa alasan nya untuk menikah lagi.

Dia hanya bilang, bahwa ia bosan dengan ku.

Klise sekali bukan?

Dia memang pernah bilang untuk kami bercerai saja. Tapi, aku yang bodoh ini tak akan mau melepasnya.

Hei, tidak mudah membangun rumah tangga selama ini.

Kami sudah bersama sama hampir 10 tahun.

5 tahun masa pacaran, dan 5 tahun, masa rumah tangga.

Namun, jika aku menyelidiki nya dengan akal sehat dan pikiran ku.

Aku tahu kenapa ia memutuskan menikah lagi.

——Karna dia butuh penerus untuk perusahaan dan keluarga nya, sementara aku belum juga hamil.

Sudah sebulan kami hidup bertiga. Aku, suami ku, dan istri suami ku yang kedua. Sakit rasanya jika menyebut atau mendengar atau juga mengingat jika tidak hanya aku di hati suami ku.

Bodoh! Sadar lah Luvina! Kau sudah tidak ada di hati nya.

Ya, nama ku Luvina. Semua orang memanggil ku Vina, kecuali Saka
——suamiku. Dia memanggil ku Luv.

Dulu sekali, ia berkata bahwa itu adalah panggilan cinta nya.

Luv itu panggilan sayang ku pada mu. Selain itu memang nama mu. Luv itu juga cinta, sama seperti hati ku, mencintai mu.

Namun, mungkin sekarang, kalimat 'Aku mencintai mu' itu bukan untuk ku lagi.

Nama perempuan itu Dinda.

Dinda itu baik, ramah, sopan santun. Jadi, tak salah jika Saka jatuh hati pada nya.

Sementara aku? Apa aku ini?

Memberi keturunan pun tidak bisa.

Sampai malam itu, Saka mendatangi kamar ku dengan tatapan tajam dan aura menyeramkan.

Ku yakin, dia habis bertengkar dengan Dinda.

Dan aku tau, apa alasan mereka bertengkar.

———Semua karna aku.

Aku.



Jadi lah malam itu, aku meneriakkan nama nya saat ia memukul punggung dan bokong telanjang ku dengan ikat pinggang nya.

Sakit sekali. Punggung ku mungkin sudah membiru.

Dia melampiaskan seluruh emosi nya pada tubuh ku malam itu.

Dia meneriakkan nama Dinda saat mencapai puncak. Dan menyetubuhi ku dengan sangat amat kasar.

Hati ku sudah bagai kaca pecah yang mungkin tak bisa tertata utuh kembali. Sakit sekali.

Aku, Luvina Aliya, menjadi jalang nya malam itu.

Menjadi jalang suami ku sendiri, saat ia bertengkar dengan istri nya yang amat ia cintai.

ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang